Pernikahan Usia Muda .1 Masa Remaja

28 c. Status Sosial Ekonomi Orang tua dari kelas menengah rendah cenderung lebih keraslebih permessif dalam mengasuh anak http:www.sarjanaku.com201212pengertian-pola-asuh-menurut-para- ahli.html,diakses pada tanggal 19 april 2015, pukul 10:00. 2.2 Pernikahan Usia Muda 2.2.1 Masa Remaja Kurt Lewin menggambarkan tingkahlaku yang menurut pendapatnya akan selalu terdapat pada remaja :

1. Pemalu dan Perasa, Tetapi sekaligus juga cepat marah dan agresif

sehubungan belum jelasnya batas-batas antara berbagai sektor di lapangan psikologi remaja.

2. Ketidakjelasan batas-batas ini menyebabkan pula remaja terus menerus

merasakan pertentangan antar sikap, nilai, ideologi dan gaya hidup. Konflik ini di pertajam dengan keadaan diri remaja yang berada di ambang peralihan antara masa anak-anak dan dewasa, sehingga ia dapat disebut manusia marginal. Jadi ia tidak punya tempat berpijak yang bisa memberinya rasa aman, kecuali dalam hubungannya dengan teman sebayanya.

3. Konflik sikap, Nilai dan Ideologi Tersebut muncul dalam bentuk

ketegangan emosi yang meningkat.

4. Ada kecendrungan pada remaja untuk mengambil posisi yang sangat

ekstrim dan merubah kelakuannya secara drastis, akibatnya sering muncul tingkahlaku radikal dan memberontak di kalangan remaja. 29

5. Bentuk bentuk khusus dari tingkahlaku remaja pada berbagai individu

yang berbeda akan sangat di tentukan oleh sifat dan kekuatan dorongan yang saling berkonflik tersebut. Sarwono,1989:43-44 Proses perkembangan yang di alami remaja akan menimbulkan permasalahan bagi mereka sendiri dan mereka yang berada dekat dengan lingkungan hidupnya. Dari semua perubahan yang telah dan akan di alami pada masa remaja, tertinggal aspek aspek yang berarti bagi remaja, yang akan di persatukan dalam suatu identitas diri. Sesungguhnya semua permasalahan selama masa peralihan di warnai oleh masalah utama, yakni pembentukan identitas diri. Dalam pertaliannya dengan lingkungan dekat dan perubahan peranan sosial, akan di hadapi masalah pelepasan diri dari orang tua. Masih banyak permasalahan sehubungan dengan masa peralihan yang di alami pada masa-masa remaja.Gunarsa,1978:3-4 Untuk menghindari kesimpang siuran dan kesalah pahaman dalam penggunaan istilah dan bidang penyorotan dengan tujuan yang sama baik istilah remaja di jelaskan terlebih dahulu. Istilah asing yang sering di pakai untuk menunjukan masa remaja, yaitu PUBERTY : berasal dari bahasa latin yang artinya PUBERTAS, berarti Kelaki-lakian, Kedewasaan, yang di landasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. Dari Kepustakaan yang di dapatkan: Puberteit adalah masa antara 12 dan 16 tahun.Pengertian pubertas meliputi perubahan fisik dan fisikis.Andolescentia adalah masa sesudah pubertas, yakni masa antara 17 dan 22 tahun.Tinjauan psikologis di lakukan terhadap usaha remaja dalam mencari dan memperoleh tempat dalam masyarakat dengan peranan yang tepat..Gunarsa,1978:4-5 30 Penggolongan remaja menurut Thornburg dalam Agustiani,2009:33 terbagi tiga tahap yaitu : a. Remaja awal usia 13-14 tahun : Masa remaja awal umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku sekolah menengah tingkat pertama b. Remaja Tengah 15-17 tahun : Individu sudah duduk di sekolah menengah atas. c. Remaja akhir usia 18-21 tahun : biasanya individu telah memasuki pergurun tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja. Dariyo,2004:14 Menurut Erikson dalam Agustiani,2009:33 seseorang remaja bukan sekedar mempertanyakan siapa diriny, tetapi bagaimana dan dalam konteks apa dia bisa jadi bermakna dan di maknakan. Dengn kata lain, identitas sorang tergantung pula pada bagaiman orang lain mempertimbangkan kehadirannya. Semua perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat membawa akibat bahwa fokus utama dari perhatian remaja adalah dirinya sendiri. Secara psikologis proses-proses dalam diri remaja semua tengah mengalami perubahan, dan komponen-komponen fisik, fisiologis, emosional, dan kognitif sedang mengalami perubahan besar. Sekarang dengan terbukanya kemungkinan bagi semua objek untuk di fikirkan dengan cara hipotesis, berbeda dan baru, dan dengan dan perubahan dirinya yang radikal, sepantasnyalah bagi individu untuk memfokuskan pada dirinya sendiri dan mencoba mengerti dengan apa yang sedang terjadi.Agustiani, 2009 : 32 31

