On Grid dan Off Grid Energi Listrik PLTMH

62 perubahannya tidak terlalu fluktuatif dan tidak ada kemungkinan untuk turun.

5. On Grid dan Off Grid Energi Listrik PLTMH

Energi Listrik PLTMH pada dasarnya dapat dihubungkan dengan jaringan listrik nasional yang dikelola oleh PLN. Untuk menyambungkan tegangan listrik PLTMH dengan jaringan PLN harus memenuhi syarat dan kriteria tertentu. Pengelolaan energi PLTMH dapat dilakukan dalam dua pola yaitu, pola off-grid dan pola on-grid. Pola off-grid dikembangkan di desa-desa dan kampung-kampung yang belum terjangkau jaringan listrik PLN. Sedangkan pola on-grid dikembangkan di daerah-daerah yang sudah terjangkau jaringan listrik PLN, yang kemudian kelebihan listriknya dapat dijual ke PLN dengan mengikuti skema Power Purchase Agreement diatur melalui Peraturan Menteri Eenergi dan Sumber Daya Mineral Permen ESDM. Kebijakan berkenaan dengan pembelian listrik PLTMH oleh PLN di atur melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 4 Tahun 2012 tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN Persero dari Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik. Peraturan ini menyebutkan: Pasal 1, ayat 1: PT. PLN Persero wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan skala kecil dan menengah dengan kapasitas sampai 10 MW atau kelebihan tenaga Ingat Perubahan tarif harus mempertimbangkan kemampuan membayar dari pelanggan 63 listrik excess power dari badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha miliki swasta, koperasi dan swadaya masyarakat guna memperkuat sistem penyediaan listrik setempat. Pasal 1, ayat 2: Pembelian kelebihan tenaga listrik excess power sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat lebih besar dari tenaga listrik yang dipakai sendiri dan sesuai dengan kondisikebutuhan sistem ketenagalistrikan setempat. Pasal 2, ayat 1: Harga pembelian tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, ditetapkan sebagai berikut: a. Rp.656kWh x F, jika terkoneksi pada Tegangan Menengah; b. Rp.1.004kWh x F, jika terkoneksi pada Tegangan Rendah; Pasal 2, ayat 2: F sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan faktor insentif sesuai dengan lokasi pembelian tenaga listrik oleh PT PLN Persero dengan besaran sebagai berikut: a. Wilayah Jawa dan Bali, F = 1; b. Wilayah Sumatera dan Sulawesi, F = 1,2; c. Wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, F = 1,3; d. Wilayah Maluku dan Papua, F = 1,5 64

6. Peran Pengelola PLTMH