tidur, kamar tamu, atau ruang makan. Rumah yang ada merupakan satu atau dua kamar dengan multifungsi. Tak pelak lagi, kegiatan seksual
terpaksa dilakukan di tempat yang dapat ditonton anggota keluarga lainnya. Tempat tidur anak dan orangtuanya sering tidak ada batasnya.
Ayah yang tidak dapat menahan nafsu birahinya mudah terangsang melihat anak perempuannya tidur. Hal inilah yang memungkinkan
terjadinya incest. c.
Pengangguran Kondisi krisis juga mengakibatkan banyaknya orang yang di PHK
yang berakibat semakin tingginya angka pengangguran. Dalam situasi sulit mencari pekerjaan, sementara keluarga butuh makan, tak jarang suami-istri
banting tulang bekerja seadanya. Dengan kondisi istri jarang di rumah apalagi menjadi TKW, membuat sang suami kesepian. Mencari hiburan
di luar rumah pun butuh biaya. Tidak menutup kemungkinan anak yang sedang tumbuh menjadi sasaran pelampiasan nafsu birahi ayahnya.
Bahasan mengenai faktor penyebab terjadinya hubungan seksual sedarahincest diuraikan sebagai berikut.
1. Faktor Internal Penyebab Terjadinya Hubungan Seksual Sedarah
Faktor Internal adalah faktor yang terdapat pada individu pelaku meliputi beberapa unsur:
65
65
Firganefi, Analisis Faktor Penyebab Dan Penanggulangan Tindak Pidana Perkosaan Dalam Keluarga, Jurnal Ilmu Hukum Program Pascasarjana Program Magister Hukum
Fakultas Hukum Universitas Lampung, Praevia Vol. 5 No.2 Juli-Desember 201, Halaman 177
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor Keluarga
Keluarga adalah kelompok manusia yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami, istri atau suami, istri dan anak yang terikat
oleh hubungan darah dan perkawinan keluarga, sehingga terbentuknya keluarga dengan melalui proses perkawinan yang sah antara laki-laki dan perempuan untuk
meneruskan keturunan dengan memiliki anak. Menurut Bruce J. Cohen, arti keluarga adalah:
66
”Keluarga adalah kelompok yang bedasarkan pertalian sanak-saudara yang memiliki tanggung jawab utama atas sosialisasi anak-anaknya dan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. Keluarga terdiri dari kelompok orang yang memiliki hubungan darah, tali perkawinan, atau adopsi
dan yang hidup bersama- sama untuk periode yang tidak terbatas”.
Fungsi pokok keluarga menurut Khairuddin
67
antara lain ”fungsi biologik, fungsi afeksi, d
an fungsi sosialisasi”. Hal senada juga dikemukan oleh Vembriarto
68
, tiga macam fungsi tetap melekat sebagai ciri hakiki keluarga, yaitu :” fungsi biologik, fungsi afeksi, dan fungsi sosialisasi”. Untuk lebih rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1
Fungsi Biologik
66
Cohen, Bruce J, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2003, Halaman 172
67
Khairuddin, Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Nur Cahya, 1985, Halaman 69- 70
68
Vembriarto, ST, Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta: Andi Ofset, 1990, Halaman 41
Universitas Sumatera Utara
Keluarga merupakan tempat lahir dan tumbuh kembang anak sehingga merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun
seiring dengan perkembangan zaman, fungsi ini berubah karena sekarang kebanyakan keluarga cenderung memiliki anak yang sedikit. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor –faktor perubahan tempat tinggal dari desa ke
kota, makin sulit fasilitas perumahan, banyak anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai sukses material keluarga, banyak anak
dipandang sebagai hambatan untuk mencapai kemesraaan keluarga, meningkatnya taraf pendidikan wanita mengakibatkan berkurangnya
fertilitanya, berubah dorongan dari agama agar keluarga memiliki banyak anak, semakin banyak orang tua bekerja di luar rumah dan makin meluas
pengetahuan dan penggunaan alat kontrasepsi. 2
Fungsi Afeksi Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan
kemesraan dan afeksi
69
yang tumbuh akibat hubungan cinta kasih atas dasar perkawinan. Dari hubungan ini terjalinlah hubungan yang didasari
kasih sayang, persaudaran, persahabatan, persamaan pandangan mengenai
nilai –nilai yang merupakan faktor penting dalam
perkembangan pribadi anak, dalam menghadapi perkembangan zaman. Suasana kasih sayang ini tidak terdapat pada institusi lain.
3 Fungsi Sosialisasi
69
Afeksi adalah rasa kasih sayang; perasaan dan emosi yang lunak
Universitas Sumatera Utara
Peran keluarga adalah dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi sosial dalam keluarga. Anak
–anak mempelajari pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita
–cita dan nilai–nilai dalam masyarakat melalui keluarga dalam perkembangan pribadinya.
Pendapat yang lain dikemukan pula oleh Bruce J. Cohen
70
, fungsi keluarga adalah sebagai sebuah lembaga sosial yang memegang peranan penting, yaitu :
1 Pengasuhan dan perlindungan anak yang kecil, remaja, dewasa dan orang
jompo Keluarga memiliki tanggung jawab atas pengasuhan dan perlindungan
bagi anggota keluarga. Bagi si kecil memberikan perawatan dan pengasuhan serta mencukupi kebutuhan bagi keluarga yang lanjut usia sebagai
perwujudan cinta antar anggota keluarga. 2
Sosialisasi anak Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam sosialisasi dengan
menanamkan kepada anak nilai-nilai sosial yang ada di dalam masyarakat, meliputi sikap, tutur kata dan budi pekerti yang luhur yang diperoleh melalui
interaksi dalam keluarga sehingga anak memiliki perkembangan kepribadian yang baik. Dalam fungsi sosialisasi anak belajar melalui kehidupan keluarga
dan lingkungan sekitar, anak memperoleh pendidikan dasar sebagai bekal dalam bersosialisasi kejenjang yang lebih dewasa dikehidupan masyarakat.
