yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi danatau seksual, anak yang
diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza, anak korban kekerasan baik fisik
danatau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran. Namun, pengertian perlindungan khusus dalam Undang-
Undang 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam pasal 1 angka 15 memberikan pengertian
yang lebih ringkas yaitu suatu bentuk perlindungan yang diterima oleh Anak dalam situasi dan kondisi tertentu untuk mendapat jaminan rasa aman terhadap
ancaman yang membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh kembangnya. Berdasarkan uraian mengenai perlindungan anak maka kita dapat
memberikan pengertian bahwa perlindungan hukum bagi anak adalah upaya perlindungan terhadap kebebasan dan hak-hak asasi yang dimiliki anak.
2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Hubungan Seksual Sedarah
Paul W Tappen menyatakan bahwa kejahatan adalah:
25
The Criminal Law statutory or case law, committed without defense or excuse, and penalized by the
state as a felony and misdemeanor. Yang artinya Hukum Pidana menurut undang-undang atau kasus hukum, berkomitmen tanpa pembelaan atau alasan,
dan dihukum oleh negara sebagai kejahatan dan pelanggaran.
25
Topo Santoso, Kriminologi, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Halaman 13
Universitas Sumatera Utara
Definisi “Kejahatan” menurut R.Soesilo dalam bukunya berjudul “Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal
” membedakan pengertian kejahatan menjadi dua sudut pandang yakni sudut pandang secara yuridis sudut pandang sosiologis.
Dalam pengertian yuridis membatasi kejahatan sebagai perbuatan yang telah ditetapkan oleh Negara sebagai kejahatan dalam hukum pidananya dan
diancam dengan suatu sanksi.
26
Sedangkan, secara sosiologis kejahatan merupakan suatu perilaku manusia yang diciptakan oleh masyarakat.
27
Jadi kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang dan dapat merugikan masyarakat akibat hilangnya
keseimbangan , ketentraman, dan ketertiban. Pengertian penyimpangan menurut beberapa ahli dapat diuraikan sebagai
berikut:
28
1.
Soerjono Soekanto
Perilaku menyimpang adalah penyimpangan terhadap kaidah-kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat.
2.
Jhon J. Macionis
Perilaku menyimpang adalah pelanggaran terhadap norma masyarakat. 3.
James W. Van der Zaden
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
4.
Robert M. Z. Lawang
26
Opcit, Halaman 14
27
Ibid, Halaman 15
28
http:www.pengertianahli.com201311pengertian-perilaku-menyimpang- menurut.html diakses tanggal 30 April 2015 jam 20.18 Wib
Universitas Sumatera Utara
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial, dan
menimbulkan usaha dari mereka yang paling berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
5.
Craig Calhoun, Donald Light, dan Suzanne Keller
Perilaku menyimpang adalah setiap tindakan yang dianggap menyimpang dari nilai moral atau norma budaya yang diakui oleh
sebuah kelompok atau masyarakat.
Dalam mengkaji suatu kejahatan, di dalam kriminologi terdapat beberapa paradigmaaliran yang mempengaruhinya, antara lain :
1. Aliran Klasik
Di dalam aliran ini mempunyai dua pemikiran yang mendasar dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yaitu penderitaan dan kesenangan. Hal
disebabkan karena manusia memiliki kehendak bebas free will, yang kemudian dalam bertingkah laku manusia memiliki kemampuan untuk memperhitungkan
perilakunya berdasarkan hedonism. Aliran ini juga mempunyai asumsi bahwa hukuman dijatuhkan berdasarkan tindakannya dan bukan karena kesalahan.
29
Karena pemikiran manusia selalu dipengaruhi oleh akal dan pikirannya indeterminisme. Kejahatan merupakan hasil pilihan bebas seseorang setelah
memperhitungkan secara rasional untung ruginya dalam melakukan kejahatan. 2.
Aliran Neo Klasik Aliran Neo Klasik merupakan pembahruan dari aliran klasik. Hal ini
dilakukan setelah melihat adanya ketidak adilan dari aliran klasik. Ada beberapa ciri-ciri yang membedakan aliran klasik dengan aliran neo klasik antara lain:
30
29
Wahju Muljono, Op.cit., Halaman 37.
30
Ibid, Halaman 39.
Universitas Sumatera Utara
a. Adanya pelunakan pada doktrin kehendak bebas; kehendak bebas
untuk memilih dipengaruhi oleh: 1
Patologi, ketidakmampuan untuk bertindak, sakit jiwa atau lain keadaan yang mencegah seseorang untuk memperlakukan
kehendak bebasnya; 2
Predimitasi, niat yang dijadikan ukuran daripada kebebesan kehendak hal-hal yang aneh
b. Pengakuan daripada sahnya keadaan yang melunak. Misalnya: fisik,
keadaan lingkungan atau keadaan mental dari individu c.
