38
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumentasi RSU Dr. Pirngadi Medan. Data yang diperoleh meliputi waktu kerja tersedia, BOR, LOS, BTO,
TOI, dan jadwal shift perawat, jumlah pasien rawat inap, jumlah tempat tidur yang tersedia yang diperoleh melalui wawancara dengan bagian keperawatan dan
dokumen rumah sakit.
3.5 Defenisi Operasional
Untuk lebih mengarahkan dalam pembahasan penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional yang meliputi:
1. Menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah kegiatan menghitung waktu
kerja efektif selama kurun waktu satu tahun untuk masing-masing kategori
SDM yang bekerja pada Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan
2. Menetapkan
unit kerja
dan kategori
SDM adalah
kegiatan mengidentifikasi dan mengenali unit-unit kerja yang ada pada Instalasi
Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan 3.
Menetapkan standar beban kerja adalah menghitung volumekuantitas kegiatan pokok yang dapat dikerjakan selama satu tahun sesuai dengan
waktu kerja tersedia dan rata-rata waktu per kegiatan pokok yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM pada Instalasi Rawat Inap RSU Dr.
Pirngadi Medan 4.
Menetapkan standar Kelonggaran adalah kegiatan menghitung waktu untuk menyelesaikan tiap faktor kelonggaran disbanding dengan waktu
Universitas Sumatera Utara
39
kerja tersedia untuk masing-masing kategori SDM pada Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan
5. Menghitung Kebutuhan SDM adalah kegiatan menghitung SDM sesuai
dengan kuantitas kegiatan pokok, standar beban kerja dan standar kelonggaran pada masing-masing kategori SDM selama kurun waktu satu
tahun pada Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan. 6.
Mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menggunakan metode WISN. Metode Workload Indicator Staff Need WISN adalah
metode untuk menghitung kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban kerja yang nyata yang dilaksanakan oleh perawat dan bidan pada
Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan.
3.6 Metode Pengukuran Data
Setelah data diperoleh dari pembagian kuesioner dan observasi, segera dilakukan perhitungan data. Pertama, dengan mengelempokkan pola kegiatan atas
kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, kegiatan lain tidak produktif. Setelah itu, data waktu kerja produktif bersama data-data sekunder dimasukkan ke dalam
rumus perhitungan jumlah kebutuhan tenaga dari Workload Indicator Staff Need WISN. Langkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN ini meliputi 5
langkah, yaitu: 1.
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia a.
Hari Kerja A b.
Cuti Tahunan B
Universitas Sumatera Utara
40
c. Pendidikan dan pelatihan C
d. Hari Libur Nasional.D
e. Ketidak hadiran kerja E
f. Waktu kerja F
Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menetapkan waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut:
Waktu Kerja Tersedia = {A – B+C+D+E} x F
2. Menetapkan Unit Kerja Dan Kategori SDM
3. Menyusun Standar Beban Kerja
4. Menyusun Standar Kelonggaran
5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Per Unit Kerja
Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, kebutuhan SDM untuk tiap kegiatan pokok terlebih dahulu di jumlahkan sebelum di tambahkan dengan
Standar Kelonggaran masing-masing Kategori SDM.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.2 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
4.2.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
Rumah Sakit Umum Pirngadi terletak di Jalan Prof. H. M. Yamin, SH No 47 Medan didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh pemerintah Kolonial Belanda
dengan nama “GEMENTA ZIEKEN HUIS” yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berumur 10 tahun bernama Maria Constantia Macky
anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur Dr. W. Bays. Dengan masuknya Jepang ke Indonesia, Rumah Sakit ini diambil dan berganti
nama menjadi “SYURITSU BYUSONO INCE” dan sebagai direktur dipercayakan kepeda putra Indonesia “Dr. RADEN PIRNGADI GONGGO
PUTRO” yang akhirnya ditabalkan menjadi nama Rumah Sakit ini hingga sekarang.
Setelah Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, RSU Pirngadi langsung diambil alih dan diurus oleh Pemerintah Pusat Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Tidak diperoleh data yang pasti kapan RSU Dr Pirngadi ini diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Sumatera Utara. Setelah
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi milik Kota Medan, Pemerintah Kota Medan mempunyai perhatian dan tekad yang besar untuk kemajuan Rumah Sakit
Pirngadi melalui pembenahan dan perbaikan di segala bidang, hal ini diwujudkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 30 Tahun 2002 tanggal 6 September
2002 tentang Perubahan Kelembagaan RSU Dr. Pirngadi menjadi Badan
Universitas Sumatera Utara