2.2.2 Pengertian Pernikahan usia muda

Pernikahan usia muda adalah sebuah pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia dibawah tahun atau sedang mengikuti pendidikan di sekolah mengenah atas. Jadi, sebuah pernikahan disebut pernikahan dini, jika kedua atau salah satu pasangan masih berusia dibawah 18 tahun masih berusia remaja. Usia muda didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia muda berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu menurut BkkbN batasan usia muda adalah 10-21 tahun BKKBN, 2005. WHO Expert Comitte memberikan batasan-batasan pertama tentang definisi usia muda bersifat konseptional pada tahun 1974. Dalam hal ini ada 3 kategori yaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap defenisi tersebut tersembunyi sebagai berikut, usia muda adalah suatu masa dimana : 1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai ia mencapai kematangan sendiri. 2. Individu mengalami perkembangan psikologis dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri. Dari batasan usia muda di atas ditetapkan batasan usia muda antara 11-19 tahun, dimana di antara usia tersebut sudah menunjukan tanda-tanda seksualnya. Bila hal ini ditinjau dari sudut kesehatan maka masalah utama yang dirasakan mendesak adalah 32 mengenai kesehatan pada usia muda khususnya wanita yang kehamilannya terlalu awal. http:repository.usu.ac.idbitstream diakses tanggal 8 januari 2015 pukul 10:00

2.2.3 Resiko Pernikahan Usia Muda

Konsultan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dokter Julianto Witjaksono juga menerangkan banyak terjadi resiko penyakit dan kelainan terutama saat kehamilan muda. “Karena secara biologis perempuan di bawah usia 20 tahun belum siap, sehingga resikonya sangat tinggi bagi ibu dan bayi. Berdasarkan kajian bidang kesehatan, rentang usia perkawinan paling aman bagi seorang wanita adalah 20-35 tahun. Pada usia itu, seorang perempuan masuk dalam kategori usia dewasa muda. Pernikahan wanita di bawah usia 20 tahun memiliki resiko tinggi akan kematian. Adapun risiko kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan kehamilan pada usia reproduksi sehat 20-35 tahun, antara lain terjadi tiga sampai tujuh kali kematian dalam kehamilan dan persalinan terutama akibat pendarahan dan infeksi. Selain itu, satu sampai dua dari empat kehamilan remaja mengalami depresi pasca persalinan.wanita di bawah 20 tahun memiliki resiko tinggi untuk penyakit dan kematian ketika menjalankan fungsi reproduksi. Memasuki usia 20 tahun secara medik fisik, biologis, endokrinologi serta psikologis, dan emosional, peremuan memiliki kematangan menjalankan hak reproduksinya secara aman terutama dalam menghasilkan generasi bangsa Indonesia yang berkualitas. http:www.hukumonline.comberitabacalt542a69f1b601btiga-ahli-benarkan-resiko- nikah-dini.diakses tanggal 8 januari 2015 Temuan caplan manyatakan, usia orang tua yang masih terlalu muda terbukti memang merupakan faktor yang cukup besar berpengaruh pada penelantaran dan 33 penyalagunaan anak. Sebuah proyek di amerika srikat yang di beri nama proyek TALLENT telah melaksanakan sebuah survey nasional yang meliputi 375.000 orang. survey itu di lakukan pada tahun 1980-an akan tetapi respondennya adalah yang pada tahun 1960, yang sedang duduk di kelas 9-12 atau setara dengan kelas 3 SMP- 3SMA. Mereka ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu yang waktu di lahirkan orang tuanya masih remaja dan yang lahir dari orang tua yang lebih dewasa.Hasilnya adalah bahwa terlepas dari faktor sosial ekonomi, orangtua, anak-anak, yang lahir dari orang tua remaja memang mempunyai beberapa kekurangan jika di bandingkan dengan yang orang tuanya lebih dewasa. Kekurangan-kekurangan itu antara lain : prestasi sekolahnya lebih renda dan ada kecenderungan untuk menikah pada usia remaja juga dan tingkat kesuburanya lebih tinggi dari rekan-rekanya yang lahir dari orang tua yang lebih dewasa. Sarwono,1989:118 Konsekuensi dari pernikahan usia muda dan melahirkan di usia remaja adalah berisiko untuk melahirkan prematur dan berat badan lahir rendah. Wanita yang menikah pada usia dini mempunyai waktu yang lebih panjang berisiko untuk hamil dan angka kelahiran juga lebih tinggi. Perkawinan usia remaja juga berdampak pada rendahnya kualitas keluarga, baik ditinjau dari segi ketidaksiapan secara psikis dalam menghadapi persoalan sosial maupun ekonomi rumah tangga, risiko tidak siap mental untuk membina perkawinan dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab, kegagalan perkawinan, kehamilan usia dini berisiko terhadap kematian ibu karena ketidaksiapan calon ibu remaja dalam mengandung dan melahirkan bayinya. 34 Remaja yang melakukan perkawinan dini memiliki resiko dalamkehamilan dan proses persalinan, yaitu :

