tersebut bersifat simetris dimana antara pasar sama kekuatannya yang ditandai pergerakannnya harga yang terjadi juga sama.
Selanjutnya pada lag 4 hubungan antara pasar berjangka bersifat dua arah dimana antar pasar saling mempengaruhi. Hasil ini juga mengindikasikan terjadi
pergerakan harga yang serempak antara bursa berjangka pada harga karet alam sehingga hubungan ini disebut juga hubungan simetris. Sedangkan hubungan
antara pasar Belawan dan bursa TOCOM dan SHFE juga dua arah yang berarti bersifat simetris. Namun berbeda dengan hubungan antara pasar Belawan dan
AFET dimana hanya terdapat hubungan kausalitas searah yakni hanya bursa AFET yang mempengaruhi terbentuknya harga karet di Belawan sebaliknya harga
karet Belawan tidak mempengaruhi terbentuknya harga di bursa AFET. Hubungan ini disebut juga hubungan yang bersifat hierarkis dimana bursa AFET
sebagai pemimpin harga yang menandakan harganya bergerak duluan dan pasar Belawan sebagai pengikut dari setiap pergerakan harga AFET.
Dengan demikian dapat simpulkan bahwa hubungan harga antara pasar fisik dan pasar berjangka karet RSS3 saling pengaruh dan mempengaruhi. Selanjutnya
nilai dari lag yang ada maksudnya terdapat pengaruh terhadap masing-masing variabel harga namun dibutuhkan waktu bagi suatu variabel harga untuk
merespons pergerakan variabel harga lainnya.
6.1.7. Impulse Response Function
A. Jenis Karet TSR20
Impulse Response Function mengkonfirmasi respon dari seluruh variabel
terhadap shock satu standar deviasi pada variabel-variabel dalam sistem. Respon
karena adanya guncangan shock dari variabel harga di pasar fisik Belawan, harga di bursa SICOM, bursa CJCE, terhadap variabel harga dimasing-masing
pasar baik fisik maupun berjangka akan dianalisis dengan respon impulse berdasarkan metode dekomposisi Cholesky dengan penyesuaian derajat bebas
Cholesky-degree of fredom adjusted. Guncangan shock sebesar satu standar deviasi dan lama periode analisis
sampai hari ke 600 2.5 tahun dengan memperhatikan bahwa sampai periode tersebut telah mampu menggambarkan respon pergerakan yang telah mencapai
titik kestabilan secara konsisten. Pergerakan impulse respon dari masing-masing variabel harga disajikan pada Gambar 10-12 dan selengkapnya pada Lampiran 8.
1. Respon Harga Masing-Masing Pasar terhadap Guncangan Harga SICOM
Guncangan sebesar satu standar deviasi harga karet alam di bursa SICOM direspon positif harga karet di bursa SICOM sendiri yang nilainya meningkat dari
awal periode sampai ke periode 20 sebesar 0.019. Memasuki periode selanjutnya setelah guncangan, respon bursa SICOM mulai menurun sampai periode jangka
panjang. Pada periode 300 hanya direspon sebesar 0.0014. Besarnya respon tersebut dapat diartikan bahwa guncangan satu standar deviasi harga pada bursa
SICOM direspon oleh harga di bursa SICOM sendiri dengan peningkatan sebesar 0.0014 seperti disajikan pada Gambar 10. Pada akhir periode hanya direspon
sebesar 0.000059. Respon bursa CJCE terhadap guncangan satu standar deviasi harga di
bursa SICOM juga direspon positif dari awal periode dan terus mengalami peningkatan sampai periode 20 yakni sebesar 0.014 dan akhirnya respon
mengalami penurunan sampai periode jangka panjang.
Gambar 10. Respon Harga Karet Alam di Bursa SICOM, Bursa CJCE dan Pasar Belawan terhadap Guncangan Harga Karet Alam Bursa SICOM
Keterangan: Skala absis merupakan periode harian
.000 .004
.008 .012
.016 .020
100 200
300 400
500 600
Response of LOGSCM to LOGSCM
.000 .004
.008 .012
.016
100 200
300 400
500 600
Response of LOGCJE to LOGSCM
.000 .004
.008 .012
.016 .020
100 200
300 400
500 600
Response of LOGBLW to LOGSCM
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Periode 300 respon harga bursa CJCE sebesar 0.0013. Selanjutnya pada akhir periode direspon 0.000057 seperti disajikan pada Gambar 10.
