Alkali katalis katalis basa akan mempercepat reaksi transesterifikasi bila dibandingkan dengan katalis asam. Katalis basa yang paling popular untuk
reaksi transesterifikasi adalah natrium hidroksida NaOH, kalium hidroksida KOH. Katalis sejati bagi reaksi sebenarnya adalahion metilat
metoksida. Reaksi transesterifikasi akan menghasilkan konversi yang maksimum dengan jumlah katalis 0.5
– 1.5 berat minyak nabati. 5.
Metanolisis Crude dan Refined minyak nabati Perolehan metal ester akan lebih tinggi jika menggunakan minyak nabati
refined. Namun apabila produk metal ester akan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, cukup digunakan bahan baku berupa minyak yang
telah dihilangkan getahnya dan disaring. 6.
Pengaruh temperature Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30
– 65 titik didih metanol sekitar 65
o
C Semakin tinggi temperatur, konversi yang diperoleh akan semakin tinggi untuk waktu yang lebih singkat.
2.2 Biodiesel dari bahan-bahan lainnya
2.2.1 Biodiesel dengan Bahan Baku Biji Karet
Menurut Soemargono, Edy Mulyadi; pemanfaatan biji karet Hevea Brasiliensis, sebagai sumber bahan baku biodiesel merupakan terobosan yang
tepat untuk meningkatkan nilai tambah perkebunan karet. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan pola pemungutan minyak biji karet secara
maksimal dan mendapatkan kondisi proses produksi biodiesel yang memenuhi standar SNI dan ASTM. Proses produksi biodiesel dilakukan menggunakan
prototip alat berkapasitas 20 literjam. Proses esterifikasi dijalankan pada suhu 105
C, penambahan methanol 10 dan katalis asam, waktu 90 menit. Proses trans-esterifikasi dijalankan dalam reaktor alir osilasi dengan dosis katalis 1
berat minyak dan methanol sebanyak 15 berat minyak. Variabel yang dipelajari adalah suhu dan waktu proses. Produk biodiesel dimurnikan dengan sistem
vakum. Dari hasil penelitian ini diperoleh rendemen kernel sebanyak 53 dari berat biji karet. Sedangkan minyak dalam kernel yang dapat dipungut maksimum
Universitas Sumatera Utara
56 dari berat kernel. Karakteristik biodiesel sesuai dengan yang distandarisasikan, yaitu densitas 0,8565 gml, angka asam 0,49, angka iod 62,88,
kadar ester 97,2, flash point 178°C dan panas pembakaran 16183 Jg.
2.2.2 Biodiesel dengan Bahan Baku Kelapa
Minyak kelapa diperoleh dari buah tanaman kelapa atau Cocos nucifera L., yaitu pada bagian inti buah kelapa kernel atau endosperm.
Tanaman kelapa ini memiliki : Famili : Palmae
Genus : Cocos Inti buah tanaman kelapa ini memiliki kandungan minyak kelapa
sebanyak 34 dengan kelembaban 6-8 . Kandungan asam lemak minyak kelapa yang paling banyak adalah asam laurat C12:0 asam
lemak jenuh saturated fatty acid. Pada pembuatan minyak kelapa yang menjadi bahan baku utamanya
adalah daging kelapa. Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak, Tabel 2.2, digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena
kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan
dengan bilangan iod iodine value, maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena bilangan iod minyak tersebut
berkisar antara 7,5 – 10,5.
Minyak kelapa yang belum dimurnikan mengandung sejumlah kecil komponen bukan minyak, misalnya fosfatida, gum sterol 0,06
–0,08, tokoferol 0,003 dan asam lemak bebas kurang dari 5, sterol yang
terdapat di dalam minyak nabati disebut phitosterol dan mempunyai dua isomer, yaitu beta sitoterol C29H50O dan stigmasterol C29H48O.
Stirol bersifat tidak berwarna, tidak berbau, stabil dan berfungsi sebagai stabiliuzer dalam minyak.
Universitas Sumatera Utara
Tokoferol mempunyai tiga isomer, yaitu α-tokoferol titik cair 158o-
160oC, -tokoferol titik cair 138
o -140
o C dan -tokoferol. Persenyawaan tokoferol bersifat tidak
dapat disabunkan, dan berfungsi sebagai anti oksidan. Warna coklat pada minyak yang mengandung protein dan
karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil berasal
dari pemecahan peroksida dengan asam amino dari protein, dan terjadi terutama pada suhu tinggi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh
zat warna dan kotoran – kotoran lainnya.
Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi.
Pada pengolahan minyak menggunakan uap panas maka warna kuning yang disebabkan oleh karoten akan mengalami degradasi. Daging buah
kelapa dapat diolah menjadi santan juice extract. Santan kelapa ini dapat dijadikan bahan penganti susu atau dijadikan minyak.
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa
Asam lemak Rumus kimia
Jumlah Asam lemak jenuh
Asam kaproat C
5
H
11
COOH 0,0
– 0,8 Asam kaprilat
C
7
H
15
COOH 5,5
– 9,5 Asam kaprat
C
9
H
19
COOH 4,5
– 9,5 Asam laurat
C
11
H
23
COOH 44,0
– 52,0 Asam miristat
C
13
H
27
COOH 13,2
– 19,0 Asaam palmitat
C
15
H
31
COOH 7,5
– 10,0 Asam stearat
C
17
H
35
COOH 1,0
– 3,0
Asam lemak tidak jenuh
Asam palmitoleat C
15
H
29
COOH 0,0
– 1,3 Asam oleat
C
17
H
33
COOH 5,0
– 8,0
Universitas Sumatera Utara
Asam linoleat C
17
H
31
COOH 1,5
– 2,5
2.2.3 Biodiesel dengan Bahan Baku Sawit