Estimasi Vector Error Correction Model

persamaan yang dapat menjelaskan adanya kointegrasi pada variabel-variabel dalam sistem persamaan model karet ini. Tabel 17. Uji Kointegrasi Johansen Jenis Karet RSS3 Hipotesis Trace Statistic Nilai Kritis 5 Persen H0 Ha r=0 r=1 282.7232 63.87610 r=1 r=2 104.2585 42.91525 r=2 r=3 37.82391 25.87211 r=3 r=4 8.348025 12.51798 Hipotesis Max-Eigen Statistic Nilai Kritis 5 Persen H0 Ha r=0 r=1 178.4647 32.11832 r=1 r=2 66.43455 25.82321 r=2 r=3 29.47589 19.38704 r=3 r=4 8.348025 12.51798

6.1.5. Estimasi Vector Error Correction Model

A. Jenis Karet TSR20 VAR yang mengandung kointegrasi adalah VAR yang terkendala restricted VAR yaitu adanya kointegrasi di dalam model. Dalam hal ini modelnya disebut dengan Vector Error Correction Model VECM. Tabel 18 menunjukkan estimasi vektor kointegrasi keseimbangan jangka panjang. Uji kointegrasi menggunakan metode Johansen dengan lag optimal 9, maka dihasilkan dua persamaan kointegrasi dalam sistem VECM. Adanya kointegrasi dalam sistem menunjukkan terjadinya hubungan struktural jangka panjang antara harga pasar Belawan, bursa SICOM dan bursa CJCE. Pasar Belawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bursa Singapura SICOM sebesar -2.02 dan bursa CJCE -0.85. Artinya setiap kenaikan satu persen harga di pasar Belawan akan terjadi penurunan harga sebesar 2.02 persen di bursa SICOM dan juga akan terjadi penurunan harga di bursa CJCE sebesar 0.85 persen. Sebaliknya jika terjadi penurunan harga di pasar Belawan, dalam jangka panjang akan terjadi kenaikan harga di bursa SICOM dan bursa CJCE. Adanya fungsi bursa berjangka dapat menghindarkan kerugian dimana bisa mengambil dua posisi, yakni jual short ketika harga tinggi dan beli long pada saat harga ditawarkan rendah. Apalagi diperkuat berdasarkan hasil koefisien variannya yang membuktikan pasar fisik Belawan untuk karet TSR20 lebih besar yang berarti memiliki tingkat fluktuasi yang tinggi dibandingkan dua bursa lainnya. Nilai koefisien estimasi untuk harga karet bursa SICOM bernilai negatif dan elastis sedangkan untuk bursa CJCE nilai elastisitasnya negatif dan inelastis. Hal ini menunjukkan bahwa harga di bursa SICOM lebih responsif dipengaruhi pasar Belawan. Hasil ini mempertegas bahwa dalam jangka panjang harga karet di pasar Belawan referensi bagi harga karet yang terbentuk bursa SICOM dan bursa CJCE di Jepang. Serta membuktikan bahwa harga di future market tidak akan berada di atas harga spot market melebihi biaya carrying cost antara spot market dan future market. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Terdapat 2 persamaan yang mengalami kointegrasi pada integrasi karet yakni bursa SICOM dan bursa CJCE. Dalam jangka panjang harga karet alam TSR20 untuk SICOM juga dipengaruhi oleh trend. Dari kedua persamaan tersebut terdapat hubungan keseimbangan kointegrasi antara bursa SICOM dengan pasar Belawan dan bursa Jepang dengan pasar Belawan Tabel 18. Kointegrasi Jangka Panjang Jenis Karet TSR20 Persamaan Kointegrasi Variabel Harga Karet TSR20 SICOM CJCE BELAWAN TREND C Kointegrasi 1 1.000000 0.000000 -2.020722 0.21548 [-9.37791] 0.000587 0.00015 [ 3.81806] 17.53473 Kointegrasi 2 0.000000 1.000000 -0.851867 0.06268 [-13.5902] 1.60E-05 4.5E-05 [ 0.35741] 3.019461 Keterangan: Angka dalam [ ] adalah nilai statistik = nyata pada taraf 1, = nyata pada taraf 5 = dan = nyata pada taraf 10. Nilai t-tabel: t α:1 = 2.326, t α:5 = 1.960, t α:10 = 1.645 Hal ini terjadi karena kedua bursa tersebut merupakan pasar berjangka yang secara tidak langsung penentuan harga mengacu pada harga di pasar fisik yakni Indonesia. Sampai sekarang pasokan karet alam yang ada di kedua bursa berasal dari karet alam Indonesia sehingga harga karet yang terbentuk di bursa tersebut dipengaruhi oleh harga pasar Indonesia Belawan. Indonesia sebagai produsen terbesar kedua juga telah menjadi anggota konsortium negara terbesar produsen karet dunia ITRC, bersama