Besarnya Linear r Interpretasi
0,800-1,00 Tinggi
0,600-0,800 Cukup
0,400-0,600 Agak Rendah
0,200-0,400 Rendah
0,000-0,200 Sangat Rendah
4.3 Analisis Hasil Penelitian
4.3.1 Analisis Deskriptif
Berdasarkan data skala yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui psychological well-being. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Peneliti menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik untuk menganalisis hasil
penelitian. Metode statistik digunakan untuk mencari tahu besarnya Mean Teoritik µ dan Standar Deviasi σ dengan mendasarkan pada jumlah item, skor maksimal, serta
skor minimal pada masing-masing alternatif jawaban. Kategori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kategorisasi
berdasarkan model distribusi normal. Menurut Azwar 2009: 108 penggolongan subjek kedalam tiga kategori adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Penggolongan Kategori Analisis Berdasarkan Mean Teoritik
Interval Kategori
X ≤ µ - 1,0 σ Rendah
µ - 1,0 σ X ≤ µ + 1,0 σ
Sedang µ + 1,0 σ ≤ X
Tinggi
Keterangan: µ
: Mean Teoritik σ
: Standar Deviasi X
: Skor
Adapun deskripsi hasil penelitian berdasarkan penggolongan Kategori analisis tersebut adalah sebagai berikut:
4.3.1.1 Gambaran Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psychological well-being, dimana skala tersebut disusun berdasarkan oleh beberapa dimensi yang menyusun
psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar. Gambaran psychological well- being pada guru honorer sekolah dasar ini dapat ditinjau baik secara umum maupun
secara spesifik ditinjau dari tiap dimensi. Berikut adalah gambaran mengenai psychological well-being pada guru honorer
sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang yang ditinjau secara umum maupun spesifik.
4.3.1.1.1 Gambaran Umum Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang
Gambaran secara umum psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang dapat dilihat dari analisis data
dengan perhitungan statistik. Skala psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang yang terdiri dari 57 item yang valid
dengan skor tertinggi empat dan skor terendah satu. Berikut ini merupakan analisis deskriptif gambaran umum psychological well-
being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang: Jumlah item
= 57 Skor tertinggi
= 57 x 4 = 228 Skor terendah
= 57 x 1 = 57 Mean Teoritik
= Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2 = 228 + 57 : 2
= 142,5 Standar Deviasi
= Skor Tertinggi – Skor Terendah : 6
= 228 – 57 : 6
= 28,5 Perhitungan gambaran secara umum psychological well-being di atas
diperoleh µ = 142,5 dan σ = 28,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai
berikut : µ -
1,0 σ = 142, 5 – 1,0 x 28, 5 = 114
µ + 1,0 σ = 142, 5 +1,0 x 28,5 = 171 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi psychological
well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Umum Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar
Kriteria Interval
Frekuensi Subjek Persentase
Tinggi 171 ≥ X
5 7,5
Sedang 114
≤ X 171 41
61,2 Rendah
X 114 21
31,3 Jumlah
67 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten
Batang yang berada pada kategori tinggi sebanyak 7,5 5 orang, kategori sedang sebanyak 61,2 41 orang, kategori rendah 31,3 21 orang. Dengan demikian maka
dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:
Gambar 4.1 Diagram Gambaran Umum Psychological Well-being Pada Guru Honorer Sekolah Dasar
4.3.1.1.2 Gambaran Spesifik Psychological Well-Being pada Guru Honorer Sekolah Dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Ditinjau dari Tiap
Dimensi Psychological Well-being terdiri dari enam dimensi, yaitu dimensi penerimaan
diri, dimensi hubungan positif dengan orang lain, dimensi otonomi kemandirian, dimensi penguasaan lingkungan, dimensi tujuan hidup, serta dimensi pertumbuhan
pribadi. Gambaran dari masing-masing dimensi psychological well-being dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dimensi Penerimaan Diri Gambaran psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar
berdasarkan dimensi penerimaan diri dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah item = 10
Skor tertinggi = 10 x 4 = 40
Skor terendah = 10 x 1 = 10
20 40
60 80
100
Tinggi Sedang
Rendah 7,50
61,20 31,30
Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2
= 40 + 10 : 2 = 25
Standar Deviasi = Skor Tertinggi
– Skor Terendah : 6 = 40
– 10 : 6 = 5
Perhitungan gambaran dimensi penerimaan diri di atas diperoleh µ = 20 dan σ
