Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan Sampel Air Karbon Aktif TK 500 Karbon Aktif TK 900

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama pembuatan karbon aktif tempurung kelapa dengan aktivasi fisika pemanasan yang memenuhi syarat mutu arang aktif teknis SNI No. 06-3730-1995. Parameter – parameter yang diuji adalah : kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu, kadar karbon dan daya absorpsi. Karbon aktif yang optimum, akan digunakan sebagai filter untuk penjernihan air sumur gali masyarakat di Kelurahan Pahlawan Kecamatan Medan Perjuangan Sumatera Utara . Tahap kedua dilakukan proses penjernihan air sumur gali. Proses penjernihan air dilakukan dengan dua perlakuan yaitu dengan menggunakan karbon aktif tempurung kelapa pada aktivasi fisika optimum yang diperoleh pada tahap pertama dan dengan menggunakan proses elektrokoagulasi yang kemudian difilter dengan karbon aktif tempurung kelapa . Parameter-parameter yang diuji meliputi : pH derajat keasaman, suhu Temperatur, TDS, warna, kekeruhan, baurasa, bakteri E.Coli, Coliform, logam Al, dan Fe .

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2013 – April 2013. Penelitian dilakukan di beberapa lokasi, yaitu : 1. Pembuatan karbon aktif tempurung kelapa dan pengujiannya di Laboratorium Kimia Dasar, LIDA USU 2. Proses penjernihan air dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar LIDA USU 3. Pengujian sampel air sebelum dan sesudah proses penjernihan dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan 4. Pengujian morfologi permukaan karbon aktif dilakukan di Laboratorium Material Unimed Universitas Sumatera Utara 3.2 Bahan dan Peralatan 3.2.1 Bahan A. Prose pembuatan karbon aktif 1. Tempurung kelapa 2. Aquadest 3. Kertas saring kasar

B. Proses penjernihan air

1. Air sumur galian 2. Plat Aluminium  Jumlah 4 2 anoda 2 katoda  Tebal 1 mm  Ukuran plat 18 x 12 cm  Jarak antar plat 1,5 cm

3.2.2 Peralatan

A. Proses pembuatan karbon aktif

1. Furnance Fungsi : untuk mengarangkan tempurung kelapa dan mengaktivasi 2. Neraca elektrik Fungsi : untuk menimbang massa karbon aktif dan sampel uji 3. Oven Fungsi : untuk mengeringkan arang dan karbon aktif 4. Cawan porselen Fungsi : sebagai wadah sampel uji pada saat pembakaran dan pengeringan 5. Ayakan 100 mesh Fungsi : mengayak bahan dengan kehalusan 100 mesh 6. Ayakan 30 mesh Fungsi : mengayak bahan dengan kehalusan 30 mesh Universitas Sumatera Utara 7. Beaker gelas 100 ml, 500 ml dan 1000 ml Fungsi : sebagai wadah perendaman sampel uji 8. SEM EVO MA 10 Fungsi : untuk melihat mikrostruktur karbon aktif

B. Proses Penjernihan air

1. pH-meter Komparator Fungsi : untuk mengukur besar pH air 2. Thermometer Fungsi : untuk mengukur suhu air 3. TDS Meter Fungsi : untuk mengukur total zat terlarut pada air sampel 4. Spektrofotometri Dx 2010 Fungsi : untuk mengukur warna dan kekeruhan air 5. AAS Atomic Adsorption Spectrofotometer Fungsi : untuk mengukur kadar logam dalam air 6. Power Supply Adaptor Adjust 0 – 12 Volt Fungsi : sebagai sumber tegangan DC 7. Kabel Penghubung dan penjepit buaya Fungsi : untuk menghubungkan peralatan 8. Bak sampel air uk. 30 cm x 25 cm x 15 cm Fungsi : Sebagai wadah air yang akan diolah 9. Tabung plastic d = 6,635cm, t = 35 cm Fungsi : sebagai tempat filter 10. Stopwatch Fungsi : untuk menghitung waktu yang digunakan 11. Penyangga Elektroda Fungsi : sebagai tempat untuk meletakkan atau menggantungkan elektroda 12. Tiang penyangga Fungsi : untuk menyangga tabung plastik