a. Resiko Sosial Perkawinan Dini

Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas diri danmembutuhkan pergaulan dengan teman- teman sebaya. Perkawinan dinisecara sosial akan menjadi bahan pembicaraan teman- teman remaja danmasyarakat, kesempatan untuk bergaul dengan teman sesama remajahilang, sehingga remaja kurang dapat membicarakan masalah- masalahyang dihadapinya. Remaja memasuki lingkungan orang dewasa dan keluargayang baru, dan asing bagi mereka. Bila remaja kurang dapat menyesuaikandiri, maka akan timbul berbagai keterangan dalam hubungan keluarga danmasyarakat Sibagariang ddk, 2010. Perkawinan dini dapat mengakibatkan remaja berhenti sekolahsehingga kehilangan kesempatan untuk menuntut ilmu sebagai bekal hidupuntuk masa depan. Sebagian besar pasangan muda ini menjadi tergantungdengan orang tua, sehingga kurang dapat mengambil keputusan sendiri.Perkawinan dini memberikan pengaruh bagi kesejateraan keluarga dandalam masyarakat secara keseluruhan. Wanita yang kurang berpendidikandan tidak siap menjalankan perannya sebagai ibu akan kurang mampu untukmendidik anaknya, sehingga anak akan bertumbuh kembang secara kurangbaik, yang dapat merugikan masa depan anak Sibagariang dkk, 2010.

b. Resiko Kejiwaan Perkawinan Dini

Perkawinan pada umumnya merupakan suatu masa pemeliharaandalam kehidupan seseorang dan oleh karena itu mengandung stres.Istri dansuami memerlukan kesiapan mental dalam menghadapi stres, yaitu bahwaistri dan suami mulai beralih dari masa hidup sendiri kemasa hidup bersamadan keluarga.Kesiapan dan kematangan mental biasanya belum di capaipada umur di bawah 20 tahun 35 Sibagariang dkk, 2010Pengalaman hidup remaja yang berumur dibawah 20 tahun biasanyabelum mantap. Apabila wanita pada masa perkawinan usia muda menjadihamil dan secara mental belum mantap, maka janin yang di kandungnya akan menjadi anak yang tidak dikehendakinya, ini berakibat buruk terhadapperkembangan jiwa anak sejak dalam kandungan Sibagariang dkk, 2010 Remaja yang memiliki kejiwaan dan emosi yang kurang matang,mengakibatkan timbulnya perasaan gelisah, kadang-kadang mudah timbulrasa curiga, dan pertengkaran suami dan istri sering terjadi ketika masa bulanmadu sudah berakhir Sibagariang dkk, 2010.