= 5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : µ -
1,0 σ = 25 – 1,0 x 5 = 20 µ + 1,0 σ = 25 +1,0 x 5 = 30
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi penerimaan diri sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Penerimaan Diri
Kriteria Interval
Frekuensi Subjek Persentase
Tinggi 30 ≥ X
3 4,5
Sedang 20
≤ X 30 47
70,1
Rendah X 20
17 25,4
Jumlah 67
100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological
well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ditinjau dari dimensi penerimaan diri yang berada pada kategori tinggi sebanyak
4,5 3 orang, kategori sedang sebanyak 70,1 47 orang, kategori rendah 25,4 17 orang. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong
memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung rendah pada dimensi penerimaan diri. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:
Gambar 4.2 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi penerimaan
b. Dimensi Hubungan positif dengan orang lain
Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi hubungan positif dengan orang lain dijelaskan sebagai
berikut:
Jumlah item = 11
20 40
60 80
100
Tinggi Sedang
Rendah 4,50
70,10
25,40
Skor tertinggi = 11 x 4 = 44
Skor terendah = 11 x 1 = 11
Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2
= 44 + 11 : 2 = 27,5
Standar Deviasi = Skor Tertinggi
– Skor Terendah : 6 = 44
– 11 : 6 = 5,5
Perhitungan gambaran dimensi hubungan positif dengan orang lain di atas diperoleh µ = 27,5 dan
σ = 5,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : µ -
1,0 σ = 27,5 – 1,0 x 5,5 = 22 µ + 1,0 σ = 27,5 +1,0 x 5,5 = 33
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi hubungan positif dengan orang lain sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Hubungan Positif dengan Orang Lain
Kriteria Interval
Frekuensi Subjek Persentase
Tinggi 33 ≥ X
4 6
Sedang 22
≤ X 33 39
58,2
Rendah X 22
24 35,8
Jumlah 67
100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten
Batang ditinjau dari dimensi hubungan positif dengan orang lain yang berada pada kategori tinggi sebanyak 6 4 orang, kategori sedang sebanyak 58,2 39 orang,
kategori rendah 35,8 24 orang. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang
cenderung rendah pada dimensi hubungan positif dengan orang lain. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:
Gambar 4.3 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi hubungan positif dengan orang lain
b. Dimensi Otonomi
20 40
60 80
100
Tinggi Sedang
Rendah 6,00
58,20 35,80
Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi otonomi dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah item = 11
Skor tertinggi = 11 x 4 = 44
Skor terendah = 11 x 1 = 11
Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2
= 44 + 11 : 2 = 27,5
Standar Deviasi = Skor Tertinggi
– Skor Terendah : 6 = 44
– 11 : 6 = 5,5
Perhitungan gambaran dimensi otonomi di atas diperoleh µ = 27,5 dan σ =
5,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : µ -
1,0 σ = 27,5 – 1,0 x 5,5 = 22 µ + 1,0 σ = 27,5 +1,0 x 5,5 = 33
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi otonomi sebagai berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Otonomi
Kriteria Interval
Frekuensi Subjek Persentase
Tinggi 33 ≥ X
19 28,3
Sedang 22
≤ X 33 31
46,3 Rendah
X 22 17
25,4 Jumlah
67 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten
Batang ditinjau dari dimensi otonomi yang berada pada kategori tinggi sebanyak 28,3 19 orang, kategori sedang sebanyak 46,3 31 orang, kategori rendah 25,4 17
orang. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung tinggi pada dimensi
otonomi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:
Gambar 4.4 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi otonomi
20 40
60 80
100
Tinggi Sedang
Rendah 28,30
46,30 25,40
d. Dimensi Penguasaan Lingkungan
Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi penguasaan lingkungan dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah item = 10
Skor tertinggi = 10 x 4 = 40
Skor terendah = 10 x 1 = 10
Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2
= 40 + 10 : 2 = 25
Standar Deviasi = Skor Tertinggi
– Skor Terendah : 6 = 40
– 10 : 6 = 5
Perhitungan gambaran dimensi penguasaan lingkungan di atas diperoleh µ = 20 dan
σ = 5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : µ -
1,0 σ = 25 – 1,0 x 5 = 20 µ + 1,0 σ = 25 +1,0 x 5 = 30
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi penguasaan lingkungan sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Penguasaan Lingkungan