3.3 Pengambilan Sampel Air

Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini sampel air sumur galian yang digunakan berasal dari sumur di jalan sakti no. 26 Kelurahan Pahlawan Kecamatan Medan Perjuangan, Sumatera Utara dengan kedalaman ± 5 meter, tinggi sumur 0,8 meter, tinggi permukaan air 2,5 meter dan diameter 0,6 meter. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 titik pengambilan yaitu bagian permukaan air diambil dengan menggunakan timba dan di dekat dasar air sumur diambil dengan menggunakan pompa air sesuai dengan SNI 6989-58-2008 tentang metoda pengambilan contoh air tanah. Universitas Sumatera Utara

3.4 Diagram Alir Penelitian

Berikut ini disajikan bagan alir pembuatan karbon aktif dari tempurung kelapa Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Tahap I S PENGARANGAN TAHAP KARBONISASI Temperatur pengarangan 250 o C, selama ± 5 PENYEDIAAN BAHAN Tempurung Kelapa PENGUJIAN SYARAT MUTU KARBON AKTIF Pengujian berdasarkan SNI 06-3730-1995 Karbon Aktif Optimum Hasil Pengujian Aktivasi Fisika Pemanasan dengan suhu 500 o

C, 600

o

C, 700

o

C, 800

o C dan 900 o C Selesai Universitas Sumatera Utara Berikut ini disajikan bagan alir proses penjernihan air sumur Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian Tahap II Filter Karbon Aktif Tempurung Kelapa St Proses EC + Filter Karbon Aktif Tempurung Kelapa Selesai End Pengambilan Sampel Air Pemeriksaan Karakteristik Air Sumur Sebelum Pengolahan suhu, TDS, warna, baurasa, kekeruhan, pH, bakteri E.Coli, bakteri Coliform, logam Al dan Fe Air jern Air Bersih Air Minum Sesuai Permenkes Air Bersih No: 416MENKESPERIX1990 Sesuai Permenkes Air Minum No: Pengolahan sampel dengan karbon aktif tempurung kelapa tahap I Air jern Pemeriksaan Karakteristik Air Jernih Pemeriksaan Karakteristik Air Jernih Universitas Sumatera Utara

3.5 Prosedur Penelitian A. Pembuatan Karbon Aktif

1. Tempurung kelapa dibersihkan dari sabutnya dan sisa – sisa dari daging buah kelapa. Setelah itu dihancurkan dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 o C selama 3 jam 2. Pengarangan tahap karbonisasi tempurung kelapa dengan furnance pada suhu 250 o C selama ± 5 jam 3. Dilakukan aktivasi fisika pemanasan dengan variasi suhu 500 o

C, 600

o

C, 700

o

C, 800

o C dan 900 o C dengan waktu penahanan 60 menit 4. Selajutnya karbon aktif tempurung kelapa dibersihkan dari abu dengan dicuci menggunakan air aquadest dan dikeringkan. 5. Kemudian karbon aktif tempurung kelapa yang telah dibesihkan diayak dengan ayakan 30 mesh, hasil dari ayakan 30 mesh selanjutnya diayak lagi dengan ayakan 100 mesh. Hasil karbon aktif tempurung kelapa yang tertahan di ayakan 100 mesh selanjutnya diuji. 6. Kemudian dilakukan pengujian karbon aktif antaralain : kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon dan daya serap air.