c. Resiko Kesehatan Perkawinan Dini

Resiko kehamilan usia dini merupakan kehamilan pada usia masihmuda yang dapat merugikan. Perkawinan dini memiliki resiko terhadapkesehatan, terutama pasangan wanita pada saat mengalami kehamilan danproses persalinan. Kehamilan mempunyai dampak negatif terhadapkesejahteraan seorang remaja.Sebenarnya remaja tersebut belum siapmental untuk hamil, namun karena keadaan remaja terpaksa menerimakehamilan dengan resiko Sibagariang dkk, 2010.Berikut beberapa resiko kehamilan yang dapat dialami oleh remajausia kurang dari 20 tahun, yakni : a. Kurang darah anemia adalah dalam masa kehamilan dengan akibatyang buruk bagi janin yang dikandung, seperti pertumbuhan janinterlambat dan kelahiran prematur. b. Kurang gizi pada masa kehamilan yang dapat mengakibatkan perkembangan biologis dan kecerdasan janin terlambat, sehingga bayidapat lahir dengan berat badan rendah. 36 c. Preeklamsi dan eklamsi yang dapat membawa maut bagi ibu maupunbayinya. d. Pasangan yang kurang siap untuk menerima kehamilan cendrung untukmelakukan pengguguran kandungan aborsi yang dapat berakibatkematian bagi wanita. e. Pada wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun mempunyai resikodua kali lipat untuk mendapatkan kangker servik dibandingkan denganwanita yang menikah pada umur yang lebih tua.

2.2.4 Usia Ideal Untuk Menikah

Menurut Humas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN, U. Kusmana mengatakan bahwa berdasarkan kesehatan reproduksi, wanita menjadi seorang ibu lebih baik dimulai pada usia 20 tahun. Dan buat pria di rekomendasikan menikah dimulai pada usia 25 tahun dan di sarankan pria harus lebih tua daripada wanita.Pria lebih tua sangat disarankan karena mereka akan memegang tampuh kepemimpinan dalam sebuah keluarga. Tapi walaupun demikian sebuah pernikahan tidak didasari hanya sebatas umur saja, namun harus memiliki banyak pertimbangan lainnya.http:www.smuainfo.com201404umur-yang-pas-untukmenikah.html diakses tanggal 6 maret 2015 pukul 8:42 WIB Rata-rata usia pernikahan adalah 25 tahun untuk wanita dan 27 tahun untuk pria. Usia ideal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya perceraian pada pasangan menikah.Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN mewanti-wanti agar anak Indonesia tidak menikah di usia muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia menikah idel untuk perempuan adalah 20 - 35 tahun dan 25 - 40 tahun untuk pria.Pada umur 20 tahun keatas, organ reproduksi perempuan sudah siap mengandung dan 37 melahirkan.Sedangkan pada usia 35 tahun sudah mulai terjadi proses regeneratif.Secara psikologis, umur 20 juga sudah matang, bisa mempertimbangkan secara emosional dan nalar. Sudah tahu menikah bertujuan untuk apa. Kalau menikah di usia 12 tahun, pasti tidak tahu menikah itu bagaimana.Di Indonesia, kebanyakan pernikahan dini terjadi karena masalah ekonomi. Banyak dijumpai di daerah pedesaan dan daerah tertentu masih sangat memegang pemikiran lama, dimana perempuan tidak perlu mendapat pendidikan tinggi karena hanya bergulat di dapur, kasur dan sumur.Masih ada orangtua yang bangga kalau anaknyamenikah di usia muda, apalagi jika pasangannya kaya dan terkenal.Seperti banyak hal lainnya dalam kehidupan, selalu ada waktu yang tepat untuk berbagai hal, begitu juga dengan menikah. Menurut sebuah artikel dari USA Today, banyak penelitian menunjukkan bahwa semakin dekat usia seseorang pada 20 tahun saat menikah, maka kemungkinan berisiko lebih kecil mengalami perceraian. http:genbagus.blogspot.com201306usia-ideal-untuk-menikah.html diakses pada tanggal 25 maret 2015 pukul 8:50