Guncangan satu standar deviasi harga karet alam di bursa SICOM direspon harga karet alam di pasar Belawan dengan respon positif dari awal
periode sampai periode 20 meningkat hingga 0.016. Kemudian respon selanjutnya menunjukkan penurunan secara perlahan-lahan secara konsisten. Respon
mengalami penurunan sampai periode 300 sebesar 0.0014. Selanjutnya menurun kembali sampai akhir periode sebesar 0.000063 seperti disajikan pada Gambar 10.
Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan guncangan harga karet alam di bursa SICOM pada jangka pendek direspon positif dengan respon terbesar
berasal dari SICOM sendiri, Belawan dan CJCE. Memasuki periode jangka panjang respon mengalami penurunan tetap masih direspon positif tetapi
mengalami pergeseran dimana respon terbesar berasal dari Belawan, kemudian SICOM dan CJCE. Respon tersebut sejalan dengan temuan hubungan kointegrasi
dan Granger causality bahwa harga di pasar SICOM, CJCE dan Belawan dipengaruhi pembentukan harga karet di bursa SICOM.
2. Respon Harga Masing-Masing Pasar terhadap Guncangan Harga CJCE
Pola respon harga karet bursa SICOM terhadap guncangan satu standar deviasi harga di bursa CJCE dari awal periode direspon positif dan terus
mengalami peningkatan sampai periode 20 sebesar 0.003. Namun setelah itu respon menunjukkan penurunan secara konsisten dengan arah negatif dalam
jangka panjang hingga menuju titik stabilnya sebesar 0.0001 seperti disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Respon Harga Karet Alam di Bursa SICOM, Bursa CJCE dan Pasar Belawan terhadap Guncangan Harga Karet Alam Bursa CJCE
Keterangan: skala absis merupakan periode harian
-.004 -.002
.000 .002
.004
100 200
300 400
500 600
Response of LOGSCM to LOGCJE
-.004 .000
.004 .008
.012 .016
100 200
300 400
500 600
Response of LOGCJE to LOGCJE
-.004 -.002
.000 .002
.004 .006
.008 .010
100 200
300 400
500 600
Response of LOGBLW to LOGCJE
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Guncangan harga karet bursa CJCE sebesar satu standar deviasi direspon positif bursa CJCE sendiri dari awal periode sebesar 0.011 dan terus mengalami
peningkatan sampai periode 6 sebesar 0.013. Setelah itu respon perlahan menurun sampai periode jangka panjang dan bernilai negatif sampai akhir periode.
Gambar 11 menunjukkan dampak guncangan harga di bursa CJCE sebesar satu standar deviasi yang direspon negatif pasar Belawan, akan tetapi sangat
kecil pada awal periode sebesar 0.0003 kemudian respon perlahan mulai naik secara fluktuatif sampai periode 40 ke arah positif sebesar 0.002. Setelah itu
respon kembali mengalami penurunan ke arah negatif sampai akhir periode menjadi sebesar 0.000049.
Dengan demikian berdasakan hasil ini dapat diketahui bahwa guncangan harga bursa CJCE pada periode jangka pendek direspon positif dengan respon
terbesar berasal dari CJCE, Belawan dan SICOM kemudian pada jangka panjang respon mengalami penurunan sampai direspon negatif dengan respon terbesar
secara berurutan berasal dari Belawan, SICOM dan CJCE. 3.
Respon Harga Masing-masing Pasar terhadap Guncangan Harga Belawan Guncangan satu standar deviasi harga karet di pasar Belawan direspon
positif pada awal periode oleh harga di pasar Belawan sendiri sampai periode 40 sebesar 0.0084. Kemudian respon mengalami penurunan secara berlahan dan
konsisten sampai akhir periode hingga pada nilai negatif seperti disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12 menunjukkan respon positif harga karet pada periode jangka pendek di bursa SICOM terhadap guncangan satu standar deviasi harga karet di
pasar Belawan.