Kriteria Interval
Frekuensi Subjek Persentase
Tinggi 30 ≥ X
14 21
Sedang 20
≤ X 30 34
50,7 Rendah
X 20 19
28,3 Jumlah
67 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten
Batang ditinjau dari dimensi penguasaan lingkungan yang berada pada kategori tinggi sebanyak 21 14 orang, kategori sedang sebanyak 50,7 34 orang, kategori rendah
28,3 19 orang. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung rendah pada
dimensi penguasaan lingkungan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:
Gambar 4.5 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi penguasaan lingkungan
20 40
60 80
100
Tinggi Sedang
Rendah 21,00
50,70 28,30
e. Dimensi Tujuan Hidup
Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi tujuan hidup dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah item = 6
Skor tertinggi = 6 x 4 = 24
Skor terendah = 6 x 1 = 6
Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2
= 24 + 6 : 2 = 15
Standar Deviasi = Skor Tertinggi
– Skor Terendah : 6 = 24
– 6 : 6 = 3
Perhitungan gambaran dimensi tujuan hidup di atas diperoleh µ = 15 dan σ =
3. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : µ -
1,0 σ = 15 – 1,0 x 3 = 12 µ + 1,0 σ = 15 +1,0 x 3 = 18
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi tujuan hidup sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Tujuan Hidup
Kriteria Interval
Frekuensi Subjek Persentase
Tinggi 18 ≥ X
19 28,3
Sedang 12
≤ X 18 30
44,8 Rendah
X 12 18
26,9 Jumlah
67 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten
Batang ditinjau dari dimensi tujuan hidup yang berada pada kategori tinggi sebanyak 28,3 19 orang, kategori sedang sebanyak 44,8 30 orang, kategori rendah 26,9
18 orang. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung tinggi pada
dimensi tujuan hidup. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:
20 40
60 80
100
Tinggi Sedang
Rendah 28,30
44,80 26,90
Gambar 4.6 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi tujuan hidup
f. Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi pertumbuhan pribadi dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah item = 9
Skor tertinggi = 9 x 4 = 36
Skor terendah = 9 x 1 = 9
Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2
= 36 + 9 : 2 = 22,5
Standar Deviasi = Skor Tertinggi
– Skor Terendah : 6 = 36
– 9 : 6 = 4,5
Perhitungan gambaran dimensi pertumbuhan pribadi di atas diperoleh µ = 22,5 dan
σ = 4,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : µ -
1,0 σ = 22,5 – 1,0 x 4,5 = 18 µ + 1,0 σ = 15 +22,5 x 4,5 = 27
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi pertumbuhan pribadi sebagai berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Kriteria Interval
Frekuensi Subjek Persentase
Tinggi 27 ≥ X
13 19,4
Sedang 18
≤ X 27 35
52,2 Rendah
X 18 19
28,4 Jumlah
67 100
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten
Batang ditinjau dari dimensi pertumbuhan pribadi yang berada pada kategori tinggi sebanyak 19,4 13 orang, kategori sedang sebanyak 52,2 35 orang, kategori rendah
28,4 19 orang. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung rendah pada
dimensi pertumbuhan pribadi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:
Gambar 4.7 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi pertumbuhan pribadi
20 40
60 80
100
Tinggi Sedang
Rendah 19,40
52,20 28,40
4.3.1.2 Ringkasan Analisis Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Ditinjau dari
Masing-masing Dimensi Secara keseluruhan, ringkasan hasil perhitungan psychological well-being pada
guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang ditinjau dari masing-masing dimensi lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Komposisi Ringkasan Analisis Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Ditinjau dari Masing-masing Dimensi
Kelompok Kategorisasi
Tinggi Sedang
Rendah
Dimensi Penerimaan Diri 4,5
70,1 25,4
Dimensi Hubungan Positif dengan Orang lain
6 58,2
35,8 Dimensi Otonomi
28,3 46,3
25,4 Dimensi
Penguasaan Lingkungan
21 50,7
28,3 Dimensi Tujuan Hidup
28,3 44,8
26,9 Dimensi Pertumbuhan Pribadi
19,4 52,2
28,4
Berdasarkan penjelasan di atas dari tiap-tiap dimensi psychological well-being di atas, secara lebih jelas dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
Gambar 4.8 Diagram Analisis Psychological Well-being pada guru Honorer Sekolah Dasar
Penjelasan kategorisasi psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar di atas disusun berdasarkan kategorisasi distribusi normal, sedangkan untuk menentukan