2.2.5 Faktor-Faktor Penyebab Pernikahan Usia Muda

Faktor yang menyebabkan pernikahan usia muda adalah kemauan sendiri karena sudah merasa saling mencintai, faktor dorongan orang tua atau keluarga, juga faktor pendidikan yang begitu rendah yang di sebabkan oleh kondisi ekonomi yang serba pas-pasanNaibaho, 2013: 72. Di beberapa daerah di Indonesia, pernikahan dini masih marak terjadi. Secara umum, penyebab utamanya ada sebagai berikut : 38 • Keinginan untuk segera mendapat tambahan anggota keluarga • Tidak adanya pengetahuan mengenai akibat buruk perkawinan terlalu muda, baik bagi mempelai maupun keturunannya • Mengikuti adat secara mentah-mentah Sementara, menurut Hollean dan Suryono, perkawinan di usia muda terjadi karena sebab sebagai berikut : Masalah ekonomi keluarga terutama di keluarga si gadis. Orang tuanya meminta keluarga laki-laki untuk mengawinkan anak gadisnya, sehingga dalam keluarga gadis akan berkurang satu anggota keluarga yang jadi tanggungjawab makanan, pakaian, pendidikan dan sebagainya soekanto, 1992 : 65. Tapi, sebab diatas sudah semakin berkurang sekarang ini. Namun, mengapa jumlah pernikahan dini masih tetap tinggi? Ada faktor penyebab lainnya yang membuat pernikahan dini masih tetap marak. Berikut beberapa faktor penyebab pernikahan dini : Faktor Ekonomi Biasanya ini terjadi ketika keluarga si gadis berasal dari keluarga kurang mampu. Orang tuanya pun menikahkan si gadis dengan laki-laki dari keluarga mapan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi si gadis maupun orang tuanya. Si gadis bisa mendapat kehidupan yang layak serta beban orang tuanya bisa berkurang. Faktor Pendidikan Rendahnya tingkat pendidikan orang tua, anak dan masyarakat membuat pernikahan dini semakin marak. Wajib Belajar 9 Tahun bisa dijadikan salah satu obat dari fenomena ini, dimisalkan seorang anak mulai belajar di usia 6 tahun, maka saat dia menyelesaikan program tersebut, dia sudah berusia 15 tahun. 39 Di usia 15 tahun tersebut, seorang anak pastilah memiliki kecerdasan dan tingkat emosi yang sudah mulai stabil. Apalagi bila bisa dilanjutkan hingga Wajib Belajar 12 tahun. Jika program wajib belajar tersebut dijalankan dengan baik, angka pernikahan dini pastilah berkurang. Faktor Orang tua Entah karena khawatir anak menyebabkan aib keluarga atau takut anaknya melakukan zina saat berpacaran, maka ada orang tua yang langsung menikahkan anaknya dengan pacarnya. Niatnya memang baik, untuk melindungi sang anak dari perbuatan dosa, tapi hal ini juga tidak bisa dibenarkan. Faktor Media Massa dan Internet Disadari atau tidak, anak di jaman sekarang sangat mudah mengakses segala sesuatu yang berhubungan dengan seks dan semacamnya, hal ini membuat mereka jadi terbiasa dengan hal-hal berbau seks dan tidak menganggapnya tabu lagi. Memang pendidikan seks itu penting sejak dini, tapi bukan berarti anak-anak tersebut belajar sendiri tanpa didampingi orang dewasa. Faktor Biologis Faktor biologis ini muncul salah satunya karena Faktor Media Massa dan Internet diatas, dengan mudahnya akses informasi tadi, anak-anak jadi mengetahui hal yang belum seharusnya mereka tahu di usianya. Maka, terjadilah hubungan di luar nikah yang bisa menjadi hamil di luar nikah. Maka, mau tidak mau, orang tua harus menikahkan anak gadisnya. Faktor Hamil di Luar Nikah Faktor ini di pisahkan oleh faktor biologis karena hamil di luar nikah bukan hanya karena kecelakaan tapi bisa juga karena diperkosa sehingga terjadilah hamil di luar nikah. Orang tua yang dihadapkan dalam situasi tersebut pastilah akan 40 menikahkan anak gadisnya, bahkan bisa dengan orang yang sama sekali tidak dicintai orang si gadis. Hal ini semakin dilematis karena ini tidak sesuai dengan UU Perkawinan. Rumah tangga berdasarkan cinta saja bisa goyah, apalagi karena keterpaksaan. Faktor Adat Faktor ini sudah mulai jarang muncul, tapi masih tetap ada. http:genbagus.blogspot.com201405faktor-penyebab-pernikahan-dini.html diakses pada tanggal 4 maret 2015 pukul 10:50 WIB 41