Gambar 12. Respon Harga Karet Alam di Bursa SICOM, Bursa CJCE dan Pasar Belawan terhadap Guncangan Harga Karet Alam Pasar Belawan
Keterangan: skala absis merupakan periode harian
-.001 .000
.001 .002
.003 .004
.005
100 200
300 400
500 600
Response of LOGSCM to LOGBLW
-.001 .000
.001 .002
.003 .004
.005 .006
100 200
300 400
500 600
Response of LOGCJE to LOGBLW
.000 .004
.008 .012
100 200
300 400
500 600
Response of LOGBLW to LOGBLW
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Dimana besar respon terus mengalami peningkatan dari awal periode dan mencapai puncaknya pada periode 40 sebesar 0.0.0040. Kemudian setelah itu
respon terus menurun secara perlahan-lahan sampai periode jangka panjang, hingga sampai pada akhir periode menunjukkan respon negatif.
Respon harga karet alam di bursa Jepang CJCE terhadap guncangan satu standar deviasi di pasar Belawan menunjukkan pola respon yang sama pada
guncangan harga bursa SICOM. Awal periode direspon positif dan mencapai puncaknya pada periode 40 sebesar 0.0054. Setelah itu respon kembali menurun
hingga periode jangka panjang bahkan pada akhir periode menunjukkan respon negatif seperti disajikan pada Gambar 12.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa guncangan yang berasal dari Belawan pada jangka pendek direspon positif dengan respon terbesar
diberikan oleh Belawan sendiri, kemudian CJCE dan SICOM memasuki periode jangka panjang respon mengalami penurunan hingga kearah negatif dengan
respon terbesar berasal dari Belawan, kemudian SICOM dan CJCE. Namun secara keseluruhan respon yang diberikan terhadap guncangan
sama, meningkat pada awal periode dan mengalami penurunan pada akhir periode serta magnitude dari respon dinamik relatif kecil. Artinya guncangan harga karet
alam di bursa-bursa dan pasar fisik direspon kecil atau kurang kuat dalam mempengaruhi harga yang terbentuk.
Hal ini dikarenakan harga karet tidak saja dipengaruhi faktor harga saja namun lebih dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi. Selain
itu harga karet alam juga dipengaruhi harga karet sintesis sebagai pesaing karet
alam dan hasil produk- produk barang jadi karet. Oleh karena itu respon yang diberikan sangat kecil terhadap guncangan harga yang terjadi pada tiap pasar.
Dalam jangka pendek dan panjang harga di pasar Belawan sangat merespon terhadap adanya guncangan di SICOM dan CJCE. Pekanya harga pasar
Belawan lebih dipengaruhi besarnya ketergantungan pasar karet Belawan pada pasar luar negeri, karena memang sampai saat ini sebagian besar hasil produksi
karet ditujukan untuk ekspor tujuan Singapura dan Jepang yang merupakan tempat bursa SICOM dan CJCE.
B. Jenis Karet RSS3
Impulse Response Function mengkonfirmasi respon dinamis dari seluruh
variabel terhadap shock satu standar deviasi pada variabel-variabel dalam sistem. Respon dinamik terjadi karena adanya guncangan shock dari variabel harga di
pasar fisik Belawan, TOCOM, AFET dan SHFE terhadap variabel harga itu sendiri yang akan dianalisis dengan respon impulse berdasarkam metode
dekomposisi Cholesky dengan penyesuaian derajat bebas Cholesky-degree of fredom adjusted.
Guncangan shock sebesar satu standar deviasi dan lama periode analisis sampai hari ke 300 1.2 tahun dengan memperhatikan bahwa sampai periode
tersebut telah mampu menggambarkan respon pergerakan yang telah mencapai titik kestabilan secara konsisten. Pergerakan impulse respon dari masing-masing
variabel harga disajikan pada Gambar 13-16 dan selengkapnya pada Lampiran 9. 1.
Respon Harga di Masing-Masing Pasar terhadap Guncangan TOCOM Guncangan harga karet di bursa TOCOM sebesar satu standar deviasi
direspon positif pada harga karet di bursa TOCOM itu sendiri dari awal periode
mencapai puncak tertinggi pada periode 1 sebesar 0.021. Selanjutnya respon menurun secara konsisten sampai periode jangka panjang seperti yang disajikan
Gambar 13. Gambar 13 menunjukkan bahwa respon bursa AFET terhadap guncangan
harga karet di bursa TOCOM sebesar satu standar deviasi direspon positif pada periode awal sebesar 0.014 dan meningkat sampai periode 4. Periode selanjutnya
respon terjadi penurunan sampai akhir periode tetapi tetap direspon positif. Pada Gambar 13 menunjukkan guncangan harga karet alam pada bursa
TOCOM sebesar satu standar deviasi direspon positif harga karet di bursa SHFE dari awal periode sebesar 0.0085 kemudian respon terus menunjukkan kenaikan
sampai periode 10. Selanjutnya memasuki periode jangka panjang sampai akhir periode respon terus mengalami penurunan masih direspon positif.
