Kondisi Injektor Pengujian Performansi Motor Bakar Diesel

 Dari tren grafik diperoleh persentase Heat Loss yang tertinggi pada Akra Sol diakibatkan suhu exhaust yang dikeluarkan pada penggunaan Akra Sol relatif lebih tinggi, hal ini terjadi karena nilai kalor bahan bakar Akra Sol yang paling tinggi dari semua bahan bakar yang tersedia. Selain itu juga diakibatkan oleh putaran yang tinggi karena adanya kecenderungan peningkatan suhu exhaust pada putaran yang lebih tinggi.

4.3.10 Kondisi Injektor

Untuk mengetahui hasil pembakaran pada ruang bakar maka diperlukan untuk mengetahui kondisi injektor. Gambar 4.20 Kondisi injektor Keterangan: 1 2 3 4 5 6 Universitas Sumatera Utara 1. Kondisi awal injektor 2. Kondisi injektor setelah pembakaran bahan bakar Akra Sol 3. Kondisi injektor setelah pembakaran bahan bakar Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen 5 4. Kondisi injektor setelah pembakaran bahan bakar Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen 10 5. Kondisi injektor setelah pembakaran bahan bakar Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen 15 6. Kondisi injektor setelah pembakaran bahan bakar Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen 20 Dari kondisi tersebut dapat dilihat bahwa kondisi injektor paling kotor adalah pada pembakaran bahan bakar Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen 20, hal ini menunjukkan bahwa pembakaran pada bahan bakar Akra Sol + biodiesel 20 kurang sempurna sehingga meningggalkan sisa pembakaran di ruang bakar yang menyebabkan injektor kotor. Hal ini disebabkan penyaringan biodiesel yang kurang sempurna yaitu pemisahan biodiesel dari kandungan gliserolnya. Perlu dilakukan beberapa kali penyaringan untuk mendapatkan biodiesel yang murni tanpa ada endapan gliserol yang tersisa sehingga proses pembakaran dapat berlangsung secara sempurna dan tidak meninggalkan residu karbon pada injector. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Semakin besar putaran mesin dan pembebanan yang diberikan maka semakin besar torsi yang dihasilkan. Torsi maksimum diperoleh pada bahan bakar Akra Sol beban 4,5 kg putaran 2800 rpm, yaitu sebesar 11,8 N.m sedangkan torsi Minimum pada bahan bakar Akra Solar + biodiesel Biji Wijen 20 beban 3,5 kg dan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 4,4 N.m. Persentase penurunan torsi dengan penggunaan Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen terjadi hingga 36,44 . 2. Daya yang dihasilkan dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin dan pembebanan daya, semakin tinggi putaran dan pembebanan daya maka semakin tinggi pula daya yang akan dihasilkan. Selain itu daya juga dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar, semakin tinggi nilai kalor bahan bakar maka daya yang terbangkitkan akan semakin besar. Daya maksimum diperoleh pada penggunaan bahan bakar Akra Sol dengan beban 4,5 kg, putaran 2800 rpm yaitu sebesar 3,45 kW. Sedangkan Daya minimum pada bahan bakar Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen 20 beban 3,5 kg diperoleh pada putaran 1800 rpm, yaitu sebesar 0,82 kW. Persentase penurunan daya dengan penggunaan Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen terjadi hingga 36,44 . 3. Semakin tinggi putaran dan pembebanan mesin maka semakin kecil AFR. Hal ini disebabkan oleh putaran dan beban maksimal mesin mengalami “overlap” dimana pada saat ini terjadi proses pembakaran yang sangat cepat dimana diperlukan bahan bakar dengan jumlah besar, sehingga diperlukan udara yang besar pula untuk mengimbangi pembakaran bahan bakar tersebut. Nilai AFR maksimum pada bahan Akra Sol dengan beban 3,5 kg dan putaran 2200 rpm yakni sebesar 91,95 sedangkan nilai AFR minimum pada campuran bahan bakar Akra Sol + Biodiesel Wijen 20 dengan beban 4,5 kg dan putaran 1800 rpm yaitu sebesar 55,79. Persentase penurunan AFR dengan penggunaan Akra Sol + Biodiesel Biji Wijen terjadi hingga 9,22 . Universitas Sumatera Utara