2.3 Kerangka Pemikiran

Pernikahan yang di alami anak di bawah umur sering di sebabkan oleh beberapa faktor-faktor pemicuh. Dan faktor pemicuh dapat berasal dari faktor konsisi ekonomi keluarga, faktor budaya atau dengan kata lain faktor kebiasaan yang terjadi dan berlaku di lingkungan sekitar, faktor pndidikan formal keluarga dan responden, dan yang selanjutnya adalah faktor keluarga itu sendiri yang menjadi pemicuh terjadinya pernikahan usia muda bisa jadi karena pola asuh yang di berlakukan orang tua terhadap anak-anaknya. Atau bisa jadi faktor penyebab lainnya yang mana faktor pemicuh adalah dari dalam keluarga. Dan beberapa factor tersebut adalah kemungkinan yang menyebabkan terjadinya pernikahan usia muda. Bagan Alur Pikir Faktor Ekonomi Faktor Budaya Faktor Pendidikan Faktor Keluarga Keinginan pada remaja Pemicuh Terjadinya Pernikahan Usia Muda Faktor-Faktor Pemicuh Pernikahan Usia Mudah 42

2.4 Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah khusus yang di gunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan di teliti, untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan di jadikan objek penelitian. Dengan kata lain, penulis berupaya membawa para pembaca bahwa hasil penelitian ini untuk memaknai konsep sesuai dengan yang di inginkan dan di maksudkan oleh penulis. Jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang di anut dalam suatu penelitian. siagian,2011:138 Untuk lebih memahami pengertian konsep-konsep yang akan di gunakan, maka penulis membatasi konsep-konsep sebagai berikut : 1. Yang di maksud dengan faktor dalam penelitian ini adalah sesuatu yang mempengaruhi atas terjadinya hal atau kejadian tertentu 2. Yang di maksud dengan pernikahan dalam penelitian ini adalah pintu bagi bertemunya dua hati dalam naungan pergaulan hidup yang berlangsung dalamjangka waktu yang lama, yang di dalamnya terdapat berbagai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing- masing pihak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, bahagia, harmonis, serta mendapat keturunan. 3. Yang dimaksud dengan pernikahan usia muda dalam penelitian ini adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri di usia yang masih muda. Dimana pihak perempuan masih berusia di bawah 18 tahun sewaktu melangsungkan pernikahan, dan pihak pria berusia di bawah 20 tahun. 43 4. Yang di maksud dengan faktor-faktor penyebab terjadinya pernikahan usia muda dalam penelitian ini adalah hal yang mempengaruhi terjadinya Pernikahan usia muda pada individu yang masih berusia muda. Dimana pihak perempuan masih berusia di bawah 18 tahun sewaktu melangsungkan pernikahan, dan pihak pria berusia di bawah 20 tahun. 44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskritif, yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang di teliti. Termasuk yang di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variable penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung siagian, 2011: 52.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di kelurahan sawit seberang, kecamatan sawit seberang, kabupaten langkat, sumatera utara. 3.3 Informan 3.3.1 Informan Sampel pada penelitian kualitatif disebut informan.Informan adalah orang- orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan peneliti untuk memberikan informasi, data ataupun fakta dari suatu objek penelitian.Informan dalam penelitian ini terdapat dua jenis yaitu informan kunci dan informan utama.

3.3.1.1 informan kunci

Informan kunci yaitu orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.Informan kunci dalam penelitian ini

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat 2014

4 83 118

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

20 192 114

Solidaritas Kekerabatan Pada Masyarakat Jawa Perantauan (Studi Deskriptif Di Kelurahan Sawit Seberang, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat)

20 108 98

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN USIA MUDA PEREMPUAN

0 12 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pernikahan 2.1.1 Pengertian Pernikahan - Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Usia Muda di Kelurahan Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 6 33

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Usia Muda di Kelurahan Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 9

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERNIKAHAN USIA MUDA DI KELURAHAN SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 0 13

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 9

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 1 18