dengan Malaysia dan Thailand. ITRC membuat posisi Indonesia dalam pengendalian harga karet dunia menjadi semakin kuat. Pembentukan ITRC sebagai organisasi terbesar pasar karet dunia, tidak lepas dari struktur pasar karet sebelumnya yang dikuasai oleh beberapa konsumen karet dunia terutama di Eropa sehingga membuat pasar karet menjadi pasar oligopoli konsumen. Dengan demikian adanya ITRC terjadi keseimbangan baru pada struktur pasar karet dunia yang lebih adil. Pasca terjadinya krisis global akhir tahun 2008 anggota ITRC melakukan penurunan ekspor yang dampaknya menaikkan harga jual. Terbukti dengan terus bergerak naiknya harga di pasar internasional setelah dikeluarkannya kesepakatan tersebut. Selain mengurangi volume ekspor, ketiga negara juga sudah menyepakati batas harga jualekspor. Bagi pihak Gapkindo sendiri sudah menetapkan dan meminta perusahaan anggotanya untuk tidak menjual karet di bawah 1.35 Dollar AS per kg. Estimasi output VECM selanjutnya adalah Error Corection Term ECT. ECT menunjukkan kecepatan penyesuaian dilihat dari nilai absolut ECT, yang diinterpretasikan sebagai ketidakseimbangan antara harga aktual dengan tingkat keseimbangan jangka panjang Enders, 1995. Semakin besar koefisien mengindikasikan cepatnya penyesuaian menuju keseimbangan jangka panjang dan sebaliknya. Dengan demikian gangguan perubahan harga periode sebelumnya pada beberapa pasar dalam model dapat diinterpretasikan sebagai penyesuaian jangka pendek pasar menuju keseimbangan jangka panjang dengan pasar-pasar lainnya. Berdasarkan Tabel 19 dapat disimpulkan bahwa semua pasar nyata memiliki koefisien error correction yang mempengaruhi perubahan harga di masing-masing pasar. Pada bursa SICOM terdapat dua buah koreksi kesalahan yang signifikan pada taraf nyata 1 persen pada koreksi kesalahan 1 dan 2, masing- masing sebesar 0.0073 dan -0.014. Artinya terdapat penyesuaian dari persamaan jangka pendek menuju persamaan jangka panjang sebesar 0.0073 dan 0.014. Dapat pula diartikan bahwa setiap hari kesalahan dikoreksi sebesar 0.0073 dan 0.014 menuju keseimbangan jangka panjang. Tabel 19. Kointegrasi Jangka Pendek Jenis Karet TSR20 Error Correction SICOM CJCE BELAWAN Kointegrasi 1 0.007344 0.003939 0.014121 0.00276 0.00263 0.00252 [ 2.65931] [ 1.49973] [ 5.59614] Kointegrasi 2 -0.014257 -0.039494 0.036829 0.00564 0.00536 0.00515 [-2.52860] [-7.36509] [ 7.14910] Keterangan: Angka dalam [ ] adalah nilai statistik = nyata pada taraf 1, = nyata pada taraf 5 = dan = nyata pada taraf 10. Nilai t-tabel: t α:1 = 2.326, t α:5 = 1.960, t α:10 = 1.645 Sedangkan untuk bursa CJCE hanya terdapat satu koreksi kesalahan yakni pada koreksi kesalahan kedua sebesar -0.039 artinya terdapat penyesuaian dari persamaan jangka pendek menuju persamaan jangka panjang sebesar -0.039. Dapat pula diartikan bahwa setiap hari kesalahan dikoreksi sebesar -0.039 menuju keseimbangan jangka panjang. Sedangkan pada pasar Belawan terdapat 2 buah koreksi kesalahan yang positif pada koreksi kesalahan 1 dan 2 masing-masing sebesar 0.014 dan 0.036. Artinya terdapat penyesuaian dari persamaan jangka pendek menuju persamaan jangka panjang sebesar 0.014 dan dan 0.036. Dapat pula diartikan bahwa setiap hari kesalahan dikoreksi sebesar 0.014 dan 0.036 menuju keseimbangan jangka panjang. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada pasar karet alam TSR20, koefisien ECT antara -0.03 sampai 0.036. Ini menggambarkan besaran penyesuaian karena perubahan harga pada jangka pendek periode harga sebelumnya terhadap perubahan harga masing-masing pasar. Hasil ini juga menunjukkan ternyata harga pasar Belawan lebih cepat melakukan penyesuaian dalam harga dibanding dua bursa lainnya. Akan tetapi walaupun besaran nilai penyesuaiannya sangat kecil tetapi semua variabel nyata melakukan penyesuaian pada taraf nyata 5 persen. Hal ini mengindikasikan pentingnya hubungan kointegrasi jangka panjang pada proses penentuan harga karet TSR20 di