VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan integrasi spasial dan kointegrasi antara pasar karet alam di pasar fisik Indonesia Belawan dengan pasar berjangka dunia
SICOM,CJCE, TOCOM, AFET dan SHFE. Artinya terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara pergerakan harga di pasar fisik dan pasar
berjangka dunia. Namun hubungan saling pengaruh antar pasar tidak ditransmisikan secara langsung karena adanya lag masa waktu untuk
merespon setiap perubahan. 2. Secara keseluruhan respon yang diberikan setiap pasar terhadap guncangan
relatif sama, meningkat pada awal periode dan menurun pada akhir periode. Akan tetapi, magnitude dari respon yang diberikan relatif kecil terhadap
guncangan harga karet alam sehingga kurang kuat dalam mempengaruhi harga yang terbentuk baik di pasar fisik maupun bursa-bursa berjangka.
3. Untuk jenis karet TSR20 variabilitas harga di bursa SICOM dalam jangka panjang lebih banyak dijelaskan oleh dirinya sendiri 90.17 persen sedangkan
kontribusi harga bursa Jepang semakin berkurang 6.29 persen sebaliknya kontribusi harga di pasar Belawan 3.52 persen. Sedangkan kontribusi
terbesar yang menjelaskan variabilitas harga di bursa CJCE pada jangka panjang berturut-turut adalah harga bursa SICOM 73.97 persen, baru
kemudian dijelaskan oleh guncangan dirinya sendiri 17.74 persen, setelah itu
kontribusi guncangan harga di pasar Belawan 8.27 persen. Variabilitas harga di pasar Belawan pada jangka panjang dijelaskan oleh guncangan semua
variabel dengan kontribusi guncangan terbesar berasal dari bursa SICOM 77.23 persen, harga dirinya sendiri 14.87 persen dan CJCE 7.88 persen.
Untuk jenis karet RSS3 pada jangka panjang kontribusi terbesar yang menjelaskan panjang variabilitas harga di bursa TOCOM selain dijelaskan
oleh dirinya sendiri 60.64 persen juga dijelaskan oleh guncangan harga di bursa SHFE 21.95 persen, dan kontribusi terbesar ketiga adalah harga AFET
13.60 persen baru kemudian harga pasar Belawan 3.80 persen. Selanjutnya variabilitas harga di bursa AFET paling banyak dipengaruhi oleh harga bursa
TOCOM 55.71 persen dan bursa SHFE 21.78 persen sedangkan kontribusi bursa harga AFET sendiri 19.021 persen dan harga pasar Belawan
3.47 persen. Untuk variabilitas harga di bursa SHFE lebih dijelaskan oleh guncangan harga dirinya sendiri 51.78 persen, harga di bursa TOCOM
36.89 persen, harga bursa AFET 6.20 persen dan kontribusi harga Belawan hanya 5.12 persen. Serta variabilitas harga di pasar Belawan dijelaskan oleh
guncangan semua variabel pasar baik bursa TOCOM, bursa AFET, SHFE dengan kontribusi guncangan terbesar berasal dari bursa TOCOM baru disusul
kemudian bursa SHFE. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SICOM dan TOCOM menjadi sumber guncangan terbesar dalam menjelaskan
variabilitas harga di pasar fisik dan bursa berjangka lainnya sekaligus bursa yang sangat mempengaruhi pembentukan harga sehingga menjadi acuan untuk
menetukan harga karet alam di setiap pasar.
7.2. Implikasi Kebijakan