B. Proses Pengolahan Air

B.1. Proses Elektrokoagulasi + Filter Karbon Aktif Tempurung Kelapa 1. Pemeriksaan parameter-parameter sampel air sumur, yaitu : pH, suhu, warna TDS, kekeruhan, bau, logam Fe, logam Al, bakteri E.Coli dan Coliform 2. Pengaturan alat yang akan digunakan 3. Pengaturan jumlah dan jarak elektroda plat Aluminium yang diletakkan dalam bak elektrokoagulasi. 4. Memasukkan air sumur ke dalam bak sampel elektrokoagulasi volume 5 liter. Universitas Sumatera Utara 5. Sumber arus searah power supply dihidupkan dengan mengaktifkan saklar pada tegangan 12 volt. Proses elektrokoagulasi berlangsung selama 15 menit. 6. Setelah didiamkan 15 menit, air jernih dialirkan ke dalam tabung filtrasi, yang telah diisi dengan karbon aktif tempurung kelapa. 7. Selanjutnya air jernih dialirkan ke dalam bak air bersih 8. Proses selesai, kemudian dilakukan pemeriksaan parameter-parameter air bersih sesudah proses yaitu : pH, suhu, warna TDS, kekeruhan, bau, logam Fe, logam Al, bakteri E.Coli dan Coliform. Model Penjernihan Air Sumur Dengan Metode Elektrokoagulasi Dan Karbon Aktif Tempurung Kelapa 3 6 9 12 Power Supply Adaptor 12 Volt Proes Filtrasi dengan Menggunakan karbon Aktif _ _ + _ + + + _ 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm Air Bersih Proses EC dan Filtrasi Karbon Aktif Air Proses Elektrokoagulasi Gambar 3.3 Penjernihan air dengan metode elektrokoagulasi dan difilter karbon aktif tempurung kelapa Universitas Sumatera Utara B.2. Filter Karbon Aktif Tempurung Kelapa 1. Pemeriksaan parameter-parameter sampel air sumur, yaitu : pH, suhu, warna TDS, kekeruhan, bau, logam Fe, logam Al, bakteri E.Coli dan Coliform 2. Pengaturan alat yang akan digunakan 3. Memasukkan air sumur ke dalam bak sampel volume 5 liter. 4. Dialirkan air sumur ke dalam tabung plastik filtrasi, yang telah diisi dengan karbon aktif tempurung kelapa 5. Selanjutnya air jernih dialirkan ke dalam bak air bersih 6. Proses selesai, kemudian dilakukan pemeriksaan parameter-parameter air bersih sesudah proses yaitu : pH, suhu, warna TDS, kekeruhan, bau, logam Fe, logam Al, bakteri E.Coli dan Coliform. Model Penjernihan Air Sumur Dengan Menggunakan Filter Karbon Aktif Tempurung Kelapa Proes Filtrasi dengan Menggunakan karbon Aktif Air Bersih Proses EC dan Filtrasi Karbon Aktif Air Bak Sampel Air Gambar 3.4 Penjernihan air dengan filter karbon aktif tempurung kelapa Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang akan dibahas pada penelitian ini adalah karbon aktif tempurung kelapa optimum hasil pengujian aktivasi fisika, penjernihan air dengan proses elektrokoagulasi dengan menggunakan plat aluminium Al yang kemudian di filter karbon aktif tempurung kelapa dan penjernihan air dengan filter karbon aktif tempurung kelapa saja.

4.1 Pembuatan Karbon Aktif Tempurung Kelapa

4.1.1 Karbonisasi

Dalam proses karbonisasi terdapat penyusutan sampel. Hal ini dikarenakan pemanasan yang diberikan saat proses karbonisasi berlangsung dapat menghilangkan partikel - partikel yang terkandung di dalam sampel sehingga yang tersisa hanya arang tempurung kelapa. Didalam proses karbonisasi ini juga didapat hasil berupa abu yang disebabkan adanya pengaruh oksigen pada lingkungan di luar furnance. Hasil dari proses karbonisasi berupa arang tempurung kelapa yang biasanya masih memiliki luas permukaan kecil karena masih banyak volatile dan tar yang terperangkap dalam arang sehingga menutupi luas permukaan arang dan membatasi daya serap dari karbon. Sehingga dilakukan proses aktivasi dengan tujuan untuk menghilangkan volatile dan tar yang tersisa.

4.1.2 Aktivasi Fisika

Pada proses aktivasi fisika, arang tempurung kelapa dipanaskan dengan furnance tanpa dipengaruhi udara dari luar, hal ini bertujuan untuk memperbesar luas pori – pori permukaan karbon aktif tempurung kelapa. Suhu pemanasan divariasikan dari 500 o C sampai 900 o C dengan waktu penahanan 1 jam. Hasil aktivasi fisika seperti Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Data Hasil Proses Aktivasi Fisika Dari Tabel 4.1 menunjukkan massa karbon aktif setelah pemanasan terbesar diperoleh pada suhu 500 o C yaitu sebesar 78,96 gram dan massa terendah pada suhu 900 o C sebesar 63,60 gram. Hal ini dapat disebabkan pada suhu 500 o C belum banyak kandungan air dan zat – zat yang menguap. Semakin tinggi suhu pemanasan maka kandungan air dan zat – zat yang menguap juga semakin besar sehingga massa sampel setelah pemanasan mengalami penurunan.

4.1.3 Karakteristik Karbon Aktif Aktivasi Fisika

Karakteristik karbon aktif pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis karbon aktif aktivasi fisika dengan memvariasikan suhu pemanasan. Suhu pemanasan memberikan karakteristik yang berbeda pada karbon aktif. Pengujian untuk mengetahui karakteristik karbon aktif dilakukan berdasarkan pada standar SNI No. 06-3730-1995 yang meliputi sifat fisik dan sifat kimia seperti kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu, kadar karbon dan daya serap air.

