Keputusan Presiden No. 48 Tahun 1973 tentang Penertiban Penyelenggaraan Undian

lima juta rupiah dan tidak dibuatkan bukti pemotongan atau pemungutan pajak penghasilan P.Ph atas hadiah undian harus dibuatkan daftar nominatif yang berisikan nama pemenang dan besarnya nilai hadiah undian yang dimenangkannya. 164 Untuk memastikan P.Ph yang dipotong oleh pihak penyelenggara undian telah disetorkan ke kas negara, Direktorat Jenderal Pajak membuat sistem pengawasan. Dari potongan P.Ph atas hadiah undian ini didasari idealisme berupa harapan dapat meningkatkan penerimaan uang negara untuk membiayai program- program pembangunan seperti pembangunan infrastruktur, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan lain-lain. Pengenaan P.Ph atas hadiah undian juga dilatarbelakangi idealisme perihal perwujudan peran pajak untuk memperkecil kesenjangan pendapatan, yaitu pajak yang dipotong dari mereka yang beruntung mendapatkan hadiah untuk didistribusikan kepada masyarakat melalui program- progam pembangunan. 165

4. Keputusan Presiden No. 48 Tahun 1973 tentang Penertiban Penyelenggaraan Undian

Keputusan ini diberlakukan pada tanggal ditetapkan, yaitu pada tanggal 19 Desember 1973 dengan latar belakang pada suatu keadaan saat itu yang menjadikan praktek penyelenggaraan undian tidak tertib, sehingga untuk pengendaliannya perlu dibatasi dan dicegah ekses undian yang negatif terhadap 164 Waluyo, Perpajakan Indonesia, Jakarta : Salemba Empat, hlm 303. 165 “Penelitian Hukum Tentang Undian”, http:www.bphn.go.iddatadocuments2013_laporan_akhir_undian_pak_herman.pdf , diakses tanggal 19 Juni 2015, pukul 14.38. Universitas Sumatera Utara masyarakat yaitu dengan cara dikeluarkan Keputusa Presiden Nomor 48 Tahun 1973 tentang Penertiban Penyelenggaraan Undian yang tujuannya untuk penertiban dan koordinasi pemberian izin-izin undian, dan untuk menghindarkan agar tidak terjadi penafsiran yang salah mengenai pengertian, maksud, dan tujuan serta wewenang di bidang undian. Materi Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 48 Tahun 1973 tentang Penertiban Penyelenggara Undian terdiri dari: a. Subjek Hukum Subjek hukum Keputusan Presiden R.I Nomor 48 Tahun 1973 tentang Penertiban Penyelenggara Undian terdiri dari: 166 1 Menteri Sosial a Menertibkan dan mengatur kembali pemberian izin undian yang telah dikeluarkan oleh para Gubernur Kepala Daerah Tingkat I berdasarkan Pasal 5 ayat 1 Undang-undang No. 22 Tahun 1954 tentang Undian dan membatasi penyelenggaraannya sampai lingkungan sekecil-kecilnya dengan mencegah meluasnya ke masyarakat; b Mengkoordinir pemberian izin-izin undian yang dikeluarkan oleh para pejabat tersebut pada huruf a diktum ini serta memberikan petunjuk-petunjuk yang terperinci, baik mengenai tata cara perizinan, pengarahan, dan penyaluran hasilnya maupun mengenai pengawasan penyelenggaraannya dan lain-lainnya. 2 GubernurKepala Daerah Tingkat I GubernurKepala Daerah Tingkat I diperintahkan agar mengikuti petunjuk Menteri Sosial dalam hal pemberian izin undian, juga di diharuskan mematuhi ketentuan bahwa peredaran undian yang diizinkan hanya terbatas di wilayahnya masing-masing. b. Objek Hukum Objek hukum dari Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 48 Tahun 1973 tentang Penertiban Penyelenggaraan Undian adalah : 167 1 Kewenangan Menteri Sosial untuk penertiban dan pengaturan kembali pemberian izin undian yang telah dikeluarkan oleh para 166 “Penelitian Hukum Tentang Undian”, http:www.bphn.go.iddatadocuments2013_laporan_akhir_undian_pak_herman.pdf , diakses tanggal 19 Juni 2015, pukul 14.38. 167 “Penelitian Hukum Tentang Undian”, http:www.bphn.go.iddatadocuments2013_laporan_akhir_undian_pak_herman.pdf , diakses tanggal 19 Juni 2015, pukul 14.38. Universitas Sumatera Utara GubernurKepala Daerah Tingkat I berdasarkan Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 22 Tahun 1954 tentang Undian dan membatasi penyelenggaraannya sampai lingkungan sekecil- kecilnya dengan mencegah meluasnya kepada masyarakat; 2 Kewenangan Menteri Sosial untuk koordinir pemberian izin-izin undian yang dikeluarkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, serta memberi petunjuk-petunjuk yang terperinci, baik mengenai tatacara perizinan, pengarahan dan penyaluran hasilnya maupun mengenai pengawasan penyelenggaraannya dan lain-lainnya; 3 Kewenangan Menteri Sosial untuk pemberian izin bagi undian gratis yang dikaitkan dengan penjualan barang undian sales promotion dan undian yang jumlah harga nominalnya tidak ditetapkan lebih dahulu; 4 Perintah bagi GubernurKepala Daerah Tingkat I agar dalam hal pemberian izin undian harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari Menteri Sosial juga membatasi beredarnya undian yaitu hanya terbatas di wilayah daerah tingkat I yang bersangkutan; 5 Menentukan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian suatu izin undian adalah: a batas umur peserta undian sesuai dengan sifat undian yang diselenggarakan; b menetapkan jangka waktu yang terbatas untuk selama suatu perbuatan dilaksanakan dalam arenadaerahnya bagi undian yang dikaitkan dengan perbuatan tersebut; c penetapan penarikan undian yang maksimal hanya untuk 1 satu kali dalam waktu 1 satu bulan, bagi undian yang tidak dikaitkan dengan perbuatan lain undian biasa serta yang penarikannya direncanakan lebih dari 1 satu kali.

5. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 14HUK2006 tentang Izin Undian