Guncangan harga karet di TOCOM satu standar deviasi yakni direspon negatif harga karet di bursa pasar Belawan dari awal periode 1 sebesar 0.00013.
Periode berikutnya respon menunjukkan kenaikan hingga ke arah positif sampai periode jangka panjang seperti yang disajikan Gambar 13.
Dengan demikian berdasarkan hasil analisis ini diketahui bahwa dampak guncangan bursa TOCOM pada jangka pendek direspon positif dengan respon
terbesar berasal dari TOCOM, baru kemudian berturut-turut AFET, Belawan dan SHFE selanjutnya memasuki periode jangka panjang respon juga mengalami
penurunan tetapi tetap dengan arah positif dengan respon terbesar pertama berasal dari SHFE, kemudian AFET baru TOCOM dan Belawan.
Gambar 13. Respon Harga Karet Alam di Bursa TOCOM, Bursa AFET, Bursa SHFE dan Pasar Belawan terhadap Guncangan Harga Karet Alam
Bursa TOCOM Keterangan: skala absis merupakan periode harian
.000 .004
.008 .012
.016 .020
.024
50 100
150 200
250 300
Response of LOGTCM to LOGTCM
.000 .004
.008 .012
.016 .020
50 100
150 200
250 300
Response of LOGAFET to LOGTCM
.000 .004
.008 .012
.016
50 100
150 200
250 300
Response of LOGSHFE to LOGTCM
-.004 .000
.004 .008
.012 .016
50 100
150 200
250 300
Response of LOGBLW to LOGTCM
Response to Cholesky One S.D. Innovations
2. Respon Harga di Masing-Masing Pasar Guncangan AFET
Pola respon harga karet di bursa AFET terhadap guncangan satu standar deviasi harga karet di bursa AFET sendiri direspon positif dari awal periode dan
mencapai puncaknya pada periode 3 sebesar 0.0113. Kemudian respon terus menurun secara konsisten sampai periode akhir tetap dengan respon positif
sebesar 0.00000441 seperti terlihat pada Gambar 14. Respon harga karet di bursa TOCOM seperti ditunjukkan pada Gambar
14 terhadap guncangan sebesar satu standar deviasi harga karet alam di bursa AFET mengarah positif dari awal periode dan mencapai puncak tertinggi pada
periode 8 sebesar 0.0088 dan respon mengalami penurunan secara konsisten pada periode selanjutnya sampai akhir periode.
Guncangan harga karet alam bursa AFET sebesar satu standar deviasi direspon positif bursa SHFE. Nilai respon yang terus meningkat mulai dari awal
periode dan terus mengalami peningkatan hingga pada periode 9 sebesar 0.0062. Setelah itu respon menurun sampai akhir periode terlihat pada Gambar 14.
Respon positif TOCOM dan SHFE terhadap guncangan AFET dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hasil ini dapat dipahami karena selama ini
tujuan ekspor Thailand yang utama ke China dan Jepang sehingga secara langsung guncangan bursa TOCOM dan SHFE sangat berpengaruh terhadap
harga karet yang terbentuk di AFET. Berdasarkan Gambar 14 menunjukkan pola respon positif pasar Belawan
terhadap guncangan sebesar satu standar deviasi harga karet di bursa AFET mulai dari periode pertama kemudian mencapai puncaknya pada periode 10 sebesar
0.0075.