1. Kadar Air

Salah satu sifat dari karbon aktif yang mempengaruhi kualitas karbon aktif yaitu kadar air. Tujuan penetapan kadar air untuk mengetahui seberapa banyak air yang dapat teruapkan agar air yang terikat pada karbon aktif tempurung kelapa Suhu o C Massa Awal gram Massa Akhir gram 500 600 700 800 900 100 78,96 72,29 71,27 69,75 63,60 Universitas Sumatera Utara tidak menutupi pori dari karbon aktif tersebut. Kadar air karbon aktif tempurung kelapa yang dihasilkan dihitung berdasarkan persamaan 2.1 dan hasilnya seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Kadar Air Aktivasi Fisika No Suhu o C Kadar Air SNI No. 06-3730-1995 1 2 3 4 5 500 600 700 800 900 1,91 2,62 4,86 9,69 12,15 4,5 Data hasil pengujian kadar air pada Tabel 4.2 di karakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Grafik kadar air terhadap suhu aktivasi fisika Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kadar air semakin meningkat seiring dengan suhu yang semakin tinggi pula, hal tersebut karena semakin tinggi suhu jumlah air yang menguap juga semakin besar yang terlihat pada suhu 900 o C dengan persentase kadar air 12,15. Kenaikan persentase kadar air yang tidak konstan 5 10 15 20 500 600 700 800 900 Per sen tase Kad ar Ai r Suhu Aktivasi o C Universitas Sumatera Utara disebabkan masih adanya pengaruh udara diluar lingkungan pada proses pendinginan yang dilakukan secara manual di ruangan terbuka sehingga karbon aktif banyak menyerap uap air. Syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 untuk kadar air adalah 4,5, sedangkan hasil analisa kadar air untuk karbon aktif tempurung kelapa yang paling mendekati dengan SNI No. 06-3730-1995 yaitu sebesar 4,86 pada suhu 700 o C.

2. Kadar Zat Mudah Menguap

Penetapan kadar zat mudah menguap bertujuan mengetahui jumlah zat atau senyawa yang belum menguap pada proses karbonisasi dan aktivasi. Kadar zat mudah menguap karbon aktif tempurung kelapa yang dihasilkan dihitung berdasarkan persamaan 2.2 dan hasilnya seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Kadar Zat Mudah Menguap Aktivasi Fisika No Suhu o C Kadar ZMM SNI No. 06-3730-1995 1 2 3 4 5 500 600 700 800 900 2,84 6,12 10,84 32,80 38,32 15 Data hasil pengujian kadar zat mudah menguap pada Tabel 4.3 di karakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik kadar zat mudah menguap terhadap suhu aktivasi fisika Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa semakin tinggi suhu aktivasi maka kadar zat mudah menguapnya semakin besar. Besarnya kadar zat mudah menguap disebabkan terdapatnya senyawa non karbon yang menempel pada permukaan karbon aktif terutama atom O yang terikat kuat pada atom C pada permukaan karbon aktif dalam bentuk CO 2 dan CO. Senyawa non karbon tersebut merupakan suatu pengotor yang menutupi pori – pori dari karbon aktif, sehingga mengurangi efektifitasnya dalam menyerap kontaminan – kontaminan di dalam air. Syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 untuk kadar air adalah 15. Hasil analisa kadar zat mudah menguap untuk karbon aktif tempurung kelapa yang paling mendekati dengan SNI No.06-3730-1995 terdapat pada suhu 700 o C dengan persentase 10,84 .