dimensi psychological well-being mana yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya variabel psychological well-being dapat ditentukan dengan membandingkan
mean empirik tiap dimensi. Untuk menetukan nilai mean empirik dapat dicari dengan membagi jumlah skor item pada tiap dimensi dengan jumlah subjek, dalam hal ini dibantu
program SPSS Statistical Product and Service Sollutions versi 20 for Windows. Adapun perbandingan mean empirik tiap bentuk dapat dilihat pada tabel berikut :
10 20
30 40
50 60
70 80
4,50 6,00
28,30 21
28,30 19,40
70,10 58,20
46,30 50,70
44,80 52,20
25,40 35,80
25,40 28,30
26,90 28,40
Tinggi Sedang
Rendah
Tabel 4.12 Perbandingan Mean Empirik Tiap Dimensi Psychological Well-Being
Penerimaan Diri
Hubungan Positif
dengan Orang
Lain Otonomi
Penguasaan Lingkungan
Tujuan Hidup
Pertumbuhan Pribadi
Mean Empirik
22,21 24,42
27,78 24,75
14,96 21,64
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dimensi psychological well-being yang mempunyai nilai mean empirik terbesar adalah dimensi Otonomi
dengan mean empirik sebesar 27,78 yang berarti dimensi otonomi mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan tinggi rendahnya psychological well-being
pada guru honorer sekolah dasar. Diagram perbandingan mean empirik dari tiap dimensi psychological well-being dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Mean Empirik Tiap Dimensi Psychological Well- being
5 10
15 20
22,21 24,42
27,78 24,75
14,96 21,64
Mean Empirik
4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Psychological Well-Being
pada Guru Honorer Sekolah Dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
Setelah dilakukan penelitian ternyata tidak hanya faktor status sosial ekonomi saja yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya psychological well-being, tetapi faktor
usia dan jenis kelamin juga mempengaruhi.
4.4.1 Faktor Usia
Perbedaan rentang usia berdasarkan data yang didapatkan dari penelitian Ryff 1989: 1070 menunjukan akan penguasaan lingkungan dan otonomi kemandirian
seiring dengan perbandingan usia yaitu antara usia 25-39, usia 40-59, dan 60-74. Tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi, secara jelas, menunjukan penurunan seiring dengan
bertambahnya usia. Sedangkan dari sisi penerimaan diri dan hubungan positif dengan orang lain menunjukan variasi skor kesejahteraan berdasarkan usia.
Di Kecamatan Wonotunggal terdapat 59 guru honorer sekolah dasar yang mempunyai usia rentang usia antara 25-39 tahun, sementara untuk rentang usia 40-59
terdapat 8 guru honore sekolah dasar, dan untuk usia 60-74 tidak ada. a. Usia 25-39 Tahun
Berikut ini merupakan analisis deskriptif gambaran umum psychological well- being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang di
lihat dari rentang usia antara 25-39 tahun: Jumlah item
= 57
Skor tertinggi = 57 x 4 = 228
Skor terendah = 57 x 1 = 57
Mean Teoritik = Skor Tertinggi + Skor Terendah : 2
= 228 + 57 : 2 = 142,5
Standar Deviasi = Skor Tertinggi
– Skor Terendah : 6 = 228
– 57 : 6 = 28,5
Perhitungan gambaran secara umum psychological well-being di atas diperoleh µ = 142,5 dan
σ = 28,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :
µ - 1,0 σ = 142, 5 – 1,0 x 28, 5 = 114
µ + 1,0 σ = 142, 5 +1,0 x 28,5 = 171 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi psychological
well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang untuk rentang usia antara 25-39 tahun sebagai berikut:
Tabel 4.13 Distribusi Umum Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Rentang Usia Antara 25-39 tahun
Kriteria Interval
Frekuensi Subjek Persentase
Tinggi 171 ≥ X
5 8,48
Sedang 114
≤ X 171 33
55,93
Rendah X 114
21 35,59
Jumlah 67
100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological
well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang rentang usia 25-39 tahun yang berada pada kategori tinggi sebanyak 8,48 5
orang, kategori sedang sebanyak 55,93 33 orang, kategori rendah 35,59 21 orang. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang berusia antara
25-39 tahun tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:
Gambar 4.10 Diagram Gambaran Umum Psychological Well-being Pada Guru Honorer Sekolah Dasar Rentang Usia Antara 29-35 Tahun
b. Usia 40-59 Tahun Berikut ini merupakan analisis deskriptif gambaran umum psychological well-
being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang di lihat dari rentang usia antara 40-59 tahun:
Jumlah item = 57
20 40
60 80
100
Tinggi Sedang
Rendah 8,48
55,93 35,59