Gambar 14. Respon Harga Karet Alam di Bursa TOCOM, Bursa AFET, Bursa SHFE dan Pasar Belawan terhadap Guncangan Harga Karet Alam
Bursa AFET Keterangan: skala absis merupakan periode harian
.000 .001
.002 .003
.004 .005
.006 .007
.008 .009
50 100
150 200
250 300
Response of LOGTCM to LOGAFET
.000 .002
.004 .006
.008 .010
.012
50 100
150 200
250 300
Response of LOGAFET to LOGAFET
.000 .001
.002 .003
.004 .005
.006 .007
50 100
150 200
250 300
Response of LOGSHFE to LOGAFET
.000 .001
.002 .003
.004 .005
.006 .007
.008
50 100
150 200
250 300
Response of LOGBLW to LOGAFET
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Berikutnya respon menunjukkan penurunan masih dengan arah positif sampai akhir periode menjadi hanya sebesar 0.00000469.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guncangan harga di bursa AFET direspon positif pada jangka
pendek dengan respon terbesar berturut-turut dari AFET, TOCOM, Belawan dan SHFE, sedangkan periode jangka panjang respon tetap positif dengan respon
terbesar secara berurutan dari SHFE, Belawan, AFET dan TOCOM. 3.
Respon Harga di Masing-Masing Pasar terhadap Guncangan Harga SHFE Guncangan harga karet di bursa SHFE sebesar satu standar deviasi
direspon positif oleh harga karet alam di bursa SHFE sendiri dari awal periode 1 sebesar 0.0159. Selanjutnya terlihat pada Gambar 15 respon menurun secara
konsisten sampai akhir periode sebesar 0.0001. Gambar 15 menunjukkan guncangan harga karet di bursa SHFE sebesar
satu standar deviasi direspon positif bursa TOCOM pada awal periode 2 sebesar 0.0005 selanjutnya respon meningkat secara konsisten mencapai puncak sampai
periode 40 sebesar 0.0065. Sesudah itu respon kembali mengalami penurunan sampai akhir periode menjadi sebesar 0.000091.
Guncangan harga SHFE sebesar satu standar deviasi direspon positif bursa AFET dari pada awal periode 2 sebesar 0.00015 dan mencapai puncaknya pada
periode 40 sebesar 0.0065. Periode selanjutnya respon menunjukkan penurunan juga masih dengan arah positif sampai akhir periode sebesar 0.000096 seperti
terlihat pada Gambar 15. Hal ini dapat dipahami karena sebesar 70 persen supply karet China berasal dari Thailand sehingga secara tidak langsung harga bursa
AFET mempengaruhi pembentukan harga di bursa SHFE.
Gambar 15. Respon Harga Karet Alam di Bursa TOCOM, Bursa AFET, Bursa SHFE dan Pasar Belawan terhadap Guncangan Harga Karet Alam
Bursa SHFE Keterangan: skala absis merupakan periode harian
.000 .001
.002 .003
.004 .005
.006 .007
50 100
150 200
250 300
Response of LOGTCM to LOGSHFE
.000 .001
.002 .003
.004 .005
.006 .007
50 100
150 200
250 300
Response of LOGAFET to LOGSHFE
.000 .004
.008 .012
.016 .020
50 100
150 200
250 300
Response of LOGSHFE to LOGSHFE
.000 .001
.002 .003
.004 .005
.006
50 100
150 200
250 300
Response of LOGBLW to LOGSHFE
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Contohya apabila Thailand menurunkan penawarannya pada bursa SHFE maka akan mengguncang harga karet bursa SHFE yang bisa berimplikasi pada kenaikan
harga dan sebaliknya bisa mengakibatkan penurunan harga pada bursa AFET. Implikasinya para pelaku pasar terutama para traders akan melakukan aksi beli
pada pasar yang menawarkan harga lebih rendah. Namun demikian dengan fenomena ini bursa AFET harus mampu mengatur supply agar tetap mampu
membentuk harga dengan tepat sehingga bisa menarik bagi para pelaku pasar. Pola respon harga karet alam di pasar Belawan terhadap guncangan harga
karet di bursa SHFE sebesar satu standar deviasi sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 15 direspon positif dengan puncak pada periode 50 sebesar 0.0059.
Selanjutnya respon memperlihatkan penurunan secara konsisten tetap pada arah positif sampai akhir periode sebesar 0.00010 seperti pada Gambar 15.
Dengan demikian berdasarkan hasil analisis ini didapatkan hasil bahwa guncangan yang berasal dari bursa SHFE direspon positif pada jangka pendek
dengan respon terbesar berturut-turut berasal dari SHFE, TOCOM, AFET dan Belawan pada periode jangka panjang respon terbesar diberikan SHFE,
dilanjutkan Belawan, AFET dan TOCOM. 4.