3. Kadar Abu

Penetapan kadar abu bertujuan untuk mengetahui kadungan oksida logam dalam karbon aktif. Kadar abu merupakan sisa dari pembakaran yang sudah tidak memiliki unsur karbon dan nilai. Kadar abu karbon aktif tempurung kelapa yang dihasilkan dihitung berdasarkan persamaan 2.3 dan hasilnya seperti pada Tabel 4.4. 10 20 30 40 50 500 600 700 800 900 Per sen tase Kad ar Z M M Suhu Aktivasi o C Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4Data Hasil Pengujian Kadar Abu Aktivasi Fisika No Suhu o C Kadar Abu SNI No. 06-3730-1995 1 2 3 4 5 500 600 700 800 900 0,56 1,03 2,04 3,48 7,24 2,5 . Data hasil pengujian kadar abu pada Tabel 4.4 kemudian di karakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Grafik kadar abu terhadap suhu aktivasi fisika Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa semakin tinggi suhu pemanasan maka kadar abu semakin besar. Besarnya kadar abu disebabkan pada waktu pendinginan karbon aktif terjadi kontak dengan udara sehingga terjadi proses pembakaran lebih lanjut dimana karbon aktif yang terbentuk berubah menjadi abu. 2 4 6 8 10 500 600 700 800 900 Per sen tase Kad ar Ab u Suhu Aktivasi o C Universitas Sumatera Utara Syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 untuk kadar abu adalah maksimum 2,5, sehingga kadar abu untuk karbon aktif tempurung kelapa yang paling mendekati dengan SNI No. 06-3730-1995 yaitu 2,04 pada suhu 700 o C.

4. Kadar Karbon

Karbon terikat dalam suatu arang mempunyai peranan yang cukup penting untuk menentukan kualitas karbon. Penentuan kadar karbon terikat bertujuan untuk mengetahui kandungan karbon setelah proses karbonisasi dan aktivasi. Kadar karbon karbon aktif tempurung kelapa yang dihasilkan dihitung berdasarkan persamaan 2.4 dan hasilnya seperti pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Data Hasil Pengujian Kadar Karbon Aktivasi Fisika No Suhu o C Kadar Karbon SNI No. 06-3730-1995 1 2 3 4 5 500 600 700 800 900 96,6 92,85 87,12 63,66 54,44 80 . Data hasil pengujian kadar karbon pada Tabel 4.5 kemudian di karakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.4. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik kadar karbon terhadap suhu aktivasi fisika Gambar 4.4 menunjukkan penurunan kadar karbon seiring tingginya suhu pemanasan. Penurunan kadar karbon dipengaruhi oleh kadar zat mudah menguap dan kadar abu, dimana semakin tinggi kadar zat mudah menguap dan kadar abu pada karbon aktif maka kadar karbon terikatnya semakin menurun. Syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 untuk kadar karbon adalah 80, hasil analisa kadar karbon tempurung kelapa yang paling mendekati dengan SNI No. 06-3730-1995 yaitu pada suhu 700 o C hasilnya 87,12. Sedangkan untuk suhu 500 o C dan 600 o C hasilnya 96,6 dan 92,85 juga masih memenuhi syarat mutu karbon aktif.

5. Daya Serap

Daya serap air merupakan persentase massa air yang mampu diserap karbon aktif di dalam air. Pengujian daya serap ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel yang ada. Pengujian daya serap ini mengacu pada ASTM C-20-00-2005. Daya serap air dihitung berdasarkan persamaan 2.5 dan hasilnya seperti pada Tabel 4.6. 20 40 60 80 100 500 600 700 800 900 Per sen tase Kad ar Kar b o n Suhu Aktivasi o C Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Data Hasil Pengujian Daya Serap Air Aktivasi Fisika No Suhu o C Daya Serap 1 2 3 4 5 500 600 700 800 900 40,56 49,25 56,12 61,44 75,20 Data hasil pengujian kadar karbon pada Tabel 4.6 yang kemudian di karakterisasi secara grafik seperti pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Grafik daya serap terhadap suhu aktivasi fisika Gambar 4.5 menunjukkan bahwa kemampuan daya serap karbon aktif dari hasil aktivasi fisika pemanasan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan suhu pemanasan. Hal ini dikarenakan teruapnya kotoran – kotoran dari permukaan karbon aktif tempurung kelapa pada pemanasan sehingga memperluas permukaan karbon aktif. Semakin besar luas permukaan karbon aktif tempurung kelapa maka semakin besar kemampuan daya serap karbon 20 40 60 80 100 500 600 700 800 900 P er sen tase Da y a S er ap A ir Suhu Aktivasi o C Universitas Sumatera Utara aktif tempurung kelapa. Dari hasil analisa kadar karbon tempurung kelapa untuk daya serap air yang terbaik pada suhu 900 o sebesar 75,20.

