Input Data Prosedur Analisa

Gambar 3.3 Steel Moment Resisting Frame SMRF 4

3.2 Input Data

3.2.1 Dimensi Struktur

Sistem struktur pada penelitian ini, tinggi tingkat-1 yaitu = 450 cm dan untuk tingkat berikutnya 2 sampai lantai diatasnya yaitu sama 380 cm, untuk panjang bentang 800 cm, 600 cm, dan 800 cm. Untuk dimensi struktur dapat diketahui setelah dilakukan analisa dan desain terhadap struktur tersebut. Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Beban Struktur

Untuk tulisan ini diasumsikan beban yang bekerja hanya beban hidup live, beban mati dead dan beban gempa eq. Adapun besar masing-masing beban adalah: a. Beban mati = 20 kNm. b. Beban hidup = 10 kNm. c. Beban gempa Untuk desain struktur beban gempa yang digunakan sesuai dengan SNI 03- 1726-2002. Sedangkan untuk analisa kerusakan digunakan ke-4 catatan gempa sebagaimana yang telah disebutkan pada Bab I sebelumnya.

3.2.3 Properti Material

Properties material struktur yang akan digunakan dalam pemodelan adalah: 1. Jenis material = Baja. 2. Massa jenis = 7,85 tonm 3 . 3. Tegangan leleh fy = 270 Mpa. 4. Modulus elastisitas E = 200000 Mpa. 5. Poisson’s ratio = 0,3.

3.3 Prosedur Analisa

Untuk mendapatkan nilai indeks kerusakan pada struktur tersebut, pertama- tama struktur direncanakan sesuai dengan data-data yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah struktur sudah selesai di rencakan kemudian struktur tersebut di Universitas Sumatera Utara kaji terhadap ke-4 gempa kuat yang telah di skalakan terhadap lokasi gempa zona 6 dalam hal ini diasumsikan bangunan di Aceh. Dengan bantuan program Abaqus kita bisa melihat berapa besar energi pada struktur tersebut. Adapun diagram alir global prosedur untuk proses analisa pada tulisan ini dapat dilihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Diagram alir proses analisa 3.4 Persyaratan Perencanaan Struktur Baja Dalam perencanaan struktur baja ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi. Preliminary Design Tool: Sap 2000 Input: 1. Property Material 2. Penampang 3. Beban Ouput: Dimensi Profil OutputInput : Catatan Gempa Hasil Skala Tool: SeismoMatch Tool: Abaqus Input : Catatan Gempa Asli Output: 1. Energi Histeresis 2. Kurva Kapasitas Indeks Kerusakan Analisa dan Kesimpulan Universitas Sumatera Utara

3.4.1 Waktu Getar Alami T

Berdasarkan SNI 03-1726-2002 waktu getar struktur dapat didekati dengan rumus Reyleigh: n i i i n i i i R d F g d w T 1 1 2 3 . 6 3.1 Dimana: W i = berat lantai ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai direduksi. z i = ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral. F i = beban gempa statik ekivalen pada lantai tingkat ke-i. d i = simpangan horizontal lantai tingkat ke-i mm. g = percepatan gravitasi 9.81 mdet 2 . n = nomor lantai tingkat paling atas. Pada SAP 2000 waktu getar alami dapat diketahui secara otomatis dari ragam getar atau Modal Analysis dengan cara Run, kemudian Display – Show Mode Shape. Dalam SNI 03-1726-2002 Pasal 5.6 disebutkan bahwa waktu getar alami fundamental harus dibatasi untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel dengan persyaratan T 1 n, dimana n adalah jumlah lantai dan koefisien tergantung dari zona gempa seperti Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Koefisien yang membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung Wilayah gempa 1 2 3 4 5 6 0.20 0.19 0.18 0.17 0.16 0.15 Lokasi bangunan berada pada zona 6, maka = 0.15

3.4.2 Kinerja Batas Layan

Pada SNI 03-1726-2002 Pasal 8.1 disebutkan bahwa kinerja batas layan struktur gedung ditentukan oleh simpangan antar tingkat akibat pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan baja, peretakan beton yang berlebihan, mencegah kerusakan non struktur dan ketidaknyamanan penghuni. Simpangan antar tingkat yang diizinkan tidak boleh melampaui 0,03R x tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm, diambil yang terkecil.

3.4.3 Kinerja Batas Ultimit

Pada SNI 03-1726-2002 Pasal 8.2.1 disebutkan bahwa kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana dalam kondisi struktur gedung di ambang keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah Universitas Sumatera Utara benturan berbahaya antar gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah sela dilatasi. Simpangan dan simpangan antar tingkat ini harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan suatu faktor pengali = 0,7 x R untuk gedung beraturan. Dalam Pasal 8.2.2 disebutkan bahwa dalam segala hal simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung untuk batas ultimit tidak boleh melampaui 0,02 x tinggi tingkat yang bersangkutan.

3.5 Analisa Struktur dan Modeling