pasar fisik dan pasar berjangka. Kemudian berdasarkan hasil kointegrasi jangka pendek juga dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel seperti: 1. Kointegrasi Jangka Pendek Bursa SICOM Berdasarkan hasil kointegrasi jangka pendek yang dijelaskan pada Lampiran 5 perubahan harga di bursa SICOM dipengaruhi oleh perubahan harga- harga sebelumnya baik untuk harga di bursa SICOM itu sendiri maupun harga sebelumnya di bursa CJCE dan pasar Belawan. Hal ini berdasarkan persamaan jangka pendek dimana harga pada pasar SICOM menunjukkan signifikan positif dipengaruhi harganya sendiri pada lag 1 1 hari sebelumnya pada taraf nyata 1 persen. Ini artinya, setiap kenaikan 1 persen harga di bursa SICOM pada 1 hari sebelumnya akan menaikkan harga di bursanya sendiri periode sekarang sebesar 0.128 persen. Sedangkan pada lag 3 dan 5 harga di bursa SICOM juga berpengaruh signifikan negatif terhadap dirinya sendiri pada taraf nyata 1 persen. Seperti pada lag 5 yang berarti setiap kenaikan harga di bursa SICOM sebesar 1 persen pada 5 periode sebelumnya akan menurunkan harga di bursa SICOM itu sendiri pada periode sekarang sebesar 0.08 persen. Namun pada lag 7 dan 8 bursa SICOM kembali berpengaruh signifikan positif terhadap dirinya dengan tingkat kenaikan yang lebih kecil hanya sebesar 0.04 persen. Bursa SICOM juga dipengaruhi oleh bursa CJCE pada lag 2, 3, 4, 5 dengan pengaruh signifikansi positif pada taraf nyata 1 persen. Baru kemudian pada lag 7 dan 8 berpengaruh dengan tingkat signifikansi negatif juga pada taraf nyata 1 persen. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh lag yang berlawanan antara harga karet di bursa CJCE dan bursa SICOM terhadap pembentukan harga di bursa SICOM. Hal ini dapat dipahami karena ketika terjadi kenaikan harga bursa CJCE, dimana bursa ini juga merupakan salah satu pesaing, maka bursa SICOM akan mengatur keseimbangan transaksi jual dan beli agar terbentuk harga yang tepat dan bisa mengakomodasi kepentingan hedger, spekulan dan trader, sehingga para pelaku pasar tersebut akan tertarik untuk kembali bertransaksi di bursanya. Selain itu bursa SICOM juga dipengaruhi oleh harga sebelumnya di pasar Belawan pada periode lag 2 dan 3 dengan pengaruh positif. Contohnya pada lag 3, setiap kenaikan harga sebesar 1 persen 3 periode hari sebelumnya akan menaikkan harga di bursa SICOM periode sekarang sebesar 0.06 persen. Hal ini menegaskan kembali bahwa harga antara pasar berjangka future berhubungan dengan harga di pasar fisik. Penentuan harga SICOM mengacu pada harga di pasar fisik Belawan yang merupakan pemasok karet alam bagi SICOM. Sedangkan untuk harga minyak mentah juga berpengaruh signifikan positif tetapi dengan porsi pengaruh yang masih kecil terhadap pembentukan harga karet alam di bursa SICOM yakni apabila harga minyak mentah naik 1 persen maka akan terjadi kenaikan harga karet alam di bursa SICOM sebesar 0.004 persen. Untuk nilai tukar yang berpengaruh signifikan positif adalah Yen yang berarti apabila Yen menguat sebesar 1 persen maka akan menaikkan harga di bursa SICOM sebesar 0.017 persen sedangkan nilai tukar Rupiah bernilai signifikansi negatif yang menunjukkan apabila terjadi penguatan nilai tukar rupiah sebesar 1 persen akan menurunkan harga di bursa SICOM sebesar 0.01 persen. Sedangkan nilai tukar Singapura sendiri tidak terpengaruh apa-apa bagi harga karet alam di bursa SICOM. Hal ini dikarenakan bursa Singapura hanya sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli. Penentuan harga SICOM lebih dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran negara pengekspor dan pengimpor karet alam. 2. Kointegrasi Jangka Pendek Bursa CJCE Hasil persamaan kointegrasi jangka pendek bursa Jepang CJCE dipengaruhi oleh harga sebelumnya oleh dirinya sendiri pada lag 2, dan 3 dengan pengaruh positif pada taraf nyata 1 persen seperti pada lag 2 apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1 persen pada 2 periode hari