Kendala Guru dalam Pembelajaran Sejarah

terstruktur bisa berupa siswa diminta untuk meresume materi pelajaran dan membuat makalah. Untuk tugas terstruktur dapat dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok. Proses belajar yang diberikan guru kepada siswa bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan oleh pemerintah. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus melakukan evaluasi kepada siswa. Dari hasil evaluasi tersebut akan terlihat sejauh mana pembelajaran yang telah diberikan oleh guru dapat diterima oleh siswa. Evaluasi juga ditujukan untuk mengetahui bagaimana sikap dan respon siswa di dalam kelas maupun di luar kelas. Dari beberapa pernyataan di atas dapat dilihat bahwa penilaian dalam kurikulum 2013 lebih menitikberatkan kepada penilaian sikap siswa. Seperti diketahui bahwa tujuan kurikulum 2013 adalah pendidikan karakter dan sikap siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna bagi semuanya. Sehingga penilaian sikap mendapatkan porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan penilaian kognitif dan psikomotorik.

3. Kendala Guru dalam Pembelajaran Sejarah

Setiap proses yang dilalui dalam kehidupan pasti mempunyai masalah-masalah atau kendala-kendala. Di dalam proses pembelajaran sejarah juga mempunyai kendala-kendala yang dialami oleh guru. Dengan adanya kendala-kendala tersebut dapat menghambat berjalannya proses pembelajaran. Berbagai macam kendala dialami guru antara lain sikap dan respon siswa dalam pembelajaran, ketersediaan sarana dan prasarana, kelengkapan sumber belajar, dan sebagainya. Antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya mempunyai kendala masing-masing dalam proses pembelajaran sejarahnya. Menurut Ibu Taslimah di SMA Negeri 1 Demak yang merupakan mantan RSBI juga mengalami kendala dalam pembelajaran sejarah. “Kendalanya itu gini, kadang pembelajaran sejarah itu dianggap kurang penting, apalagi pas RSBI kemarin pelajaran sejarah dianggap tidak penting sama sekali sehingga siswa tidak begitu berminat… Kadang-kadang mereka lebih fokusnya pada pelajaran ujian nasional…“ wawancara dengan Ibu Taslimah pada tanggal 27 Maret 2014 Kendala yang dialami pada pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Demak adalah perhatian dari siswa itu sendiri terhadap pembelajaran sejarah. Siswa lebih cenderung fokus terhadap mata pelajaran lain yang diujikan dalam ujian nasional. Pelajaran sejarah oleh sebagian siswa dianggap tidak penting, mereka lebih fokus pada pelajaran lain seperti matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Untuk itu guru harus memberikan pengertian lebih tentang bagaimana pelajaran sejarah itu sendiri. “Kita berusaha semaksimal mungkin. Siswa kan awalnya tidak tertarik, tetapi saya selalu menekankan pentingnya pelajaran sejarah, untuk nasionalisme, pelajaran sejarah kan akan keluarkan pada tes- tes, tes cpns misalnya. Saya selalu menanamkan bahwa pelajaran sejarah itu penting untuk terjun ke masyarakat, untuk menempa semangat nasionalisme agar kita mempunyai jati diri. Saya selalu menyampaikan seperti itu agar mereka tidak mengesampingkan pelajaran sejarah ” wawancara dengan Ibu Taslimah pada tanggal 27 Maret 2014 Untuk menarik minat dan perhatian siswa Ibu Taslimah memberikan penekanan bagi siswa tentang bagaimana pentingnya pelajaran sejarah. Pelajaran sejarah dapat dapat meningkatkan nasionalisme, dengan pelajaran sejarah kita juga dapat mengambil nilai-nilai positif untuk bekal siswa terjun di masyarakat. Selain itu juga pelajaran sejarah akan muncul pada tes CPNS yang merupakan impian sebagian besar siswa di masa depan. Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 3 Demak juga mengalami kendala seperti yang diungkapkan Bapak Nur Qosim sebagai berikut. “Kendala-kendalanya itu adalah budaya belajar. Perlakuan antara guru satu dengan yang lain itu kadang-kadang membuat anak yang awalnya enjoy berubah menjadi terbebani. Budaya belajar itu belum menyatu. Kadang-kadang anak itu ada yang masih pengen santai ” wawancara dengan Bapak Nur Qosim pada tanggal 14 Maret 2014 Menurut Bapak Nur Qosim budaya belajar dari siswa menjadi kendala dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Demak. Guru-guru lain juga memberikan pengaruh terhadap karakter dan perhatian siswa. Pembelajaran guru lain yang cenderung santai, membuat siswa menjadi lebih lambat dalam proses pembelajaran. Sehingga ketika siswa bertemu dengan guru yang lebih disiplin dan tegas dalam pembelajaran, mereka akan kesulitan dalam mengikuti pelajaran guru tersebut. Untuk merubah karakter siswa tersebut, guru harus melakukan pendekatan dan motivasi kepada siswa. Seperti yang wawancara berikut “Selama ini hanya memberikan motivasi, melakukan pendekatan pribadi, memberitahukan tentang manfaat belajar ” wawancara dengan Bapak Nur Qosim pada tanggal 14 Maret 2014 Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa dalam mengatasi kendala yang dialami dalam pembelajaran sejarah, Bapak Nur Qosim memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar khususnya pelajaran sejarah. Selain itu beliau juga melakukan pendekatan pribadi dengan siswa yang mengalami masalah dalam budaya belajar, dari sinilah guru bisa mengetahui bagaimana karakter siswa tersebut dan nantinya guru akan memberikan pengertian kepada siswa. Bapak Nur Qosim juga memberitahukan kepada siswa tentang manfaat belajar sejarah. Pelajaran sejarah tidak hanya belajar tentang masa lalu, tetapi juga mengambil nilai-nilai dari beberapa peristiwa yang telah terjadi yang akan diterapkan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Selain permasalahan yang ada dalam diri siswa. Permasalahan lain dihadapi oleh SMA swasta seperti SMA Abdi Negara. Seperti hasil wawancara berikut. “Yang jelas sarananya itu tadi, medianya, kemudian saya belum pernah membawa keluar, sebenarnya juga pengen tetapi takut tidak bisa mengawasi, anak-anak di sini itu kadang-kadang diajak ke sana juga sulit. Yang jelas kekurangan media, kemudian sumber belajar ” wawancara dengan Ibu Titik Subaryanti pada tanggal 21 Maret 2014 Menurut ibu Titik Subaryanti selain sikap siswa yang kurang antusias dalam proses pembelajaran, beliau juga menghadapi masalah lain yaitu sarana yang kurang lengkap dalam menunjang pembelajaran sejarah seperti kurangnya media pebelajaran dan terbatasnya buku pelajaran sebagai sumber belajar. Dengan kendala-kendala yang dialami tersebut menjadikan proses pembelajaran kurang optimal. Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut, Ibu Titik Subaryanti melakukan berbagai cara seperti hasil wawancara berikut. “Ya mungkin mengusulkan supaya diperbanyak lagi buku-buku sumber belajarnya, kemudian mungkin saya harus lebih kreatif menciptakan media-media yang ada, sehingga proses belajar semakin menarik dan anak-anak hasilnya bagus ” wawancara dengan Ibu Titik Subaryanti pada tanggal 21 Maret 2014 Ibu Titik Subaryanti menurut hasil wawancara di atas, beliau akan mengusulkan kepada sekolah agar memperbanyak lagi buku-buku sejarah guna menunjang siswa dalam menggali sumber sejarah. Beliau juga akan membuat media-media pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih menarik dan siswa dapat menyerap pelajaran dengan baik yang nantinya akan berpengaruh positif terhadap nilai yang akan diraih oleh siswa. Dalam proses pembelajaran sejarah, berbagai macam kendala dialami oleh guru. Kendala yang dihadapi tersebut bisa berasal dari dalam diri siswa maupun kelengkapan sarana yang menunjang proses pembelajaran sejarah. Sebagian besar siswa kurang memiliki perhatian terhadap pelajaran sejarah dan menganggap pelajaran sejarah kurang penting. Mereka lebih fokus terhadap pelajaran lain seperti matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan pelajaran ilmu pasti. Ketersediaan sarana dalam menunjang pembelajaran juga masih dialami oleh beberapa sekolah, terutama sekolah-sekolah swasta yang keuangannya bergantung kepada yayasan tempat mereka bernaung. Walaupun mendapat bantuan dari pemerintah, jumlah yang mereka dapat tidak sebesar seperti yang didapat oleh sekolah-sekolah negeri.

4. Ketertarikan dan Pencapaian Nilai Siswa dalam Pembelajaran