mendadak dapat terjadi rebound scorbut, karena sistem perombakkan vitamin C telah sangat dirangsang oleh dosis tinggi Tjay, 2002.
2.2 Kolesterol
Kolesterol adalah zat dengan sifat fisik serupa lemak tetapi memiliki rumus steroid. Kolesterol terdapat dalam jaringan, terutama otak, sumsum tulang
belakang, hati dan empedu. Hati membuat kolesterol, sangat banyak, sekitar ¾ gram sehari, dari berbagai sumber, termasuk asetat, suatu garam organik yang
terbentuk pada metabolisme normal, kolesterol diet dan asam empedu yang diserap kembali oleh usus halus Tjay,2002.
Pada dasarnya kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa tahapan reaksi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A diubah
menjadi isopentenil piroposfat dan dimetalil pirofospat melalui beberapa reaksi yang melibatkan beberapa enzim. Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan dimetalil
pirofosfat bereaksi membentuk kolesterol. Pembentukkan kolesterol ini juga berlangsung melalui beberapa reaksi yang membentuk senyawa-senyawa antara,
yaitu geranil pirofosfat, squalen dan lanosterol Poedjiadi, 1994. Kecepatan pembentukkan kolesterol dipengaruhi oleh konsentrasi
kolesterol yang ada dalam tubuh. Apabila dalam tubuh terdapat kolesterol dalam jumlah yang telah cukup, maka kolesterol akan menghambat sendiri reaksi
pembentukkannya hambatan umpanbalik. Sebaliknya bila kadar kolesterol sedikit karena berpuasa, kecepatan pembentukkan kolesterol meningkat
Poedjiadi, 1994. Inilah sesungguhnya sirkulasi kolesterol :
Universitas Sumatera Utara
1. Kolesterol disintesis di hati
2. Kolesterol berikatan dengan lipoprotein membentuk LDL Low Density
Lipoprotein dibawa dalam peredaran darah. Inilah tahap pengedaran sehingga kolesterol dapat menumbuk dan menempel dalam pembuluh
arteri 3.
Kolesterol berikatan dengan lipoprotein lain membentuk HDL dibawa ke kandung empedu , tempatnya diubah menjadi asam empedu , yang
kemudian dibuang melalui usus halus. 4.
Beberapa bentuk asam empedu diserap kembali dari usus halus, dikonversikan kembali menjadi kolesterol, dan kemudian dibawa lagi
dalam pengedaran kolesterol. Goodman, 2000. Kolesterol yang kita makan dari makanan jelas merupakan sebagian dari
pool kolesterol dalam tubuh; tingkat konsumsi yang dianjurkan 25-300 mg, berarti kurang dari 10 dari kolesterol yang dibentuk oleh hati. Lebih lagi, ada
mekanisme balik yang akan menurunkan jumlah sintesis kolesterol baru bila kita mengkonsumsi lebih banyak kolesterol dari normal. Dalam penelitian
Framingham, tak ada perbedaan dalam tingkat kolesterol serum pada pria dan wanita yang mengkonsumsi kolesterol tinggi atau rendah dalam makanannya.
Sesungguhnya jumlah kolesterol dalam darah ditentukan oleh interaksi 4 faktor : 1.
Laju pembuatan kolestetol oleh hati dari asetat 2.
Laju kolesterol diperoleh dari makanan 3.
Laju kolesterol yang diubah ke asam empedu dan dibuang melalui usus halus
Universitas Sumatera Utara
4. Laju asam empedu yang diserap kembali dan diubah menjadi kolesterol.
Tingkat kolesterol yang tinggi sangat berbahaya dan berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit jantung. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
National Heart Institute, yang dalam penelitian ini kolesterol darah dikurangi 8,5 , kematian oleh penyakit jantung menurun 25 . Tetapi konsumsi kolesterol
tidak perlu merupakan penentu dari tingkat kolesterol. Dengan mengubah konsumsi kolesterol dalam diit saja tidak mesti memperoleh tingkat kolesterol
yang rendah Goodman, 2000. Biokimiawi dan fungsi kedua lipoprotein , LDL dan HDL, sangat penting
dalam memahami siklus kolesterol. LDL, Low Density Lipoprotein membawa kolesterol dalam aliran darah, mendorong kolesterol sehingga menempel pada
sel pembuluh. LDL adalah kolesterol jahat. HDL sebaliknya membawa kolesterol kembali ke kandung empedu, tempatnya diubah menjadi asam
empedu dan dibuang melalui usus halus. HDL dengan demikian disebut sebagai kolesterol baik karena mereka membantu memusnahkan kolesterol. Fakta kini
menunjukkan bahwa total kolesterol, ukuran LDL dan HDL sesungguhnya merupakan indeks kolesterol yang handal dibandingkan hanya total kolesterol
saja. Tingginya kadungan kolesterol dan LDL berhubungan erat dengan penyakit jantung, tinginya HDL berhubungan dengan rendahnya penyakit
jantung Linder, 1992.
2.2 Trigliserida