Keharmonisan Keluarga Konsep Pernikahan .1 Pengertian Pernikahan

13 keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas. Menurut Saxton pernikahan memiliki dua makna, yaitu:Sebagai suatu institusi sosial. Suatu solusi kolektif terhadap kebutuhansosial.Eksistensi dari pernikahan itu memberikan fungsi pokok untukkelangsungan hidup suatu kelompok dalam hal ini adalah masyarakat.kemudian makna individual, Pernikahan sebagai bentuk legitimisasi pengesahan terhadap peran sebagai individual, tetetapi yang terutama, pernikahan dipandang sebagai sumber kepuasan personalSaxton dalam Naibaho, 2013:13.

2.1.2 Keharmonisan Keluarga

Dari sudut pandang psikologi, keluarga dapat dilihat sebagai relasi antar anggota-anggotanya. Dalam keluarga batih nuclear family relasi antar anggota keluarga terdiri antara relasi suamibapak dan istriibu, orangtua-anak, ibu-anak, bapak-anak dan anak-anak. Dalam keluarga diperluas extended family, anggota keluarga ditambah nenekkakek, pamanbibi, keponakan dan sebagainya, sehingga relasi antar anggota keluarga juga lebih banyak dan kompleks. Kesejahteraan keharmonisan keluarga dapat tercapai, apabila antar anggota keluarga saling pengertian. Namun, pada kenyataan saling pengertian antar anggota keluarga sulit tercapai, sebab adanya perbedaan “dunia” dari masing-masing anggota keluarga. Perbedaan “dunia” tersebut misalnya terlihat pada perbedaan dunia pria dan wanita, sehingga hal ini akan mempengaruhi hubungan suami-istri; ibu dengan anak laki-lakinya; bapak dengan anak perempuannya; atau anak laki-laki dengan anak perempuan. Perbedaan “dunia” tersebut juga terlihat pada perbedaan tahap perkembangan anggota keluarga. Masing-masing tahapan memiliki ciri tertentu yang seringkali sukar 14 dipertemukan dengan yang lain. Terlebih lagi bila anggota keluarga dalam priode krisis, yaitu priode dalam kehidupan manusia yang biasanya menimbulkan kesukaran dalam diri maupun lingkungan. Dapat dibayangkan kalau dalam satu keluarga ayah sedang dalam priode krisis karena menjelang pensiun, anak tertua usia remaja yang merupakan usia yang sukar, ibu dalam priode krisis menjelang menopause. Perbedaan “dunia” tersebut ditambah perbedaan kondisi sosio- ekonomi suami istri, suku bangsa, atau agama. Setiono,2011:910 Adapun Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga Ada banyak ahli yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga menurut para ahli. Keluarga harmonis atau sejahtera merupakan tujuan penting. Oleh karena itu untuk menciptakan perlu diperhatikan faktor-faktor berikut: 1. Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama hubungan yang baik antar anggota keluarga. Baik pada perkembangan keluarga dengan memperhatikan peristiwa dalam keluarga,dan mencari sebab akibat permasalahan, juga terdapat perubahan pada setiap anggotanya. 2. Pengetahuan. Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga. Sangat perlu untuk mengetahui anggota keluaranya, yaitu setiap perubahan dalam keluarga, dan perubahan dalam anggota keluarganya, agar kejadian yang kurang diinginkan kelak dapat diantisipasi. 15 3. Pengenalan terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalan terhadap diri sendiri dan pengenalan diri sendiri yang baik penting untuk memupuk pengertian-pengertian. 4. Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah menyoroti semua kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam keluarga. Masalah akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya latar belakang lebihcepat terungkap dan teratasi, pengertian yang berkembang akibat pengetahuan tadi akan mengurangi kemelut dalam keluarga. 5. Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikapmenerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dankelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam keluarga.Sikap ini akan menghasilkan suasana positif dan berkembangnya kehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan minat darianggota keluarga. 6. Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlu meningkatkan usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspek keluarganya secara optimal, hal ini disesuaikan dengan setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta perubahan-perubahan danmenghilangkan keadaan bosan. 7. Penyesuaian harus perlu mengikuti setiap perubahan baik dari fisik orangtua maupun anak. 16 Keluarga harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila dalam kehidupannya telah memperlihatkan faktor-faktor berikut: 1. Faktor kesejahteraan jiwa. Yaitu rendahnya frekwensi pertengkaran danpercekcokan di rumah, saling mengasihi, saling membutuhkan, salingtolong-menolong antar sesama keluarga, kepuasan dalam pekerjaan danpelajaran masing-masing dan sebagainya yang merupakan indikator- indikatordari adanya jiwa yang bahagia, sejahtera dan sehat. 2. Faktor kesejahteraan fisik. Serinnya anggota keluarga yang sakit, banyakpengeluaran untuk kedokter, untuk obat-obatan, dan rumah sakit tentu akanmengurangi dan menghambat tercapainya kesejahteraan keluarga. 3. Faktor perimbangan antara pengeluaran dan pendapatan keluarga.Kemampuan keluarga dalam merencanakan hidupnya dapatmenyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga Kunci utama keharmonisan sebenarnya terletak pada kesepahaman hidup suami dan istri. Karena kecilnya kesepahaman dan usaha untuk saling memahami ini akan membuat keluarga menjadi rapuh. Makin banyak perbedaan antara kedua belah pihak maka makin besar tuntutan pengorbanan dari kedua belah pihak.Jika salah satunya tidak mau berkorban maka pihak satunya harus mau berkorban.Jika pengorbanan tersebut telah melampaui batas atau kerelaannya maka keluarga tersebut akan terancam.Maka fahamilah keadaan pasangan, baik kelebihan maupun kekurangannya yang kecil hinga yang tebesar untuk mengerti sebagai landasan dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Rencana kehidupan yang dilakukan kedua belah pihak merupakan faktor yang sangat berpengaruh karena dengan perencanaan 17 ini keluarga bisa mengantisiapsi hal yang akan datang dan terjadi saling membantu untuk misi keluarga. http:mozaikbimbingankonselingii.blogspot.com201304konsep-keluarga-bahagia- makalah-mk-bk.html

2.1.3 Peran dan fungsi keluarga

Dokumen yang terkait

Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat 2014

4 83 118

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

20 192 114

Solidaritas Kekerabatan Pada Masyarakat Jawa Perantauan (Studi Deskriptif Di Kelurahan Sawit Seberang, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat)

20 108 98

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN USIA MUDA PEREMPUAN

0 12 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pernikahan 2.1.1 Pengertian Pernikahan - Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Usia Muda di Kelurahan Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 6 33

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Usia Muda di Kelurahan Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 9

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERNIKAHAN USIA MUDA DI KELURAHAN SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 0 13

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 9

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 1 18