Tabel 4.9 hasil pengujian air sumur setelah diolah dengan elektrokogulasi dan karbon aktif tempurung kelapa dibandingkan dengan Tabel 4.8 hasil
pengujian air sumur setelah diolah dengan filter karbon aktif tempurung kelapa menunjukkan penurunan konsentrasi logam Fe sebesar 15,23 dari 0,105 mgl
menjadi 0,089 mgl, konsentrasi logam Al sebesar 89,62 dari 0,054 mgl menjadi 0,0056, bakteri E.Coli dari 5 APM100ml menjadi 1,8
APM100ml tidak terdapat pertumbuhan bakteri dan Coliform sebesar 99,51dari 920 APM100ml menjadi 4,5APM100 ml.
Penurunan konsentrasi logam Fe, logam Al, pada proses elektrokoagulasi dan difilter karbon aktif tempurung kelapa dikarenakan adanya pengaruh proses
elektrokoagulasi, dimana logam Fe tereduksi bersama flok – flok yang
kemudian mengendap dan logam Al teroksidasi bersama dengan air sumur. Sedangkan penurunan bakteri E.Coli dan Coliform dikarenakan adanya
pengaruh tegangan listrik power supply adaptor PSA pada proses elektrokoagulasi yang menyebabkan sebagian dari bakteri mati sebelum diserap
oleh karbon aktif. Hasil pengujian penjernihan air sumur dengan elektrokoagulasi dan karbon aktif
tempurung kelapa untuk parameter fisika bau, rasa, TDS, warna, kekeruhan dan suhu dan parameter kimia pH, logam Fe dan logam Al sudah memenuhi
standar air bersih dan standar air minum. Sedangkan untuk parameter mikrobiologi E. Coli dan Coliform, bakteri Coliform sudah memenuhi standar
air bersih tetapi belum memenuhi standar air minum. Untuk bakteri E.Coli sudah memenuhi standar air bersih dan standar air minum.
4.2.3 Perbandingan Penjernihan Air Dengan Proses Elektrokoagulasi dan
Difilter Karbon Aktif Tempurung Kelapa
Hasil pengujian air sumur dengan filter karbon aktif tempurung kelapa untuk parameter fisika suhu, kekeruhan TDS, warna, 75aragra rasa dan kimia pH,
logam Fe dan logam Al sudah memenuhi standar air bersih dan air minum,
Universitas Sumatera Utara
akan tetapi untuk parameter mikrobiologi Bakteri E.Coli dan Coliform belum memenuhi standar air bersih dan air minum.dapat dilihat Tabel 4.8
Untuk penjernihan air sumur dengan proses elektrokoagulasi dan difilter karbon aktif tempurung kelapa ternyata telah mampu memenuhi standar air bersih dan
air minum, kecuali bakteri Coliform hanya memenuhi standar air bersih dapat dilihat Tabel 4.9.
Berdasarkan 76aragraph pertama dan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa proses penjernihan air dengan elektrokoagulasi dan difilter dengan karbon aktif
yang terbaik. Pada proses penjernihan air penggunaan metode elektrokoagulasi disini sangat membantu menurunkan kadar logam dan bakteri pada air sumur.
Penjernihan air dengan elektrokoagulasi dan difilter dengan karbon aktif sudah memenuhi standar air bersih Permenkes No. 416 Tahun 1990 dan standar air
minum Permenkes No. 492 Tahun 2010 Apabila dibandingkan dari penelitian
– penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki hasil yang lebih baik. Penelitian Endang Setyowati 2008 mampu
menurunkan bakteri E.Coli pada air dengan menggunakan filter arang tempurung kelapa dari 2400 MPN100 ml menjadi 800 MPN100ml, sedangkan
pada penelitian ini mampu menurunkan bakteri E.Coli dari 1600 MPN100 ml menjadi 1,8 MPN100ml.
Penelitian Rosita 2013 mampu menjernihkan air dengan karbon aktif tempurung kelapa melalui metode pengendapan selama ± 3 minggu,
menunjukkan hasil fisik air yaitu warna yang jernih, tidak berbau dan memenuhi pH standar air 7,0
– 7,5. Sedangkan pada penelitian ini mampu menjernihkan air selama ±15 menit, menunjukkan kualitas air warna 1 TCU,
tidak berbau dan pH 7,36 sesuai dengan standar air bersih dan standar air minum.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.3 Kesimpulan