sebelumnya maka akan menaikkan harga di bursa Jepang CJCE periode sekarang sebesar 0.06 persen. Sedangkan pengaruh bursa Singapura SICOM pada lag 1 berpengaruh positif pada taraf nyata 1 persen yakni apabila terjadi kenaikan sebesar 1 persen pada 1 periode sebelumnya 1 hari sebelumnya harga di bursa SICOM maka akan meningkatkan harga di bursa Jepang CJCE periode sekarang sebesar 0.22 persen. Temuan ini mengindikasikan bahwa penentuan harga bursa CJCE masih sangat dipengaruhi hingga mengacu dan mengikuti perkembangan harga yang terjadi bursa SICOM. Namun, pada lag 3 bursa SICOM berpengaruh signifikan negatif pada taraf nyata 10 persen. Artinya apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1 persen pada harga di bursa SICOM pada 3 periode sebelumnya maka akan terjadi penurunan harga di bursa CJCE pada periode sekarang sebesar 0.04 persen. Fenomena ini mengisyaratkan bahwa ternyata harga yang terbentuk di bursa CJCE tidak saja mengikuti pergerakan tren harga di bursa SICOM tapi juga menjadikan pergerakan harga ini sebagai informasi untuk pembentukan harga yang bersaing dalam rangka menarik pelaku pasar. Sedangkan pasar Belawan tidak berpengaruh pada harga karet yang terbentuk di bursa CJCE. Dengan demikian dapat disimpulkan harga karet alam di bursa Jepang CJCE dipengaruhi oleh harga sebelumnya dirinya sendiri dan harga karet alam di bursa SICOM. Sedangkan harga minyak mentah juga berpengaruh signifikan positif pada taraf nyata 1 persen terhadap kenaikan harga di bursa Jepang CJCE dimana apabila terjadi kenaikan harga minyak mentah sebesar 1 persen maka harga karet di bursa Jepang juga ikut naik sebesar 0.01 persen. Dari hasil ini diketahui bahwa pengaruh harga minyak mentah ternyata lebih besar terhadap pembentukan harga karet alam di bursa Jepang dibandingkan pada bursa SICOM. Selain itu harga karet di bursa Jepang CJCE juga dipengaruhi nilai tukar Yen dan Rupiah pada taraf nyata 1 persen. Untuk Yen berpengaruh positif. Artinya apabila Yen menguat sebesar 1 persen maka akan menaikkan harga karet di bursa Jepang CJCE sebesar 0.057 persen sedangkan untuk nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif yang berarti apabila Rupiah menguat sebesar 1 persen maka harga karet alam di bursa Jepang CJCE akan mengalami penurunan 0.050 persen. Namun berbeda dengan nilai tukar Dollar Singapura yang ternyata tidak berpengaruh terhadap harga karet di bursa CJCE Jepang. 3. Kointegrasi Jangka Pendek Pasar Belawan Temuan hasil persamaan kointegrasi bahwa pasar Belawan dalam jangka pendek dipengaruhi oleh harga dirinya sendiri pada lag 1, 2 dan 6 dengan signifikan negatif seperti pada lag 1 dapat interpretasikan apabila terjadi kenaikan harga karet alam sebesar 1 persen pada 1 periode sebelumnya pada pasar Belawan maka harga karet alam di pasar Belawan itu sendiri akan turun sebesar 0.16 persen pada periode sekarang. Pengaruh bursa SICOM yakni pada lag 1,2,3 dan 4 dengan tingkat signifikansi 1 persen bernilai positif seperti pada lag 1 dimana apabila terjadi kenaikan harga karet alam sebesar 1 persen pada 1 periode sebelumnya 1 hari sebelumnya pada bursa SICOM maka akan meningkatkan harga sebesar 0.19 persen di pasar Belawan. Sedangkan pengaruh bursa Jepang CJCE berada pada lag 1,3,4,7 dan 8 dengan taraf nyata 1 persen seperti pada lag 3 apabila terjadi kenaikan harga pada 3 hari sebelumnya sebesar 1 persen di bursa CJCE maka harga karet alam di pasar Belawan periode sekarang juga akan naik sebesar 0.09 persen. Hasil ini menguatkan memang sampai saat ini harga karet Indonesia Belawan memang masih mengacu pada pergerakan harga bursa SICOM dan CJCE dalam menentukan harga fisik dimasa yang akan datang. Untuk harga minyak mentah ternyata tidak berpengaruh nyata pada harga yang terbentuk di pasar Belawan. Dari hasil ini dapat disimpulkan harga karet yang terbentuk pada jangka pendek di pasar Belawan ditransmisikan langsung dari harga yang terbentuk di bursa SICOM maupun