sepeda motor juga melakukan layanan purna jual sebagai salah satu strategi promosi. Layanan purna jual bertujuan untuk memberikan kepuasan serta
mempertahankan konsumen yang telah ada.
6.3. Kinerja Industri
Keuntungan merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukan kinerja pasar suatu industri namun kendala yang dihadapi adalah tidak tersedianya
data laba perusahaan maupun industri. Untuk mengatasi kendala tersebut maka digunakan pendekatan Price-Cost-Margin PCM sebagai persentase keuntungan
dari kelebihan penerimaan atas biaya langsung. Tabel 6.3 menunjukkan nilai PCM industri sepeda motor di Indonesia 1987-2003.
Tabel 6.3. Nilai PCM Industri Sepeda Motor
Tahun Nilai Tambah
Rp Pengeluaran
Tenaga Kerja Rp
Output Rp PCM
1987 142.170.817 19.961.031 415.178.676
29,44
1988 98.285.389 17.337.963 496.075.279
16,32
1989 412.893.188 25.865.661
1.195.604.398 32,37
1990 135.992.057 23.055.404 748.043.103
15,10
1991
674.341.606 28.109.765 1.682.971.492
38,40
1992
905.716.955 41.992.416 1.498.074.085
57,66
1993
896.410.759 36.460.138 1.666.027.179
51,62
1994
1.660.538.392 52.924.717 2.716.589.178
59,18
1995
2.052.834.299 80.038.343 3.548.181.703
55,60
1996 2.826.801.001 128.138.782 6.939.078.190 38,89
1997 5.467.151.000 138.490.317
11.233.563.000 47,44
1998 2.866.711.204 113.810.697 7.835.388.666 35,13
1999 1.774.918.198 191.272.174 9.793.697.354 16,17
2000
3.182.146.416 256.687.562 20.799.451.644
14,07
2001
5.668.156.571 414.492.510 19.779.067.224
26,56
2002
14.856.926.755 66.393.650 34.435.544.108
42,95
2003
27.172.205.065 650.573.413 51.375.446.950
51,62
Rata-Rata 37,44
Keterangan: tahun dasar 1993 1993=100 Sumber: BPS, 1987-2003, diolah
Rata-rata margin keuntungan industri sepeda motor selama tahun 1987 sampai dengan tahun 2003 sebesar 37,44 persen. Penerimaan margin terbesar
didapat industri sepeda motor pada tahun 1994 yaitu sebesar 59,18 persen.
Tabel 6.4. Nilai Efisiensi-X Industri Sepeda Motor Tahun
Input Rp Nilai Tambah Rp
Xeff 1987
266.396.720 142.170.817
53,37
1988
373.034.350 98.285.389
26,35
1989 738.889.913
412.893.188 55,88
1990
598.556.784 135.992.057
22,72
1991
1.008.607.798 674.341.606
66,86
1992
592.192.909 905.716.955
152,94
1993
769.250.487 896.410.759
116,53
1994 1.042.571.721
1.660.538.392 159,27
1995
1.472.406.380 2.052.834.299
139,42
1996 4.109.745.768
2.826.801.001 68,78
1997
5.581.633.000 5.467.151.000
97,95
1998 4.960.690.732
2.866.711.204 57,79
1999
7.813.571.390 1.774.918.198
22,72
2000 17.430.577.785
3.182.146.416 18,26
2001
14.052.652.230 5.668.156.571
40,34
2002
18.581.537.716 14.856.926.755
79,96
2003
24.161.911.189 27.172.205.065
112,46
Rata-Rata 77,39
Efisiensi-X industri sepeda motor di Indonesia selama tahun 1987 sampai dengan 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4. Rata-rata efisiensi-X industri sepeda
motor pada tahun 1987 sampai dengan tahun 2003 sebesar 77,39 persen. Efisiensi-X terbesar diraih pada tahun 1994 yaitu sebesar 159,27 persen.
Nilai efisiensi-X efisiensi internal tersebut cukup tinggi. Efisiensi internal yang tinggi menggambarkan perusahaan yang dikelola dengan baik, usaha
yang maksimum dari para pekerja, dan terhindarnya kejenuhan dalam pelaksanaan jalannya perusahaan.
6.4. Hubungaan Struktur dan Faktor Lainnya dengan Kinerja