BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Sebelum dan Setelah Perlakuan Hiperkolesterolemia
Kadar kolesterol serum darah marmot sebelum dan setelah diberi perlakuan hiperkolesterolemia dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2
Tabel 2 Kadar kolesterol serum darah marmot sebelum dan setelah perlakuan
hiperkolesterolemia mgdl ± SD
Perlakuan Kadar kolesterol mgdl ± SD
Sebelum perlakuan awal Setelah perlakuan
hiperkolesterolemia A
40,83 ± 7,05 69.5 ± 8,41
B 39,67 ± 6,34
70.33 ± 12,43 C
42.33 ± 4,58 80.67 ± 13,45
D 42.67 ± 3,93
75.67 ± 18,39
Keterangan :
Kadar kolesterol yang tercantum adalah kadar rataan dari 6 ulangan sebelum diberi vitamin C
A : untuk perlakuan tanpa vitamin C sebagai P B : untuk pemberian vitamin C sebagai P
diberi aquadest
1
vitamin C 5,425 mgkgBBhari C : untuk pemberian vitamin C sebagai P
2
D : untuk pemberian vitamin C sebagai P vitamin C 38,75 mgkgBBhari
3
SD : Standar Deviasi vitamin C 77,5 mgkgBBhari
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata kadar kolesterol serum darah marmot setelah perlakuan hiperkolesterolemia menunjukkan kadar yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kolesterol serum darah sebelum perlakuan hiperkolesterolemia. Hal ini sesuai dengan hasil uji T Lampiran 11 dengan
membandingkan kadar kolesterol sebelum dan setelah perlakuan hiperkolesterolemia, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar
kolesterol sebelum dan setelah perlakuan hiperkolesterolemia P0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan hiperkolesterolemia dengan memberi
Universitas Sumatera Utara
pakan yang dicampur dengan kuning telur 1 dan lemak kambing 20 dari jumlah makananhari selama 7 hari memberi pengaruh nyata terhadap kadar
kolesterol serum darah marmot. Hal ini dapat juga dilihat pada Gambar 2 yang menunjukkan adanya
kenaikan kadar kolesterol serum darah marmot setelah perlakuan hiperkolesterolemia dibandingkan sebelum diberi perlakuan hiperkolesterolemia.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
A B
C D
Perlakuan K
a d
a r
K o
le s
te ro
l m
g d
l
sebelum perlakuan hiperkolesterolemia
setelah perlakuan hiperkolesterolemia
Gambar 2. Diagram kadar kolesterol serum darah marmot sebelum dan setelah perlakuan hiperkolesterolemia mgdl ± SD
Keterangan :
Kadar kolesterol yang tercantum adalah kadar rataan dari 6 ulangan sebelum diberi perlakuan pemberian vitamin C
A : untuk perlakuan tanpa vitamin C sebagai P B : untuk pemberian vitamin C sebagai P
diberi aquadest
1
vitamin C 5,425 mgkgBBhari C : untuk pemberian vitamin C sebagai P
2
D : untuk pemberian vitamin C sebagai P vitamin C 38,75 mgkgBBhari
3
SD: Standar Deviasi vitamin C 77,5 mgkgBBhari
Menurut Sitepoe 1993 kadar hiperkolesterolemia dapat dilihat dari adanya kenaikan kadar lipid yang terukur yaitu kadar kolesterol. Hasil ini dinyatakan
sebagai kondisi hiperkolesterolemia. Bila dibandingkan dengan kadar sebelum perlakuan hiperkolesterolemia, kadar kolesterol setelah perlakuan dengan
Universitas Sumatera Utara
pemberian pakan yang dicampur dengan kuning telur 1 dan lemak kambing 20 dari jumlah makananhari memperlihatkan kadar kolesterol yang sangat
tinggi, hal ini menunjukkan bahwa marmot tersebut telah hiperkolesterolemia. Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sumber utama kolesterol dari makanan hanya berasal dari produk hewani seperti daging, susu, telur dan hasil
perikanan Razak, 2006 dan Soeharto, 2000. Kuning telur mengandung 220-250 mg kolesterol sehingga pemberian pakan yang mengandung kuning telur
sebanyak 2,02 gram sudah dapat menaikkan kadar kolesterol Lidya, 2001. Begitu juga dengan lemak jenuh seperti lemak kambing yang dikonsumsi
akan mengakibatkan kenaikan kadar kolesterol di dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dapat bersifat sinergis apabila bahan pangan yang
mengandung kolesterol dikonsumsi bersama dengan lemak jenuh Sitepoe, 1993.
3.2 Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Setelah 12 dan 24 hari Pemberian Vitamin C