CJCE. Selanjutnya nilai tukar Dollar Singapura dan Yen berpengaruh negatif terhadap pembentukan harga karet alam di pasar Belawan. Hal ini berarti apabila terjadi penguatan nilai kedua mata uang tersebut maka akan menurunkan harga karet di pasar Belawan. Namun hal sebaliknya apabila nilai mata uang melemah depresiasi maka harga karet alam juga terdongkrak naik. Sedangkan pengaruh nilai tukar Rupiah bernilai positif dimana apabila Rupiah menguat sebesar 1 persen akan meningkatkan harga karet di pasar Belawan sebesar 0.04 persen. Harga karet jenis TSR20 asal pasar Belawan Indonesia lebih responsif terhadap perubahan nilai tukar Dollar Singapura SGD dan Yen karena sebagian karet Indonesia di ekspor ke Singapura dan Jepang, sedangkan untuk Singapura sendiri juga merupakan pusat pelabuhan ekspor karet Indonesia ke luar negeri. Faktor inilah yang menjadi memicu secara tidak langsung harga karet alam Indonesia dipengaruhi oleh harga karet alam yang terbentuk di bursa Singapura SICOM dan bursa Jepang CJCE. B. Jenis Karet RSS3 VAR yang mengandung kointegrasi adalah VAR yang terkendala restricted VAR yang berarti adanya kointegrasi di dalam model. Dalam hal ini modelnya disebut dengan Vector Error Correction Model VECM. Tabel 20 menunjukkan estimasi vektor kointegrasi keseimbangan jangka panjang. Dengan menggunakan uji kointegrasi metode Johansen dengan lag optimal 4 maka terjadi tiga kointegrasi dalam sistem VECM. Terdapatnya kointegrasi dalam sistem, menunjukkan bahwa terjadi hubungan struktural jangka panjang antara variabel. Namun dalam jangka panjang ternyata pasar Belawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bursa TOCOM sebesar -1.09, bursa AFET sebesar -1.09 dan bursa SHFE -1.63. Artinya setiap kenaikan satu persen harga di pasar Belawan maka akan terjadi penurunan harga sebesar 1.09 persen di bursa TOCOM, 1.09 persen di bursa AFET dan juga akan terjadi penurunan harga di bursa SHFE sebesar 1.63 persen. Akan tetapi, di bursa SHFE selain dipengaruhi harga di pasar Belawan juga dipengaruhi oleh adanya trend. Nilai koefisien estimasi untuk harga pada semua bursa bernilai negatif dan elastis. Hal ini menunjukkan bahwa harga di setiap bursa lebih responsif dipengaruhi oleh pasar Belawan. Tabel 20. Kointegrasi Jangka Panjang Jenis Karet RSS3 Persamaan Kointegrasi Variabel Harga Karet RSS3 TOCOM AFET SHFE BELAWAN TREND C Kointegrasi 1 1.000000 0.000000 0.000000 -1.098576 0.05171 [-21.2460] 0.000112 8.6E-05 [ 1.29206] 5.357074 Kointegrasi 2 0.000000 1.000000 0.000000 -1.090112 0.04540 [-24.0136] 2.18E-05 7.6E-05 [ 0.28814] 6.450385 Kointegrasi 3 0.000000 0.000000 1.000000 -1.632721 0.16762 [-9.74039] 0.000718 0.00028 [ 2.56360] 12.70331 Keterangan : Angka dalam [ ] adalah nilai statistik = nyata pada taraf 1, = nyata pada taraf 5 = dan = nyata pada taraf 10. Nilai t-tabel: t α:1 = 2.326, t α:5 = 1.960, t α:10 = 1.645 Hasil ini membuktikan bahwa memang harga di future market tidak akan berada di atas harga spot melebihi biaya carrying cost antara spot market dan future market . Akan tetapi, dengan melakukan transaksi di pasar berjangka dan pasar fisik secara bersamaan dengan posisi yang berlawanan jual dan beli untuk jumlah dan jenis komoditi yang sama akan memperoleh keuntungan. Karena, kedua pasar ini akan saling menutupi kerugian yang diderita pada salah satu pasar. Apalagi tingkat fluktusi pasar fisik lebih tinggi dibanding bursa berjangka AFET dan SHFE berdasarkan hasil koefisien variannya maka bursa berjangka bisa menjadi tempat untuk melakukan lindung nilai hedging dari fluktuasi harga. Namun, berbeda dengan bursa TOCOM yang memiliki tingkat fluktuasi yang paling tinggi dibanding pasar lainnya. Tingginya tingkat likuiditas permintaan dan penawaran pada bursa ini menyebabkan harganya memiliki tingkat volatilitas yang tinggi. Bahkan tingkat fluktuasi ini justru dijadikan sarana investasi bagi para pelaku pasar terutama spekulan. Tahapan selanjutnya