Alat dan Bahan Pengumpulan Bahan Tumbuhan Pemeriksaan Karakteristik Umbi Bawang Putih Hewan Percobaan Pembuatan Ekstrak Air Bawang Putih Allium sativum L.

25

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian meliputi penyiapan sampel,pembuatan ekstrak air bawang putih EABP, penyiapan hewan percobaan, pengamatan perilaku penolakan tikus dan daya tahan efek repellent nabati. Data hasil penelitian dianalisis dengan ANOVA analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 18 dengan taraf kepercayaan 95. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurungan uji, plastik transparan, wadah tempat ekstrak air bawang putih, blender, beaker glass 1000 mL, kertas label, lakban, plastik transparan. 3.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tumbuhan, yaitu bawang putih Allium sativum L., aquadest, dan tikus putih. Universitas Sumatera Utara 26

3.2 Pengumpulan Bahan Tumbuhan

3.2.1 Pengumpulan bahan tumbuhan

Pengambilan bahan tumbuhan umbi dilakukan secara purposive yaitu tanpa membandingkan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang diambil yaitu bawang putih dari Pasar Pringgan Medan Baru, Provinsi Sumatera Utara.

3.2.2 Identifikasi tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI.

3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi

3.3.1 Pereaksi Mayer

Sebanyak 1,4 g raksa II klorida dilarutkan dalam air suling hingga 60 mL, pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 10 mL air suling, kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mLDepkes RI., 1995.

3.3.2 Pereaksi Dragendorff

Sebanyak 0,8 g bismut III nitrat ditimbang, dilarutkan dalam 20 mL asam nitrat pekat, pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium iodida, dilarutkan dalam 50 mL air suling, kemudian kedua larutan dicampurkan dan didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan diencerkan dengan air suling hingga volume larutan 100 mLDepkes RI., 1995. Universitas Sumatera Utara 27

3.3.3 Pereaksi Bouchardat

Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, dilarutkan dalam air suling secukupnya, lalu ditambahkan 2 g iodium kemudian ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mLDepkes RI., 1995.

3.3.4 Pereaksi Molisch

Sebanyak 3 g α-naftol ditimbang, dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes RI.,1995.

3.3.5 Pereaksi Liebermann-Burchard

Sebanyak 5 bagian volume asam sulfat pekat dicampurkan dengan 50 bagian volume etanol 95.Kemudian ditambahkan dengan hati-hati 5 bagian volume asam asetat anhidrida ke dalam campuran tersebut dan dinginkan Depkes RI., 1995. 3.3.6 Pereaksi besi III klorida 1 Sebanyak 1 g besi III klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air secukupnya hingga diperoleh larutan 100 mLDepkes RI., 1995. 3.3.7 Pereaksi timbal II asetat Sebanyak 15,17 g timbal II asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling bebas karbon dioksida sebanyak 100 mLDepkes RI., 1995. 3.3.8 Pereaksi natrium hidroksida 2 N Sebanyak 8 g kristal natrium hidroksida dilarutkan dengan air suling sebanyak 100 mLDepkes RI., 1995.

3.3.9 Pereaksi asam klorida 2 N

Sebanyak 17 mL larutan asam klorida pekat ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mLDepkes RI., 1995. Universitas Sumatera Utara 28

3.3.10 Pereaksi asam sulfat 2 N

Sebanyak 5,5mL larutan asam sulfat pekat ditambahkan air suling sampai 100 mLDepkes RI., 1995.

3.4 Pemeriksaan Karakteristik Umbi Bawang Putih

Pemeriksaan karakteristik umbi bawang putih meliputi pemeriksaan makroskopik. Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk luar dari umbi bawang putih.

3.5 Skrining Fitokimia

3.5.1 Pemeriksaan alkaloida

Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, ditambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air suling, dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit, didinginkan dan disaring, filtrat dipakai untuk uji alkaloida. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 0,5mL filtrat. Pada tabung I: ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer, akanterbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning Pada tabung II :ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff, akan terbentuk endapan berwarna coklat atau jingga kecoklatan. Pada tabung III: ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat, akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai kehitaman. Alkaloid disebut positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada dua atau tiga dari percobaan di atas Depkes RI., 1995. Universitas Sumatera Utara 29

3.5.2 Pemeriksaan flavonoida

Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 10 g, ditambahkan 10 mL air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 mL filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 mL asam klorida pekat dan 2 mL amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.

3.5.3 Pemeriksaan saponin

Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 mL air suling panas, didinginkan, kemudian dikocok kuat- kuat selama 10 detik. Saponin positif jika terbentuk busa yang stabil tidak kurang dari 10 menit setinggi 1 sampai 10 cm dan dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang Depkes RI., 1995.