Perubahan doktrin tanggung jawab sempurna untuk memungkinkan pelunakan hukum menjadi tanggung jawab sebagian saja, sebab-sebab
utama untuk mempertanggungjawabkan seseorang sebagian saja adalah kegilaan, kebodohan, dan lain-lain keadaan yang dapat
mempengaruhi “pengetahuan dan niat” seseorang waktu melakukan kejahatan.
d. Dimasukkannya kesaksian ahli di dalam acara pengadilan untuk
menentukan besarnya tanggung jawab untuk menentukan apakah si terdakwa mampu memilih antara yang benar dan yang salah.
3. Aliran Positivis
Berbicara tentang aliran positivis ini mau tak mau kita harus mengingat pula Dokter Cesare Lambroso 1335-1909. Dalam ajarannya Lambroso
mengatakan bahwa asal mulanya kejahatan itu berasal dari gen dan sikap liar yang
Universitas Sumatera Utara
diturunkan oleh nenek moyang. Sifat jahat manusia sesuatu yang dapat diwariskan kepada keturunannya sendiri. Karena sejak manusia dilahirkan manusia telah
memiliki sifat jahat di dalam dirinya. Penjahat sejak lahir merupakan tipe khusus, dan tipe ini dikendali dari
bentuk atau cacat fisik tertentu. Lebih lanjut Lambroso menggarisbawahi bahwa cacat ataupun keanehan tersebut sebagai takdir untuk menjadi gambaran dari
kepribadiannya sebagai penjahat.
31
Kejahatan merupakan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, psikis dan sosio-kulturalnya.
4. Aliran Kritis
Berpijak dari asumsi sebelumnya bahwa perilaku manusia tidak hanya ditentukan oleh kondisi-kondisi fisik, psikis dan sosio-kulturalnya, melainkan
ditentukan oleh peranan individu dalam memaknai, menafsirkan, menanggapi setelah dia berinteraksi dengan kondisi tertentu. Kejahatan merupakan suatu
keberhasilan masyarakat dalam memberikan reaksi perbuatan tertentu sebagai kejahatan dan pelakunya sebagai penjahat. Pemikiran seperti ini mengarah kepada
kajian proses yang mempengaruhi pada pembentukan undang-undang yang menjadikannya perbuatan tertentu sebagai kejahatan, serta proses bekerjanya
hukum pidana. Yaitu proses-proses yang menjadikan perbuatan tertentu dan pelakunya sebagai penjahat sosiologi hukum pidana.
32
31
Ibid, Halaman 41.
32
I.S. Susanto, Kejahatan Koorporasi, Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 1995, Halaman 13
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kartini Kartono 1989, bentuk relasi seks yang abnormal dan perverse buruk,jahat adalah relasi seks yang tidak bertanggung jawab, yang
didorong oleh kompulsi-kompulsi dan dorongan-dorongan yang abnormal.
33
Definisi lain dari perilaku seksual abnormal adalah perilaku seks yang tidak dapat menyesuaikan diri, bukan saja dengan tuntutan masyarakat, tetapi juga dengan
kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri, atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadiannya
menjadi lebih baik
34
. Salah satu contoh dari relasi seks yang abnormal adalah hubungan seksual sedarahIncest.
Hubungan Seksual Sedarah incest bukanlah permasalahan atau kasus baru yang terjadi di masyarakat. Secara singkat Hubungan Seksual SedarahIncest
diartikan sebagai perbuatan sumbangberzinahberkendak dengan saudaranya
35
. Hubungan Seksual SedarahIncest berasal dari bahasa latin Incestus yang berarti
tidak suci, tidak senonoh dan Incestare yang berarti menodai atau mengotori. Definisi incest yang diterima masyarakat luas sekarang ini adalah hubungan seks
atau aktivitas seksual lainnya antara individu yang mempunyai hubungan dekat, yang perkawinan diantara mereka dilarang oleh hukum maupun kultur.
36
Ruth. S. Kempe dan C. Henry Kempe mendefinisikan Incest sebagai hubungan seksual antara anggota keluarga dalam rumah, baik antara kakak-adik
33
Drs. Sunaryo, Psikologi untuk keperawatan, Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, Halaman 241
34
Ibid.
35
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta:PT. Gramedia, 1996, Halaman 316
36
Akademia Vol.4 No.3 Juli 2000, Halaman 1
Universitas Sumatera Utara
kandung atau tiri, ayah-anak kandung, ayah-anak tiri, paman-keponakan kandung atau tiri.
37
Hubungan Seksual SedarahIncest dapat terjadi pada anak laki-laki maupun anak perempuan. Namun kasus yang pada umumnya banyak terjadi
menimpa anak perempuan. Hubungan incest yang merebak di masyarakat menunjukan gejala bahwa semakin banyaknya masyarakat yang “sakit”.
Dikatakan sakit
karena Hubungan
Seksual Sedarahincest
tergolong penyimpangan seksual dalam masyarakat.
Faktor penyebab hubungan seksual sedarah ini adalah: a.
Faktor Internal b.
Faktor Eksternal
3. Kebijakan hukum pidana terhadap tindak pidana hubungan seksual sedarah