Jenis dan Usaha Bank

kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank. 112 Prinsip kehati-hatian ini harus dijalankan oleh bank bukan hanya karena dihubungkan dengan kewajiban bank agar tidak merugikan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada masyarakat yaitu sebagai bagian dari sistem moneter yang menyangkut kepentingan semua anggota masyarakat yang bukan hanya nasabah penyimpan dana dari bank itu saja. Dengan demikian, prinsip kehati-hatian bertujuan agar bank menjalankan usahanya secara baik dan benar serta mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku dalam dunia perbankan agar bank yang bersangkutan selalu dalam keadaan sehat sehingga masyarakat semakin percaya dan terwujud sistem perbankan yang efisien. 113

6. Jenis dan Usaha Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang-undang Perbankan. Jika dibandingkan antara Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dengan Undang-undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun, kegiatan utama bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kepada masyarakat tidak berbeda satu sama lainnya. 112 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001, hlm 19. 113 Ibid. Universitas Sumatera Utara Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsinya serta kepemilikannya. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya, sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi kepemilikan sahamnya. Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani, apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu. Jenis perbankan juga dibagi kedalam bagaimana caranya menentukan harga jual dan harga beli atau dengan kata lain cara mencari keuntungan. 114 a. Segi fungsinya Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari bank umum, bank pembangunan, bank tabungan, bank pasar, bank desa, lumbung desa, bank pegawai, dan bank lainnya. Setelah keluar Undang-undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang No 10 Tahun 1998, maka jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari : 115 1 Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada; 2 Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum. 114 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, hlm 19. 115 Ibid, hlm 20. Universitas Sumatera Utara b. Segi kepemilikannya Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan akta pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank dapat dibedakan, antara lain: 116 1 Bank milik pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian dan modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah seperti Bank Negara Indonesia BNI 46, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Tabungan Negara BTN; 2 Bank milik pemerintah daerah BPD adalah bank dimana pemiliknya adalah pemerintah daerah tertentu, misalnya BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Sumatera Utara, dan lain-lain; 3 Bank milik koperasi adalah jenis bank dimana saham-sahamnya dimiliki perusahaan yang berbadan hukum koperasi misalnya Bank Umum Koperasi Indonesia; 4 Bank milik swasta nasional adalah jenis bank dimana seluruh atau sebagian bank tersebut dimiliki swasta nasional karena akta pendiriannya dilakukan oleh pihak swasta, seperti Bank Muamalat, Bank Central Asia BCA, Bank Internasional Indonesia, Bank Universal, Bank Niaga, dan lain-lain; 5 Bank milik asing adalah bank milik swasta asing atau milik pemerintah asing yang beroperasi di Indonesia, seperti American Express Bank, Hongkong Bank, City Bank, dan lain-lain. c. Segi status Kedudukan atau status menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk modal maupun kualitas pelayanannya. Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut : 117 1 Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran letter of credit serta transaksi lainnya; 2 Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Bank ini melakukan aktivitas terbatas baik ditinjau dari jasa dan produk yang ditawarkan maupun luas geografi yang mungkin dilayani. 116 Irsyad Lubis, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Medan : USU Press, 2010, hlm 32. 117 Ibid, hlm 33. Universitas Sumatera Utara d. Menurut prinsip operasinya Jika eksistensi perbankan ditinjau dari sudut prinsip operasi yang diaplikasikan, maka institusi perbankan yang ada dapat diklasifikasikan kepada 2 dua kelompok yaitu : 118 1 Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Dalam hal ini pihak bank akan membebankan sejumlah bunga atau fee kepada para nasabah sebagai harga terhadap produk atau jasa yang digunakan. Sebaliknya, pihak perbankan akan memberikan sejumlah imbalan bunga terhadap berbagai jenis simpanan yang dipercayakan pihak nasabah kepada bank; 2 Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan satu lembaga intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam sehingga bebas dari unsur riba bunga, bebas dari kegiatan spekulatif non produktif seperti perjudian, bebas dari kegiatan yang meragukan, bebas dari perkara yang tidak sah, dan hanya membiayai usaha-usaha yang halal. e. Menurut target pasar Secara umum, jenis bank atas dasar target pasar dapat digolongkan menjadi 3 tiga, antara lain : 119 1 Retail bank yaitu memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah- nasabah retail. Retail maksudnya adalah nasabah-nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain yang berskala kecil. Pengertian kata kecil adalah relatif, namun biasanya apabila ditinjau dari jasa kredit yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani adalah yang memerlukan fasilitas kredit tidak lebih besar daripada Rp 20.000.000.000 dua puluh miliar rupiah; 2 Corporate bank yaitu memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-nasabah yang berskala besar. Pelayanan dan transaksi yang diberikan kepada karyawan, direksi dan komisaris dari suatu perusahaan kepada individual, dengan tujuan untuk menjalin kerja sama yang lebih baik baik dengan nasabah-nasabah korporasi; 3 Retail-corporate yaitu bank memberikan pelayanannya tidak hanya kepada nasabah retail saja, melainkan juga kepada nasabah korporasi. Bank jenis 118 Ibid, hlm 34. 119 Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso, Op. Cit. hlm 93. Universitas Sumatera Utara ini memandang bahwa potensi baik pasar retail dan korporasi harus dimanfaatkan untuk mengoptimalkan keuntungan maksimal, meskipun terdapat kemungkinan penurunan efisiensi. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, jasa yang ditawarkan oleh lembaga perbankan harus sesuai dengan ketentuan yang ada berdasarkan pada jenis bank itu sendiri. Jenis bank akan mempengaruhi jasa yang ditawarkan. Dengan demikian maka ada ketentuan jasa-jasa apa saja hanya bisa diberikan oleh sebuah bank umum tetapi tidak boleh ditawarkan oleh Bank Perkreditan Rakyat BPR, misalnya BPR tidak boleh menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran serta tidak boleh melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. 120 Dalam ketentuan Pasal 6 Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menentukan bahwa usaha bank umum meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Memberikan kredit; c. Menerbitkan surat pengakuan hutang; d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya; e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. Menempatkan atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga; h. Menyedikan tempat penyimpanan barang dan surat berharga; i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. Penepatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercantum dalam bursa efek; 120 Muhammad Djumhana, Op. Cit. hlm 68. Universitas Sumatera Utara k. Penempatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; l. Menyediakan pembiayaan danatau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia; m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Selanjutnya menurut Pasal 7 Undang-undang Perbankan, selain melakukan kegiatan usaha pokok sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6, bank umum dapat pula melakukan atau menjalankan usaha tambahan namun dengan izin khusus dari Menteri Keuangan, meliputi : a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank antara perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indnesia; d. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Usaha bank yang berjeniskan Bank Perkreditan Rakyat BPR, usahanya lebih sempit jika dibandingkan dengan usaha yang dijalankan bank umum. Dalam Pasal 13 Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa usaha BPR meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Memberikan kredit; c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil; d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan pada bank lain. Universitas Sumatera Utara

7. Kegiatan Bank Umum