4.1.4 Karakteristik Mikrostruktur Karbon Aktif Tempurung Kelapa

Karakterisasi mikrostruktur karbon aktif dilakukan untuk melihat morfologi permukaan karbon aktif pada aktivasi fisika. Dari hasil pengujian karakterisasi karbon aktif tempurung kelapa pada aktivasi fisika untuk parameter kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu dan kadar karbon yang mendekati dengan syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 adalah pada suhu 700 o C . Akan tetapi untuk hasil pengujian daya serap air tertinggi pada suhu 900 o C, sehingga diperlukan pengujian mikrostruktur untuk melihat karbon aktif yang terbaik untuk dijadikan filter pada proses penjernihan air sumur galian. Morfologi permukaan karbon aktif tempurung kelapa aktivasi fisika pada suhu pemanasa 500 o

C, 700

o C dan 900 o C diidentifikasi menggunakan SEM EVO MA 10 dengan perbesaran objek 5000 kali yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.6.

a. Karbon Aktif TK 500

o C b. Karbon Aktif TK 700 o C Universitas Sumatera Utara

c. Karbon Aktif TK 900

o C Gambar 4.6 Mikrograf SEM Permukaan Karbon Aktif Tempurung Kelapa Aktivasi Fisika Berdasarkan Gambar 4.6 terlihat perbedaan morfologi permukaan dari karbon aktif yang telah diaktivasi fisika pada suhu pemanasan 500 o

C, 700

o C dan 900 o C. Pada karbon aktif tempurung kelapa pada aktivasi fisika suhu 900 o C terlihat adanya rongga – rongga kecil yang lebih banyak bila dibandingkan dengan karbon aktif tempurung kelapa pada aktivasi fisika suhu 500 o C dan 700 o C. Banyaknya rongga – rongga ini dikarenakan adanya pengaruh panas saat proses aktivasi yang menyebabkan terjadinya proses penguraian senyawa organik pada tempurung kelapa. Sehingga semakin tinggi suhu aktivasi maka rongga – rongga yang terbentuk akan semakin banyak sehingga luas permukaan karbon aktif tempurung kelapa akan semakin besar. Karbon Aktif Tempurung Kelapa Optimum Setelah dilakukan pengujian terhadap karbon aktif tempurung kelapa dengan aktivasi fisika, penulis melihat karbon aktif yang optimum pada suhu 700 o C dilihat dari parameter kadar air sebesar 4,86 yang mendekati syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 yaitu maksimal 4,5, kadar zat Universitas Sumatera Utara mudah menguap 10,84 yang mendekati syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 yaitu maksimal 15, kadar abu 2,04 yang mendekati syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 yaitu maksimal 2,5, dan kadar karbon 87,12 yang mendekati syarat mutu karbon aktif menurut SNI No. 06-3730-1995 yaitu minimal 80. Sedangkan daya serap hasil yang didapat pada suhu 700 o C sebesar 56,12 dan hasil daya serap tertinggi pada suhu 900 o C sebesar 75,20. Berdasarkan parameter – parameter karbon aktif tempurung kelapa yang telah diuji dapat disimpulkan bahwa suhu optimum untuk aktivasi fisika berdasarkan SNI No. 06-3730-1995 untuk parameter kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu dan kadar karbon adalah pada suhu 700 o C. Sedangkan untuk pengujian daya serap air yang tertinggi diperoleh pada suhu 900 o C sebesar 75,20. Dari hasil pengujian karbon aktif dan daya serap air dilakukan analisis mikrostruktur dengan SEM, maka karbon aktif tempurung kelapa yang digunakan untuk proses penjernihan air sumur galian adalah karbon aktif yang sudah diaktivasi fisika pemanasan pada suhu 900 o C. Apabila dibandingkan dengan penelitian Haniffudin N 2013 yang membuat karbon aktif tempurung kelapa dengan aktivasi kimia menggunakan Kalium Hidroksida KOH memiliki hasil pengujian mikrostruktur yang lebih baik. Hal ini dikarenakan aktivasi kimia memiliki perlakuan khusus sebelum dipanaskan yaitu direndam larutan kimia agar pengotor pada permukaan arang setelah dikarbonisasi terlepas atau terurai dengan larutan kimia, sehingga rongga – rongga yang terbentuk dari karbon aktif lebih terlihat jelas. Walaupun aktivasi fisika tidak sebaik aktivasi kimia, akan tetapi aktivasi fisika juga memiliki kelebihan antara lain tidak menggunakan bahan kimia terbebas dari bahan – bahan kimia, biaya pembuatannya yang relative lebih murah dibandingkan dengan aktivasi kimia dan aktivasi fisika pemanasan selalu digunakan setelah aktivasi kimia. Universitas Sumatera Utara

4.2 Penjernihan Air Sumur