implikasi penting pada pasar berjangka. Pertama, model tradisional pada data time series yang memungkinkan adanya sedikit bias ketika peramalan harga
berjangka, karena menggunakan asumsi harga simetri. Kedua, tes asimetri hasilnya memberikan informasi untuk peningkatan fungsi dan stabilitas harga
berjangka pada limit harga dan margin kebijakan. Meyer 2003 menyatakan ekonomis sering menggunakan integrasi pasar
untuk mendefinisikan tingkat transmisi harga antara hubungan pasar vertikal dan spasial sebagai proxy efisiensi pasar. Namun dalam banyak studi evaluasi
mengenai integrasi harga hanya pada harga dan mengabaikan efek biaya transaksi. Penggunanaan penyesuaian harga menggunakan kerangka Vector Error
Correction Model VECM belum cukup untuk menghitung efek biaya transaksi. Maka perluasan dari model VECM yakni menggunakan Threshold Vector
Error Correction Model TVECM dapat memperlihatkan efek dari biaya transaksi dari transmisi harga tanpa langsung percaya pada data biaya transaksi.
2.2.4. Arah Pengembangan Studi Terdahulu dalam Penelitian
Berdasarkan hasil studi terdahulu maka dalam penelitian ini selanjutnya dikembangkan arah studi pada “Analisis Integrasi Pasar Karet Alam antara Pasar
Fisik di Indonesia dengan Pasar Berjangka Dunia”. Hal ini dilakukan mengingat pentingnya mengetahui lebih jauh mengenai hubungan pasar fisik karet alam di
Indonesia dengan pasar berjangka dunia. Pasar berjangka karet cukup berperan besar sebagai salah satu faktor pemicu fluktuasi harga karet dan pemberi sinyal
harga pada pasar fisik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian hubungan keterkaitan pasar berjangka karet alam dunia dengan pasar fisik karet alam di Indonesia.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Harga merupakan sinyal penting dalam pasar komoditas pertanian, hal ini dikarenakan harga produk di bidang pertanian cenderung fluktuatif. Seperti halnya
yang terjadi pada harga karet alam yang cenderung fluktuatif bahkan mengarah pada tren penurunan harga. Indonesia memiliki kepentingan yang sangat besar
terkait adanya fluktuasi harga karet alam mengingat komoditas ini memiliki peran strategis dalam perekonomian.
Secara umum faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga karet secara langsung adalah besarnya jumlah permintaan, jumlah penawaran dan
cadangan stock karet alam. Sedangkan secara tidak langsung faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pertumbuhan ekonomi negara konsumen, rasio harga karet
sintetik dengan karet alam, pergerakan nilai tukar mata uang negara-negara produsen dan konsumen karet alam serta aktivitas pasar berjangka Khin et al.
2008. Namun terjadi ketidakseimbangan imbalance penawaran dan permintaan
karet surplusdefisit dari penawaran karet alam, dan berpengaruh terhadap cadangan stock karet alam dunia. Secara teoritis, harga diharapkan akan bereaksi
dengan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan. Dimana kenaikan harga terjadi karena defisit penawaran dan turunnya harga karena surplus penawaran,
akan tetapi hipotesis tersebut tidak didukung kenyataan yang ada saat ini dimana harga karet selalu dalam kondisi penurunan harga. Hal tersebut tentunya akan
menyulitkan bagi pelaku pasar dalam mengambil keputusan.