28
3.3.10 Pereaksi asam sulfat 2 N
Sebanyak 5,5mL larutan asam sulfat pekat ditambahkan air suling sampai 100 mLDepkes RI., 1995.
3.4 Pemeriksaan Karakteristik Umbi Bawang Putih
Pemeriksaan karakteristik umbi bawang putih meliputi pemeriksaan makroskopik. Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk
luar dari umbi bawang putih.
3.5 Skrining Fitokimia
3.5.1 Pemeriksaan alkaloida
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, ditambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air suling, dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit,
didinginkan dan disaring, filtrat dipakai untuk uji alkaloida. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 0,5mL filtrat.
Pada tabung I: ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer, akanterbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning
Pada tabung II :ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff, akan terbentuk endapan berwarna coklat atau jingga kecoklatan.
Pada tabung III: ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat, akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai kehitaman.
Alkaloid disebut positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada dua atau tiga dari percobaan di atas Depkes RI., 1995.
Universitas Sumatera Utara
29
3.5.2 Pemeriksaan flavonoida
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 10 g, ditambahkan 10 mL air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 mL
filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 mL asam klorida pekat dan 2 mL amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi
warna merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.
3.5.3 Pemeriksaan saponin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 mL air suling panas, didinginkan, kemudian dikocok kuat-
kuat selama 10 detik. Saponin positif jika terbentuk busa yang stabil tidak kurang dari 10 menit setinggi 1 sampai 10 cm dan dengan penambahan 1 tetes asam
klorida 2 N buih tidak hilang Depkes RI., 1995.
3.5.4 Pemeriksaan glikosida
Sebanyak 3 g serbuk simplisia ditimbang, disari dengan 30 mL campuran dari 7 bagian etanol 95 dengan 3 bagian air suling 7:3 dan 10 mL asam klorida
2N. Kemudiaan direfluks selama 10 menit, didinginkan, lalu disaring. Diambil 20 mL filtrat ditambahkan 25 mL air suling dan 25 mL timbal II asetat 0,4 M
dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 mL campuran isopropanol dan kloroform 2:3, perlakuan ini diulangi sebanyak 3 kali.Sari air
dikumpulkan dan ditambahkan Na
2
SO
4
anhidrat, disaring, kemudiaan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50
C, sisanya dilarutkan dalam 2 mL metanol. Larutan sisa digunakan untuk percobaan berikut, 0,1mL larutan percobaan
dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian diuapkan di atas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 mL air dan 5 tetes larutan perekasi Molish, lalu ditambahkan
dengan perlahan-lahan 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuk
Universitas Sumatera Utara
30
cincin ungu pada batas kedua cairan, menunjukkan adanya ikatan gula glikon
atau glikosida Depkes RI., 1995. 3.5.5 Pemeriksaan glikosida antrakuinon
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,2 g, ditambahkan 5 mL asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 mL benzen, dikocok dan
didiamkan. Lapisan benzen dipisahkan dan disaring.Di kocok lapisan benzen dengan 2 mL NaOH 2 N, didiamkan.Lapisan air berwarna merah dan lapisan
benzen tidak berwarna menunjukkan adanya antrakuinon Depkes RI., 1995.
3.5.6 Pemeriksaan tanin