estimasi output VECM adalah vektor koreksi kesalahan. Tabel 21 menunjukkan bahwa terdapat tiga buah peubah koreksi kesalahan yang signifikan pada taraf nyata 1 persen terhadap bursa TOCOM yakni pada koreksi kesalahan 1,2 dan 3 masing-masing sebesar -0.22, 0.19 dan 0.04 artinya terdapat penyesuaian dari persamaan jangka pendek menuju persamaan jangka panjang sebesar 0.22, 0.19 dan 0.04. Tabel 21. Kointegrasi Jangka Pendek Jenis Karet RSS3 Error Correction TOCOM AFET SHFE BELAWAN Kointegrasi 1 -0.223420 0.035751 0.033296 0.077418 0.03248 0.02737 0.02826 0.02033 [-6.87824] [ 1.30639] [ 1.17808] [ 3.80778] Kointegrasi 2 0.198160 -0.078775 0.001492 0.022656 0.03570 0.03008 0.03107 0.02235 [ 5.55009] [-2.61875] [ 0.04802] [ 1.01380] Kointegrasi 3 0.043701 0.032919 -0.003391 -0.010451 0.00847 0.00714 0.00737 0.00530 [ 5.15682] [ 4.61068] [-0.45993] [-1.97026] Keterangan: Angka dalam [ ] adalah nilai statistik = nyata pada taraf 1, = nyata pada taraf 5 = dan = nyata pada taraf 10. Nilai t-tabel: t α:1 = 2.326, t α:5 = 1.960, t α:10 = 1.645 Sedangkan untuk bursa AFET hanya terdapat dua peubah koreksi kesalahan yakni pada kointegrasi 2 dan kointegrasi 3 masing-masing sebesar -0.07 dan 0.03 artinya terdapat penyesuaian dari persamaan jangka pendek menuju persamaan jangka panjang sebesar -0.07 dan 0.03. Seperti dua bursa lainnya pasar Belawan juga terdapat 2 buah peubah yang signifikan yakni pada koreksi kesalahan 1 dan 3 masing-masing sebesar 0.07 dan -0.01 artinya terdapat penyesuaian dari persamaan dari persamaan jangka pendek menuju persamaan jangka panjang sebesar 0.07 dan 0.01. Dapat pula diartikan bahwa setiap hari kesalahan dikoreksi sebesar 0.07 dan 0.01. Sedangkan untuk bursa SHFE tidak terdapat peubah koreksi kesalahan. Implikasinya dapat diartikan pasar SHFE adalah pasar yang independent. Selanjutnya berdasarkan hasil kointegrasi jangka pendek juga dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel seperti: 1. Hasil Kointegrasi Jangka Pendek bursa TOCOM Perubahan harga di bursa TOCOM dipengaruhi oleh perubahan harga- harga sebelumnya baik untuk harga di bursanya sendiri maupun harga sebelumnya di pasar lainnya. Hal ini berdasarkan persamaan jangka pendek dimana harga pada bursa TOCOM menunjukkan signifikan negatif dipengaruhi harga bursa TOCOM itu sendiri pada lag 1 dan 2 pada taraf nyata 1 persen. Seperti pada lag 1, setiap kenaikan 1 persen harga di bursa TOCOM pada lag 1 akan menurunkan harga di bursa TOCOM itu sendiri sebesar 0.107 persen. Dengan demikian dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh harga sebelumnya berpengaruh negatif atau sebaliknya pada pembentukan harga sekarang di bursa TOCOM. TOCOM juga dipengaruhi oleh harga karet alam di bursa AFET dengan pengaruh signifikansi positif pada lag 1 pada taraf nyata 1 persen. Artinya jika terjadi kenaikan harga sebesar 1 persen di bursa AFET akan menaikkan harga karet alam di bursa TOCOM sebesar 0.173 persen. Hasil ini mengisyaratkan bahwa bursa TOCOM melihat pergerakan harga di bursa AFET untuk dijadikan sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam penentuan pembentukan harga, hal ini dapat dipahami karena selain sebagai salah satu pesaing dalam bursa, dsisi lain juga disebabkan supply karet TOCOM sebagian besar berasal dari Thailand yang merupakan tempat bursa AFET. Karena itu bursa TOCOM masih dipengaruhi oleh perkembangan harga yang terjadi Thailand AFET. Hal ini juga diperkuat penelitian Shigetomi 1995 yang menyatakan bahwa fluktuasi harga karet Thailand menjadi objek untuk perdagangan karet TOCOM. Sedangkan harga karet bursa SHFE tidak berpengaruh pada harga karet di bursa TOCOM. Kemudian harga karet bursa TOCOM juga dipengaruhi oleh harga sebelumnya di pasar Belawan pada periode lag 1 pada taraf nyata 1 persen dengan pengaruh yang positif, yang berarti kenaikan harga sebesar 1 persen 1 periode hari sebelumnya akan menaikkan harga di bursa TOCOM sebesar 0.121 persen. Hal