Perilaku Pasar Kinerja Suatu Industri

lebih tinggi dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang telah lama ada. Kondisi ini membuat suatu batasan antara pendatang baru dengan perusahaan yang sudah lama berdiri.

2.2. Perilaku Pasar

Menurur Hasibuan 1993 perilaku pasar adalah pola tanggapan dan penyesuaian yang dilakukan suatu perusahaan didalam pasar untuk mencapai tujuannya. Biasanya perilaku itu dilakukan dengan melihat kondisi pasar yang akan dimasuki atau kondisi pasar ketika mereka berusaha. Pada pasar monopoli dimana terdapat kekuatan pasar pada perusahaan tertentu, perilaku perusahaan bertujuan untuk menggapai kondisi perekonomian secara umum bukan untuk menghadapi pesaing. Perilaku perusahaan monopoli dalam menetapkan harga dan jumlah produk bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Monopoli juga menetapkan tingkat harga secara administratif bukan melalui mekanisme pasar. Perilaku setiap perusahaan akan sulit diperkirakan pada kondisi pasar oligopoli. Berbeda halnya dengan kondisi pasar persaingan sempurna dimana perusahaan hanya bersifat sebagai penerima harga, pada kondisi pasar oligopoli yang dipimpin oleh suatu perusahaan dominan pada umumnya perusahaan yang mendominasi pasar akan berlaku seperti halnya perusahaan monopoli. Perusahaan monopoli akan menaikan harga untuk memperoleh keuntungan lebih. Sedangkan pada pasar oligopoli, tindakan yang dilakukan terkait dengan kebijakan yang diambil oleh pesaing terdekat Jaya, 2001.

2.3. Kinerja Suatu Industri

Kinerja industri adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku pasar Hasibuan, 1993. Kinerja dalam kaitannya dalam ekonomi memiliki banyak aspek namun biasanya dipusatkan pada tiga aspek pokok yaitu efisiensi, kemajuan teknologi dan keseimbangan dalam industri Jaya, 2001. Dalam mengukur kinerja suatu industri, variabel yang paling umum digunakan adalah Price-Cost Margin PCM. Penggunaan PCM sebagai variabel kinerja pertama kali digunakan oleh Collins dan Preston pada tahun 1968. Selain PCM, pengukuran kinerja dapat juga dilakukan dengan metode rasio dari kelebihan keuntungan terhadap penjualan, tingkat pengembalian dari aset atau modal, dan nilai pasar dari surat-surat berharga perusahaan. PCM didefinisikan sebagai suatu indikator kinerja yang merupakan perkiraan pasar dari keuntungan perusahaan. PCM dapat diperoleh dengan membagi antara nilai tambah dikurangi upah yang harus dibayarkan terhadap nilai barang yang dihasilkan Jaya, 2001. Nilai tambah adalah nilai total output dikurangi nilai total input. Upah yang dibayarkan merupakan total pengeluaran perusahaan untuk membayar tenaga kerja sedangkan nilai barang yang dihasilkan adalah bagian dari nilai output perusahaan yang menunjukan jumlah total dari hasil produksi. Perumusan PCM akan digunakan sebagai proksi keuntungan dalam melakukan penelitian ini.

2.4. Hubungan Struktur, Perilaku dan Kinerja