Respon Harga Masing-Masing Pasar terhadap Guncangan Harga Belawan Berdasarkan Gambar 16 menunjukkan bahwa guncangan harga karet di
pasar Belawan direspon positif pasar Belawan sendiri dengan puncak pada periode pertama sebesar 0.013. Selanjutnya respon mengalami penurunan hingga
sebesar 0.000089 pada periode 10. Bentuk respon bursa TOCOM terhadap guncangan harga karet di pasar Belawan sebesar satu standar deviasi adalah
direspon positif dari awal periode.
Gambar 16. Respon Harga Karet Alam Bursa TOCOM, Bursa AFET, Bursa SHFE dan Pasar Belawan terhadap Guncangan Harga Karet Alam
Pasar Belawan Keterangan: skala absis merupakan periode harian
-.003 -.002
-.001 .000
.001 .002
50 100
150 200
250 300
Response of LOGTCM to LOGBLW
-.003 -.002
-.001 .000
.001
50 100
150 200
250 300
Response of LOGAFET to LOGBLW
-.005 -.004
-.003 -.002
-.001 .000
.001 .002
50 100
150 200
250 300
Response of LOGSHFE to LOGBLW
-.004 .000
.004 .008
.012 .016
50 100
150 200
250 300
Response of LOGBLW to LOGBLW
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Kemudian mencapai puncaknya pada periode 4 sebesar 0.0003 seperti terlihat pada Gambar 16. Sesudah itu respon menunjukkan arah penurunan menunjuk arah
negatif sampai akhir periode yakni hanya sebesar 0.000088. Guncangan harga karet alam pasar Belawan direspon positif bursa AFET
dari awal periode hingga mencapai puncaknya pada periode 5 sebesar 0.00021. Kemudian respon mengalami penurunan ke arah negatif sampai akhir periode
hanya sebesar 0.000035 seperti terlihat pada Gambar 16. Respon harga karet alam di bursa SHFE terhadap guncangan harga karet
di Belawan sebesar satu standar deviasi terlihat pada Gambar 16 juga bernilai positif dari periode 2 sebesar 0.0002. Periode selanjutnya respon menunjukkan
penurunan ke arah negatif secara konsisten sampai akhir periode sebesar 0.000041.
Berdasarkan hasil analisis ini maka guncangan yang berasal dari Belawan direspon positif pada jangka pendek terbesar berasal dari Belawan, baru kemudian
TOCOM, AFET dan SHFE sedangkan pada periode jangka panjang respon mengalami penurunan sampai ke arah negatif dengan respon terbesar secara
berurutan berasal dari SHFE, Belawan, AFET dan TOCOM. Hasil ini juga sejalan dengan persamaan kointegrasi dan analisis Granger
dimana bursa TOCOM, AFET, SHFE dan Belawan saling mempengaruhi pembentukan harga karet di pasar Belawan. Besarnya respon SHFE pada jangka
panjang karena supply karet SHFE juga berasal dari Indonesia Belawan. Secara keseluruhan walaupun magnitude respon yang diberikan sangat
kecil terhadap setiap guncangan, namun dalam jangka pendek ternyata TOCOM merespon cukup besar dibandingkan pasar lainnya jika mendapat guncangan dari
masing-masing pasar. Hal ini dikarenakan sampai saat ini 100 persen supply karet alam TOCOM Jepang dipenuhi dari impor terutama berasal dari Thailand dan
Indonesia ditambah lagi konsumsi pemakaian karet alamnya juga tinggi, inilah faktor yang menyebabkan respon yang besar diberikan TOCOM pada guncangan
pasar produsen Belawan dan AFET. Selain itu juga adanya persaingan antara bursa sehingga antar bursa saling mempengaruhi.
Sedangkan dalam jangka panjang ternyata bursa SHFE memberikan respon paling besar pada setiap guncangan. Hal ini lebih dikarenakan besarnya
kebutuhan karet alam SHFE dalam rangka memenuhi kebutuhan industri dalam negerinya China, sehingga mengakibatkan besarnya ketergantungan pada karet
impor. Selain itu bursa SHFE sebagai salah satu bursa yang memperdagangkan karet juga sangat dipengaruhi bursa lainnya dikarenakan antar bursa saling
bersaing dalam harga. Implikasinya SHFE mempertimbangkan harga bursa lainnya dalam rangka membentuk harga yang bisa bersaing dan menarik pelaku
pasar untuk bertransaksi di bursanya.
6.1.8. Variance Decomposition