3.5.4 Pemeriksaan glikosida

Sebanyak 3 g serbuk simplisia ditimbang, disari dengan 30 mL campuran dari 7 bagian etanol 95 dengan 3 bagian air suling 7:3 dan 10 mL asam klorida 2N. Kemudiaan direfluks selama 10 menit, didinginkan, lalu disaring. Diambil 20 mL filtrat ditambahkan 25 mL air suling dan 25 mL timbal II asetat 0,4 M dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 mL campuran isopropanol dan kloroform 2:3, perlakuan ini diulangi sebanyak 3 kali.Sari air dikumpulkan dan ditambahkan Na 2 SO 4 anhidrat, disaring, kemudiaan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50 C, sisanya dilarutkan dalam 2 mL metanol. Larutan sisa digunakan untuk percobaan berikut, 0,1mL larutan percobaan dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian diuapkan di atas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 mL air dan 5 tetes larutan perekasi Molish, lalu ditambahkan dengan perlahan-lahan 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuk Universitas Sumatera Utara 30 cincin ungu pada batas kedua cairan, menunjukkan adanya ikatan gula glikon atau glikosida Depkes RI., 1995. 3.5.5 Pemeriksaan glikosida antrakuinon Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,2 g, ditambahkan 5 mL asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 mL benzen, dikocok dan didiamkan. Lapisan benzen dipisahkan dan disaring.Di kocok lapisan benzen dengan 2 mL NaOH 2 N, didiamkan.Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzen tidak berwarna menunjukkan adanya antrakuinon Depkes RI., 1995.

3.5.6 Pemeriksaan tanin

Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, disari dengan 10 mL air suling lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 mL dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida 1. Jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin.

3.5.7 Pemeriksaan steroida dan triterpenoida

Sebanyak 1 g sebuk simplisia ditimbang, dimaserasi dengan 20 mLn- heksan selama 2 jam, disaring, lalu filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 20 tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Lieberman-burchard, timbulnya warna biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida, sedangkan warna merah, merah muda atau ungu menunjukkan adanya triterpenoid Harborne, 1987.

3.6 Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang akan digunakan adalah 5 ekor tikus putih mempunyai bobot badan ± 200 gram. Universitas Sumatera Utara 31

3.7 Pembuatan Ekstrak Air Bawang Putih Allium sativum L.

Pembuatan ekstrak air bawang putih dilakukan secara maserasi. Maserasi merupakan teknik estraksi yang dilakukan untuk bahan yang tidak tahan pemanasan.Maserasi dilakukan pada suhu ruang untuk mencegah penguapan dan maserasi lebih baik dilakukan pada suhu 20-30 o C Yenie, 2013. Adapun cara pembuatan dari ekstrak air bawang putih yaitu dengan cara menimbang bawang putih yang sudah dikupas terlebih dahulu sesuai dengan dosis perlakuan sebanyak misalnya 100g, lalu diblender sampai halus dengan menambahkan 250 mL air 14 liter air, kemudian bawang putih yang sudah halus dimasukkan ke dalam wadahbeaker glass lalu masukkan sisa pelarut air yaitu 750 mL 34 liter air, setelah itu wadah ditutup dengan plastik.Rendam selama 6 jam pertama sambil sekali-sekali diaduk, kemudian didiamkan selama 18 jam agar zat-zat aktif yang terkandung di dalam bawang putih larut di dalam pelarut setelah itu diserkai dengan kain flannel, kemudian ampas diserkai kembali dengan pelarut air sampai didapatkan volume yang cukup yaitu 1000 mL Istiqomah, 2013. Begitu seterusnya pembuatan ekstrak air bawang putih untuk semua dosis perlakuan.Setelah itu cairan bawang putih siap untuk diaplikasikan.

3.8 Uji Pendahuluan

Dokumen yang terkait

Uji Antibakteri Ekstrak Air Bawang Putih (Allium Sativum) dan Hasil Hidrolisis Enzimatis Minyak Kelapa Murni serta Kombinasinya terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare

8 122 176

Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Kadar Kolesterol Mencit (Mus Musculus L. Strain DDW) yang Diinduksi Alloxan

6 122 85

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang putih (Allium sativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel Germinal Tikus Jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley

1 26 89

PENDAHULUAN Uji Efek Antiinflamasi Minyak Atsiri Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Edema pada Telapak Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar.

0 3 4

Uji Efek Repellent Nabati Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bawang Putih 2.1.1 Taksonomi - Uji Efek Repellent Nabati Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar

0 0 18

UJI EFEK REPELLENT NABATI EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

0 0 15

DAFTAR ISI - EFEK EKSTRAK KULIT UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR DIABETES MELITUS - Unissula Repository

0 0 9

EFEK EKSTRAK KULIT UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR DIABETES MELITUS - Unissula Repository

0 1 6