ini menegaskan kembali bahwa harga antara pasar berjangka future berhubungan dengan harga di pasar fisik sebagaimana dapat diketahui bursa TOCOM mengacu pada harga yang terjadi di pasar fisik Belawan dalam rangka menentukan harga. Sedangkan untuk harga minyak mentah juga berpengaruh signifikan positif dengan porsi pengaruh yang kecil dibandingkan pengaruh harga di pasar lainnya. Artinya ketika harga minyak mentah naik 1 persen maka akan terjadi kenaikan harga di bursa TOCOM sebesar 0.019 persen. Untuk nilai tukar yang berpengaruh signifikan positif adalah Yen, Baht, Yuan dan Rupiah. Untuk nilai tukar Yen apabila Yen menguat sebesar 1 persen maka akan menaikkan harga di bursa TOCOM sebesar 0.228 persen, untuk Yuan sebesar 0.069 persen dan nilai tukar Rupiah sebesar 0.046 persen. Namun sebaliknya nilai tukar Baht bernilai signifikansi negatif yang menunjukkan apabila terjadi penguatan nilai tukar Baht sebesar 1 persen akan menurunkan harga di bursa TOCOM sebesar 0.23 persen. 2. Hasil Kointegrasi Jangka Pendek Bursa AFET Bursa AFET dalam jangka pendek dipengaruhi harga sebelumnya dirinya sendiri pada lag 4 dengan pengaruh positif pada taraf nyata 10 persen yang berarti apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1 persen pada 4 periode hari sebelumnya akan menaikkan harga di bursa AFET sebesar 0.086 persen. Hasil ini menunjukkan harga sebelumnya di bursa AFET berdampak positif sejalan pada pembentukan bursa periode sekarang. Sedangkan pengaruh bursa TOCOM juga berada pada lag 4 akan tetapi berpengaruh negatif yakni apabila terjadi kenaikan sebesar 1 persen pada 4 periode sebelumnya maka akan menurunkan harga di AFET sebesar 0.073 persen pada periode sekarang. Selanjutnya pengaruh harga di pasar Belawan pada lag 1 dengan pengaruh positif pada taraf nyata 5 persen sebesar 0.079 yang berarti jika terjadi kenaikan harga di pasar Belawan 1 periode sebelumnya maka juga akan iringi kenaikan harga di bursa AFET sebesar 0.079 persen pada periode sekarang. Sedangkan bursa SHFE tidak berpengaruh pada bursa AFET. Hal ini berarti dalam jangka pendek terdapat hubungan antara bursa AFET, TOCOM dan Belawan. Harga minyak mentah juga berpengaruh signifikan positif terhadap kenaikan harga di bursa AFET. Dimana apabila terjadi kenaikan harga minyak mentah sebesar 1 persen maka harga karet di bursa AFET juga ikut naik sebesar 0.011 persen. Selain itu harga karet di bursa AFET juga dipengaruhi oleh nilai tukar Baht yang berpengaruh positif pada taraf nyata 10 persen. Apabila Baht menguat sebesar 1 persen maka akan menaikkan harga karet di AFET sebesar 0.06 persen. Selain itu pula harga karet alam di bursa AFET untuk jenis RSS3 juga dipengaruhi oleh nilai tukar Yen pada taraf nyata 10 persen. Untuk Yen akan terjadi penurunan harga sebesar 0.05 di bursa AFET apabila Yen menguat sebesar 1 persen. Namun nilai tukar Yuan berpengaruh positif terhadap harga karet di bursa AFET dimana apabila Yuan menguat sebesar 1 persen maka harga karet alam di bursa AFET juga akan meningkat sebesar 0.101. Sedangkan untuk nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh terhadap harga karet yang terbentuk di bursa AFET. Dari hasil ini diketahui nilai tukar Yuan memiliki peran yang besar terhadap penentuan harga karet alam di AFET. Hal ini disebabkan eratnya hubungan perdagangan diantara bursa AFET dan SHFE sehingga ketika mata uang Yuan mengalami guncangan akibatnya juga pada harga yang diterima oleh pelaku pasar di AFET. 3. Hasil Kointegrasi Jangka Pendek Bursa SHFE Harga karet alam di bursa SHFE dalam jangka pendek dipengaruhi oleh harganya sendiri pada lag 1 dengan signifikan negatif. Hasil ini dapat interpretasikan apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1 persen pada 1 periode sebelumnya pada bursanya sendiri maka harga karet alam di bursa SHFE akan turun sebesar 0.106 persen pada periode sekarang. Dengan demikian, dapat disimpulkan harga sebelumnya lag dirinya sendiri