7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bawang Putih
2.1.1 Taksonomi
Garlic atau bawang putih telah digunakan sebagai obat dalam herbal medicine sejak ribuan tahun yang lalu.Pada tahun 2700–1900 sebelum Masehi
bawang putih telah digunakan oleh pekerja-pekerja bangunan piramid sebagai obat penangkal penyakit dan rasa letih.Sekitar tahun 460 sebelum Masehi
khasiatnya telah dipuji oleh Hippocrates dan pada tahun 384 sebelum Masehi oleh Aristotle.Saat Perang Dunia tahun 1914–1918 bawang putih digunakan oleh
tentara Perancis untuk mengobati luka, dan pada serangan wabah penyakit mulut dan bawang putih dapat berkhasiat melindungi ternak mereka dari wabah penyakit
tersebut Sunarto dan Susetyo, 1995. Kedudukan bawang putih secara botani Hutapea, 2000 yaitu:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum Linn
Universitas Sumatera Utara
8
Uraian makrokopis bawang putih adalah sebagai berikut Kartasapoetra, 1992 : a. Merupakan umbi majemuk dengan bentuk rata-rata hampir bulat, bergaris
tengah sekitar 4 sampai 6 cm. bBerwarna putih, terdiri dari beberapa suing 8-20 siung, yang seluruhnya
terbungkus oleh 3-5 selaput tipis berwarna putih. c. Tiap siungnya diliputi atau terbungkus pula dalam selaput tipis, selaput luar
berwarna mendekati putih dan agak longgar, sedangkan selaput dalam membungkus ketat-melekat pada bagian luar daging suing, berwarna merah
jambu yang mudah lepas atau dikupas. Akar bawang putih berbentuk serabut dengan panjang maksimum 1 cm.
Akar yang tumbuh pada batang pokokredumenter tidak sempurna berfungsi sebagai alat pengisap makanan.Daunnya panjang, pipih dan tidak berlubang,
dengan banyak daun 7-10 helai pertanaman.Pelepah daunnya yang memanjang merupakan batang semu.Bentuk bunga bawang putih adalah majemuk bulat dan
dapat membentuk biji.Biji tersebut tidak bisa digunakan untuk pembiakan.Tidak semua jenis bawang putih dapat berbuga Santoso, 1989.
2.1.2 Kandungan Kimia Bawang Putih
Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung Oey, 1998 : a. Energi 112 kkal 477 KJ
b. Air 71 g c. Protein 4,5 g
d. Lemak 0,20 g e. Hidrat arang 23,10 g
f. Mineral 1,2 g
Universitas Sumatera Utara
9
g. Kalsium 42 mg h. Fosfor 134 mg
i. Besi 1 mg j. Vitamin B1 0,22 mg
k. Vitamin C 15 mg Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif
awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid Priskila, 2008.
Bawang putih memiliki dua komponen kimiawi yaitu komponen larut lemak dan komponen larut dalam air. Komponen larut lemak meliputi komponen
gugus sulfide yang berbau dan kurang stabil dibanding komponen yang larut air antara lain dially sulfide, dially disulfide, dialy trisulfide dan allyl metal trisulfida,
Komponen larut air meliputi derivate sistein, termasuk S-allyl sistein, S-allyl sistein, metal sistein serta gamma-glutamil sistein Nurul, 2010.
Bau khas pada bawang akan timbul bila jaringan tanaman tersebut terluka, karena prekursor bau dan cita rasa terletak pada bagian sitoplasma. Umbi bawang
putih jika dipotong memberikan bau yang tajam dan khas, karena mengandung minyak atsiri yang terdiri dari senyawa belerang.Hasil identifikasi menunjukkan
bahwa seperlima kandungan minyaknya merupakan senyawa belerang Priskila, 2008.
Bawang putih utuh mengandung γ-glutamil sistein dalam jumlah besar. Komponen ini dapat mengalami proses hidrolisis dan oksidasi menjadi alliin yang
terakumulasi secara alami selama penyimpanan pada suhu kamar Priskila, 2008. Aliin adalah suatu asam amino bersifat tidak stabil dan berupa suatu senyawa
Universitas Sumatera Utara
10
belerang yang aktif dengan struktur yang tidak jenuh Nurul, 2010. Bila bawang putih diolah, enzim yang terdapat pada vakuola, yaitu aliinase, akan mengubah
alliin menjadi allisin Priskila, 2008. Bawang putih Allium sativum, seperti tanaman lain, memiliki sistem
pertahanan yang baik dengan berbagai macam komponen seperti pada sistem imun manusia.Untuk melindungi dirinya dari serangga dan jamur, bawang putih
secara enzimatik memproduksi allisin ketika terluka.Dengan begitu, allisin merupakan suatu repellent alami.Allisin ditemukan oleh Cavallito pada tahun
1944 yang pertama kali mencatat mengenai kemampuan antimikrobial bawang putih.Allisin dianggap sebagai suatu komponen yang jarang ditemukan dalam
tubuh. Allisin dianggap hanya sebagai senyawa transisi yang secara tepat terdekomposisi menjadi senyawa lain. Allisin yang diekstrak dari bawang putih
dapat kehilangan khasiatnya selama beberapa jam berubah menjadi senyawa yang mengandung sulfur yang lain. Allisin merupakan suatu bahan cair berminyak
berwarna kuning, dimana gugus SO yang dimilikinya menyebabkan bau yang khas pada bawang putih Alip, 2010.Alisin dapat membunuh kuman-kuman
penyakit bersifat antibakteri Nurul, 2010. Bawang putih juga mengandung beberapa senyawa yang bermanfaat
seperti scordinin yang dapat mempercepat pertumbuhan tubuh dan sebagai antioksidan. Scordinin memiliki peranan sebagai enzim pendorong pertumbuhan
yang efektif dalam proses germinasi dan pengeluaran akar. Jika allisin bekerja untuk memberantas penyakit bagi orang yang memakan bawang putih, maka
scordinin berperan terhadap pertumbuhan dan daya tahan tubuh Wibowo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
11
2.2 Tikus Rumah Rattus rattus diardii