13
Masing-masing sub sistem memiliki kekhususan sesuai fungsinya. Semua sub sistem harus dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat
berfungsi dengan baik. Untuk itu, agar pengelolaan sebuah PLTMH efektif dan efisien, maka
diperlukan pengorgani-sasian sehingga tujuan adanya PLTMH efektif dan efisien. Berikut ini diberikan penjelasan singkat dan gambar-gambar fungsi
bagian-bagian PLTMH, sebagai berikut:
1. Bendungan Pengalihan dan Intake
Sering diistilahkan dengan dam atau bangungan penyadap. Bendung pengalihan berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka
di bagian sisi sungai intake pembuka ke dalam sebuah bak pengendap. Intake harus mampu mengalihkan air sungai ke dalam bak
pengendap dan saluran pembawa, pada debit tertentu setiap saat. Lokasi intake umumnya di sisi luar belokan sungai. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi pengendapan di saluran pembawa.
Gambar 5. Contoh Bendung Pengalihan Dam
14
2. Saluran Pembawa atau Headrace
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan. Kecepatan air minimum pada saluran
pembawa adalah 0,2 ms. Untuk menghindari proses sedimentasi. Gambar 6. Bendungan Walesi Papua
Gambar 7. Saluran Pembawa atau Headrace
15
3. Bak Pengendap Pasir atau Bak Penenang atau Forebay
Bak pengendap digunakan untuk memindah-kan partikel- partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat
penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasirkotoransampah pepohonan.
Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbeda-an keluaran air antara penstock dan
headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.
4. Pipa Pesat atau Penstock
Pipa pesat disebut juga pipa hisap.
Berfungsi untuk
menghisap air,
mengembalikan tekanan
aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer.
Penstock dihubungkan
pada sebuah
elevasi yang lebih rendah ke sebuah
roda air,
dikenal sebagai sebuah Turbin.
Gambar 8. Contoh Saluran Pengendap
Gambar 9. Pipa Pesat atau Penstock
16
5. Rumah Pembangkit
Rumah pembangkit adalah rumah dimana semua peralatan mekanik dan elektrik PLTMH berada. Dalam rumah pembangkit
terdapat turbin yang berfungsi mengubah tenaga air menjadi mekanik atau tenaga putargerak. Turbin dengan bantuan sabuk pemutar,
memutar generator dinamo besar penghasil listrik untuk mengubah tenaga putar menjadi tenaga listrik.
Gambar 10. Rumah Pembangkit
17
Karakteristik umum yang dapat dilihat pada PLTMH antara lain : kapasitas energi yang dibangkitkan kecil,
energi yang dihasilkan hanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan
listrik wilayah tertentu saja meskipun dalam perkembangannya ada yang interkoneksi,
kebanyakan hanya dipakai untuk penerangan rumah tangga dan mengisi baterei,
serta cukup untuk menyuplai energi listrik pada industri kecil.
Untuk daerah yang tingkat kepadatan penduduknya rendah dan jarak antar satu desa dengan desa yang lain sangat jauh, PLTMH sangat cocok
karena akan menghemat biaya jaringan. Karakteristik pelanggan PLTMH pada umumnya: memiliki keterbatasan akses jalan darat, jauh dari jaringan
listrik PLN, tinggal di daerah terpencil, dan informasi susah diperoleh. Prinsip pengelolaan operasional PLTMH adalah dari masyarakat, oleh
masyarakat, dan untuk masyarakat. Artinya, sebuah PLTMH dibangun atas dasar potensi wilayah dan kebutuhan masyarakat akan energi listrik warga
masyarakat sebagai pelangganpengguna energi listrik. Untuk menjamin keberlangsungan PLTMH makan Pengawas dan Pengelola harus berasal
dari anggota masyarakat yang terlatih dan memiliki komitmen moral. Energi listrik dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
18
Tugas Diskusi
1. Bentuk Kelompok 5 orang per kelompok.
2. Cermati cerita berikut ini, kemudian berikan kesimpulan terhadap cerita ini.
a. Sebutkan poin-poin penting adanya PLTMH berdasarkan teks cerita di
bawah ini? b.
Permasalahan apa yang mungkin timbul? c.
Peluang apa yang tersirat dari cerita tersebut? 3.
Presentasikan hasil kesimpulan tiap kelompok diskusi
Kehadiran PLTMH
Sumber: http:beritasurabaya.netindex_sub.php?category=25id=106
Kehadiran PLTMH yang ramah lingkungan dan merupakan energi yang terbarukan ini bisa dimanfaatkan masyarakat. PLTMH Wot Lemah dimanfaatkan
di 4 dusun yakni Dusun Janjing, Dusun Biting, Dusun Sempur dan Dusun Balekambang. Masyarakat dusun yang semula tidak terjangkau aliran listrik PLN
akhirnya bisa menikmati listrik dari PLTMH. Dalam hal pengelolaan PLTMH, diperlukan kesabaran. Hal Ini terkait dengan
karakter masyarakat pedesaan yang akan diajak ikut menjaga PLTMH, serta paguyuban petani yang ketakutan soal pembagian airnya. Sedangkan untuk biaya
pengelolaan PLTMH, dari seluruh proses hingga beroperasi membutuhkan biaya lebih dari Rp 500 juta. Untuk 1 turbin PLTMH seperti halnya PLTMH Wot Lemah
bisa menghabiskan Rp 450 juta. Belum lagi biaya operasional. Namun, ditinjau dari tingkat pengembalian modal, dalam waktu 5 tahun modal sudah kembali.
Keuntungan 1 PLTMH seperti halnya Wot Lemah cukup prospektif. Produksi listrik yang dihasilkan PLTMH, 20 persennya dibeli warga dusun, sedangkan 80
persen dibeli PLN. PLTMH Wot Lemah ini memanfaatkan debit air Kali Maron yang besaran
debitnya mencapai 300 liter per detik. Pada saat musim kemarau, debit air akan turun di kisaran 10 persen.
19
C. Potensi Pengurus dan Pelanggan PLTMH