Berdasarkan tabel 14, maka diperoleh mean empirik cyberloafing sebesar 28,06 dengan standar deviasi sebesar 7,077 dan mean hipotetik sebesar 33dengan
standar deviasi sebesar 7,33. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih kecil daripada mean
hipotetik dengan selisih 4,94. Hasil ini menunjukkan bahwa cyberloafingyang dimiliki subjek penelitian rendah.
c. Kategorisasi Data Penelitian
Hasil penelitian dapat dikelompokkan mengacu pada kriteria kategorisasi yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal
Azwar, 2010. Kategorisasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan sebagai berikut:
Tabel 19. Norma Kategorisasi Data Penelitian Rentang nilai
Kategori
X µ -1.0 SD Rendah
µ - 1.0SD ≤ X ≤ µ +1.0 SD
Sedang X ≥ µ +1.0 SD
Tinggi
1 Kategorisasi Job Characteristics
Besar mean hipotetik job characteristics adalah 44 dengan standar deviasi 11 sehingga katagorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Kategorisasi Skor Job Characteristics
Universitas Sumatera Utara
Rentang nilai Kategori
Jumlah N Presentase
X 33 Negatif
33 ≤ X 55
Netral 2
2.44 X ≥ 55
Positif 80
97.56
Total 82
100
Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa skor persepsi subjek penelitian terhadap job characteristics berada pada kategori positif yaitu sebesar
97,56 sedangkan 2,44 berada dalam kategori netral, dan tidak ada skor subjek penelitian yang berada dalam kategori negatif. Hal ini berarti sebagian besar
subjek penelitian mempersepsikan pekerjaannya secara positif.
2 Kategori Cyberloafing
Besar mean hipotetik cyberloafing adalah 33 dengan standar deviasi 7,33 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 21. Kategorisasi Skor Cyberloafing
Rentang nilai Kategori
Jumlah N
Presentase
X25,67 Jarang
49 60
25,67 ≤ X 40,33
Kadang-Kadang 28
34 X ≥ 40,33
Sering 5
6
Total
82 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang tingkat cyberloafing pada kategori sering sebesar 6 sedangkan 34 subjek memiliki
tingkat cyberloafingkategori kadang-kadang dan 60 subjek penelitian yang tingkat cyberloafingkategori jarang. Hal ini berarti sebagian besar subjek
penelitian jarang melakukan cyberloafing.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada subjek karyawan di perusahaan Telekomunikasi Medan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara job characteristics dengan
cyberloafing.Job characteristics merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cyberloafing yang dilakukan karyawan Ozler Polat, 2012. Namun hal tersebut
tidak terbukti didalam penelitian ini. Hal ini disebabkan karena berbagai alasan berikut.
Pertama, dilihat dari usia karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Sumut Barat. Usia karyawanyang mengisi skalapaling banyak adalah usia antara 41-60.
Menurut Firman 2011, usia antara 51-54 tahun merupakan pengguna internet yang paling rendah. Dengan kata lain, bahwa usia 51-54 tahun merupakan usia
yang paling sedikit menggunakan internet. Kedua, Garrett dan Danziger 2008 mengatakan bahwa perusahaan dapat
membatasi karyawan dalam menggunakan internet melalui kebijakan,pencegah teknologi, atau keduanya. Kebijakan atau pencegahan teknologi tersebut
mengurangi kesempatan karyawan dalam menggunakan internet untuk tujuan pribadi, sehingga karyawan dapat meningkatkan regulasi dirinya.PT
Telekomunikasi Indonesia Sumut Barat melakukan hal seperti pernyataanGarrett
Universitas Sumatera Utara
dan Danziger 2008. Perusahaan membuat kebijakan dalam menggunakan internet. Hal ini seperti yang dijelaskan di bab I yaitu IT langsung memblok situs-
situs yang sering dikunjungi karyawan dan langsung menghentikan akses internet yang menggunakan kapasitas besar.
Perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik variabelcyberloafing menunjukkan bahwa mean empirik lebih kecil dibandingkan dengan mean
hipotetik 28,0633, maka dapat disimpulkan bahwa cyberloafing karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Sumut Baratlebih rendah dari rata-rata populasi
umumnya.Cyberloafing pada subjek tergolong ke dalam cyberloafingyang rendah karena
sebanyak 49
orang 60
dari subjek
penelitian jarang
melakukancyberloafing. Sisanya sebanyak 28 orang 34 tergolong kadang- kadang melakukancyberloafingdan sebanyak 5 orang 6 tergolong sering
melakukancyberloafing. Pada perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik variabel job
characteristics menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dibandingkan dengan mean hipotetik 63.5644, maka dapat dikatakan bahwa job
characteristicskaryawan PT Telekomunikasi Indonesia Sumut Baratlebih tinggi dari rata-rata pada populasi umumnya. Hasil yang diperoleh dari job
characteristics menunjukkan
sebagian besar
dari subjek
penelitian mempersepsikan pekerjaannya secara positif. Sebanyak 80 orang 97.56 dari
subjek penelitian mempersepsikan pekerjaannya secara positif dan sisanya sebanyak 2 orang 2.44 mempersepsikan pekerjaannya secara netral.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara job characteristics dengan cyberloafing maupun dimensi job characteristic dengan cyberloafing.
2. Berdasarkan kategorisasi variabel cyberloafing, hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar subjek berada pada kategori rendah, yaitu sebesar
60 yang berarti bahwa karyawan jarang melakukan cyberloafing.
Universitas Sumatera Utara
3. Berdasarkan kategorisasi
variabel job
characteristics, hasilnya
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek berada pada kategori tinggi, yaitu sebesar 97.56 yang berarti bahwa karyawan mempersepsikan
pekerjaannya secara positif.
B. Saran Penelitian
1. Saran Metodologis