berdampak negatif atau berlawanan pada pembentukan harga periode sekarang di bursa SHFE. Sedangkan pengaruh harga karet di bursa AFET yakni pada lag 1 pada taraf nyata 1 persen dan lag 2 pada taraf nyata 10 persen yang bernilai positif seperti pada lag 1 dimana apabila terjadi kenaikan harga karet alam sebesar 1 persen pada 1 periode sebelumnya akan meningkatkan harga sebesar 0.130 persen periode sekarang. Sedangkan pengaruh pasar Belawan pada lag 3 pada taraf nyata 1 persen dengan signifikansi positif dimana apabila terjadi kenaikan harga pada 3 hari sebelumnya maka harga sekarang juga akan naik sebesar 0.09 persen. Sedangkan harga di bursa TOCOM tidak mempunyai pengaruh terhadap pembentukan harga karet alam di bursa SHFE. Pengaruh bursa AFET dan pasar Belawan dikarenakan supply karet untuk bursa SHFE sendiri berasal dari kedua pasar tersebut yakni Thailand dan Indonesia. Sedangkan harga minyak mentah tidak berpengaruh pada harga yang terbentuk di bursa SHFE sedangkan nilai tukar Yuan, Baht dan Yen ternyata juga sama tidak mempengaruhi harga yang terbentuk di bursa SHFE, kecuali Rupiah sebesar 0.05 dengan pengaruh positif pada taraf nyata 1 persen. 4. Hasil Kointegrasi Jangka Pendek Pasar Belawan Harga karet alam pasar Belawan dalam jangka pendek dipengaruhi oleh harga di pasar Belawan sendiri pada lag 1 pada taraf nyata 1 persen dan lag 2, pada taraf nyata 10 persen dengan signifikan negatif. Seperti pada lag 1 dapat interpretasikan apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1 persen pada 1 periode sebelumnya maka harga karet alam di pasar Belawan akan turun sebesar 0.104 persen pada periode sekarang. Bursa TOCOM mempunyai pengaruh signifikansi positif terhadap harga karet alam di pasar Belawan yakni pada lag 1 dan lag 2 pada taraf nyata 1 persen. Seperti pada lag 1 jika terjadi kenaikan sebesar 1 persen harga karet di bursa TOCOM maka akan mengakibatkan kenaikan harga di pasar Belawan sebesar 0.126 dan pada lag 2 harga akan mengalami kenaikan sebesar 0.07 persen. pada periode sekarang. Pengaruh bursa SHFE positif pada harga Belawan ada pada lag 1 dan 4 pada taraf nyata 10 persen. Hal ini dapat diartikan apabila terjadi kenaikan harga karet alam di bursa SHFE sebesar 1 persen pada 1 periode sebelumnya maka akan menyebabkan naiknya harga karet alam di pasar Belawan sebesar 0.046 persen sedangkan pada lag 2 akan naik sebesar 0.042 persen. Pengaruh bursa AFET terhadap perkembangan pembentukan harga di pasar Belawan juga cukup berarti yakni berada pada lag 1, 2 dan 3 tingkat signifikansi 1 persen bernilai positif seperti pada lag 1 dimana apabila terjadi kenaikan harga karet alam sebesar 1 persen pada bursa AFET pada 1 periode sebelumnya 1 hari sebelumnya akan meningkatkan harga di pasar Belawan sebesar sebesar 0.107 persen. Berdasarkan nilai kointegrasi pada jangka pendek diketahui bahwa bursa AFET memiliki nilai tertinggi yang berarti pembentukan harga di Belawan sangat dipengaruhi oleh bursa AFET dibandingkan bursa lainnya. Hal ini dikarenakan Indonesia dan Thailand merupakan sama-sama negara produsen karet terbesar di dunia sehingga harga di kedua negara ini akan saling mempengaruhi. Hasil analisis kointegrasi jangka pendek harga minyak mentah berpengaruh positif pada harga karet di pasar Belawan pada taraf nyata 10 persen sebesar 0.04 yang dapat diinterpretasikan apabila terjadi kenaikan harga minyak sebesar 1 persen makajuga akan diiringi kenaikan harga karet di pasar Belawan sebesar 0.004 persen. Nilai tukar juga berpengaruh terhadap pembentukan harga pasar Belawan. Pengaruh nilai Yen bernilai negatif dimana apabila terjadi penguatan nilai mata uang tersebut akan menurunkan harga karet di pasar Belawan. Sedangkan penguatan harga nilai tukar Rupiah juga akan menaikkan harga karet alam di Belawan. Untuk mata uang Baht dan Yuan ternyata tidak berpengaruh nyata pada perubahan harga karet yang terjadi di pasar Belawan.

6.1.6. Uji Granger Causality