3 Mengatur penempatan dalam masyarakat dan menetapkan status
70
Bruce J. Cohen, Opcit, Halaman 179-180
Universitas Sumatera Utara
Setiap masyarakat menggunakan sistem keturunan dalam menentukan penempatan sosial dan status. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak memiliki peran-peran yang berbeda-beda sesuai dengan statusnya sebagai anggota keluarga.
4 Menyajikan jaminan ekonomi
Keluarga secara besama akan saling menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup anggota
keluarganya baik bagi anak-anak yang belum bekerja dan orang tua yang lanjut usia.
Alasan pelaku melakukan tindak pidana hubungan seksual sedarah dalam keluarga antara lain:
71
1 Kondisi rumah tangga yang tidak harmonis, antara lain: suami-isteri yang
sering bertengkar, istri yang tidak patuh dan menolak apabilasuami minta dilayani kebutuhan biologisnya.
2 Situasi dan kondisi rumah pelaku, antara lain : rumah mereka pada siang hari
sering sepi hanya ada pelaku dan korban, kondisi rumah yang kecil hanya ada Z kamar bahkan ada Yang hanya 1 kamar yang dipakai untuk bersama-sama
sehingga Pelaku sering rnelihat korban dalam keadaan tidur dan berpakaian minim terutama sesudah mandi sedangkan usia korban mayoritas antara 14-
17 tahun 88,9 o mulai remaja yang mempunyai daya tarik seksual.
71
Firganefi, Opcit., Halaman 177-178
Universitas Sumatera Utara
3 Patriarkhi
72
pelaku, laki-laki superior sedangkan perempuan imperior sehingga dibenarkan untuk berkuasa dan mengontrol perempuan. Pada
akhirnya apabila perbuatan pelaku diketahui oleh isterinya atau anggota keluarga lainnya maka pelaku menggunakan dominasi kekuasaan agar
mereka tutup mulut 4
Korban terikat secara psikologis dan ekonomis terhadap pelaku. 5
Perbuatan yang terus menerus dilakukan pelaku terhadap korban karena pelaku meyakini tidak mampu membendung aksi seksualnya dan dilakukan
terhadap anak, keponakan, adik ipar karena dimungkinkan tidak ada perlawanan dan akibat buruk ke luar. Tadi hanya dipandang sebagai persoalan
keluarga biasa yang dapat diselesaikan. 6
Psikologis, pelaku mempunyai kelainan seksual. 7
Salah satu pelaku mempunyai kebiasaan meminum minuman keras.
b. Faktor Ekonomi Keluarga
Salah satu teori yang tertua diketahui orang ialah bahwa kejahatan timbul karena kemiskinan “divergent theories”. Menurut Aristoteles bahwa
73
: “kemiskinan menimbulkan kejahatan dari pemberontakan, kejahatan yang
besar tidak diperbuat untuk memperoleh apa yang perlu untuk hidup, tetapi untuk kemawahan”
72
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial.
73
Topo Santoso, Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, Halaman 11
Universitas Sumatera Utara
Lebih lanjut Thomas Aquino mengemukakan bahwa
74
: Pengaruh kemiskinan atas kejahatan yaitu orang kaya yang hidup untuk
kesenangan dan memboros-boroskan kekayaanya, jika suatu kali jatuh miskin, maka mudah menjadi pencuri.
Kemiskinan telah mendorong seorang istri mencari alternatif pekerjaan keluar misalnya menjadi TKI ke Malaysia untuk menopang ekonomi rumah
tangga, Kemiskinan mendorong kepergian ibu sebagai tenaga kerja wanita yang dapat menyebabkan anak terlantar tanpa perlindungan sehingga beresiko menjadi
korban incest. c.
Faktor Pendidikan Rendahnya tingkat pendidikan formal dalam diri seseorang dapat
menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan yang bersangkutan mudah terpengaruh melakukan suatu kejahatan tanpa memikirkan akibat dari
perbuatannya. tingkat pendidikan yang rendah para pelaku tidak berpikir bahwa dengan melakukan perbuatan tersebut dapat merusak keluarga dari
pelaku tersebut dan watak anak yang menjadi korban d.
Faktor AgamaMoral Agama merupakan suatu identitas seseorang agar dia mudah
dikenali apakah dia seorang Muslim, Nasrani, Hindu, Budha, Yahudi, ataupun penganut kepercayaan lainnya. Agama berisi tentang aturan
– aturan yang bisa membawa seseorang ke arah yang lebih baik. Sedangkan
74
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Adapun fungsi agama antara lain adalah sebagai: 1.
Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok 2.
Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
3. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman perasaan keyakinan
6. Pedoman keberadaan
7. Pengungkapan estetika keindahan
8. Pedoman rekreasi dan hiburan
9. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
Akibat lemahnya pengetahuan agama sehingga menyebabkan lemahnya iman dan moral inilah yang menyebabkan seseorang tidak dapat menahan hawa
nafsunya sehingga menyebabkannya melakukan hal-hal diluar batas ketentuan agamanya.
2. Faktor Eksternal Penyebab Terjadinya Hubungan Seksual Sedarah