Standar Kelonggaran Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Umum Analisis Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Umum Dr.

Sesuai dengan KEPMENKES RI Nomor 81MenkesSKI2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Prvinsi, KabupatenKota serta Rumah Sakit disebutkan bahwa rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pokok, oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional prosedur SOP, sarana dan prasarana medik yang tersedia serta kompetensi SDM.

5.5 Standar Kelonggaran Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Umum

Dr. Pirngadi Medan Dalam mendapatkan informasi mengenai waktu kelonggaran pada tenaga keperawatan, peneliti melakukan wawancara terhadap tenaga keperawatan yang menjadi responden peneliti. Hasil wawacara yaitu tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tidak memiliki jadwal menetap untuk mengikuti rapat untuk setiap tenaga keperawatan. Melainkan adanya perwakilan tenaga keperawatan setiap ruang rawat inap untuk mengikuti rapat. Hal ini mencegah agar tidak terjadi kekosongan tenaga keperawatan di setiap ruang rawat inap. Menurut hasil wawancara diperoleh informasi bahwa kegiatan seperti ibadah, menyusun obat dan alat, menyusun kebutuhan bahan dan obat habis pakai serta menyusun laporan kegiatan dilakukan oleh tenaga keperawatan pada saat waktu kerja. Dari hasil pehitungan menggunakan data jumlah waktu per faktor kelonggaran yang ada dan membandingkannya dengan waktu kerja tersedia yaitu Universitas Sumatera Utara sebesar 0,179 per tahun. Dibandingkan dengan hasil penelitian Rini 2014, standar kelonggaran yang didapat dari hasil observasi dan wawancara adalah 0,022 per tahun. Hal ini menunjukkan perbedaan yang terletak pada waktu kerja tersedia serta waktu per faktor kelonggaran yang ditetapkan pada instalasi rawat inap setiap rumah sakit.

5.6 Analisis Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Umum Dr.

Pirngadi Medan Penetapan jumlah tenaga keperawatan di rumah sakit disesuaikan dengan kategori yang akan dibutuhkan untuk asuhan keperawatan pasien di setiap unit. Ada beberapa metode yang dipakai sebagai acuan untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga keperawatan. Menurut SK MENKES RI No. 81MenkesSKI2004 salah satu metode yang telah dikembangkan Departemen Kesehatan untuk menghitung kebutuhan tenaga rumah sakit adalah metode Workload Indicator Staff Need WISN, yang berakar pada beban kerja personel. Metode perhitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja WISN adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga alokasirelokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional. Kelebihan metode ini yakni mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis Depkes, 2004. Dalam penelitian ini, metode perhitungan yang digunakan adalah metode Workload Indicator Staff Need WISN. Prinsip WISN yaitu didasarkan pada informasi apa yang akan dihasilkan dan bagaimana informasi ini dapat digunakan Universitas Sumatera Utara oleh pihak manajemen pelayanan kesehatan untuk memperbaiki situasi tenaga kesehatan lebih efektif. Berikut adalah tabel perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di 5 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016. Tabel 5.1 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Lima Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016 No. Ruangan Tersedia orang Kebutuhan orang 6. Penyakit Dalam R. Asoka 27 27 7. Onkologi Tulip 2 18 23 8. Umum R. Dahlia 2 30 16 9. Obstetri Tulip 1 19 16 10. ICU R. ICU 14 13 Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa ada pebedaan ketersediaan tenaga keperawatan dengan kebutuhan tenaga keperawatan dengan menggunakan metode WISN. Perbedaan dapat disebabkan karena adanya perbedaan metode perhitungan yang digunakan pihak rumah sakit dengan metode perhitungan yang digunakan oleh peneliti. Lain hal, jika ditinjau dari jumlah data kunjungan pasien rawat inap dari tahun 2014 sampai dengan jumlah data kunjungan pasien rawat inap tahun Universitas Sumatera Utara 2015 yang semakin menurun dan menyebabkan penurunan terhadap indikator pelayanan rumah sakit ini, sehingga hal ini berdampak pada kelebihan tenaga keperawatan di instalasi rawat inap yang diteliti. Salah satu penyebab menurunnya jumlah kunjungan pasien pada rawat inap adalah adanya sistem rujukan berjenjang yang diterapkan. Dengan memperhatikan kecenderungan kebutuhan tenaga keperawatan diatas, di RSU Dr. Pirngadi Medan terdapat kelebihan tenaga keperawatan . sebagai unit pelayanan kesehatan non profit RSU Dr. Pirngadi Medan tetap mengutamakan ketersediaan SDM khususnya tenaga keperawatan, namun diperlukan upaya-upaya agar tenaga keperawatan yang tersedia didayagunakan secara efisien. Dalam pelayanan keperawatan kelebihan tenaga keperawatan tidak menjamin peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan, melainkan terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan kualitas pelayanan keperawatan oleh karena adanya penurunan motivasi kerja serta penyimpangan fungsi dan tugas dari tenaga keperawatan tersebut. Sebaliknya, terdapat kekurangan tenaga keperawatan di ruang Tulip 2, hal ini akan menyebabkan tingginya beban kerja. Beban kerja yang tinggi dapat dengan mudah menimbulkan kelelahan dan stress kerja. Kelelahan dan stress kerja perawat dalam bekerja dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan kerja yang akan menyebabkan kemunduran kualitas atau penampilan kerja. Kelelahan keja perawat juga dapat memberi dampak pada asuhan pelayanan yang diberikan tidak akan optimal. Universitas Sumatera Utara Pemenuhan tenaga keperawatan dengan menggunakan metode WISN bukanlah menjadi metode yang mutlak yang harus dilakukan pihak rumah sakit. Akan tetapi, WISN yang adalah salah satu metode dai pemerintah dalam perencanaan memenuhi kebutuhan dan distribusi dari tenaga kesehatan. Dengan adanya perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dapat memberikan kemudahan pihak rumah sakit dalam hal perencanaan kebutuhan mendatang akan tenaga kesehatan pada fasilitas kesehatan bersangkutan, hasil dari perhitungan WISN akan dapat memberikan gambaran dari kurangnya atau lebihnya tenaga kesehatan yang tersedia hal ini dapat memudahkan pengalokasian tenaga kesehatan diharapkan dapat membantu meringankan beban kerja tenaga kesehatan bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis Sumber Daya Manusia Tenaga Keperawatan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Tahun 2014

17 237 131

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEED (WISN) DI INSTALASI RAWAT INAP BAGIAN INTERNA RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

0 28 19

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEED (WISN) DI INSTALASI RAWAT INAP BAGIAN INTERNA RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

0 35 102

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEED (WISN) DI INSTALASI RAWAT INAP BAGIAN INTERNA RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

0 32 17

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEED (WISN) DI INSTALASI RAWAT INAP BAGIAN INTERNA RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

0 18 19

Analisis beban kerja dan kebutuhan tenaga perawat pelaksana dengan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) di Instalasi Rawat Inap Tulip RSUD Kota Bekasi Tahun 2015

7 48 134

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DENGAN METODE WORKLOAD Analisis Kebutuhan Tenaga Dengan Metode Workload Indicator Staffing Need (Wisn) Pada Instalasi Rekam Medik RSUD Sultan Imanuddin Pangkalanbun.

0 6 13

SKRIPSI ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA DENGAN METODE WORKLOAD Analisis Kebutuhan Tenaga Dengan Metode Workload Indicator Staffing Need (Wisn) Pada Instalasi Rekam Medik RSUD Sultan Imanuddin Pangkalanbun.

1 3 16

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (Wisn) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan

0 0 18

KEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) BAGIAN PENDAFTARAN

0 1 7