Psychological Well-Being Guru Honorer Sekolah Dasar Di

29 duka terhadap keluarga guru yang meninggal dunia dan pakaian dinas. Kesejahteraan

2.3 Psychological Well-Being Guru Honorer Sekolah Dasar Di

Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Sesuai dengan tugas perkembangannya, seorang individu dewasa harus memiliki pekerjaan. Pada saat sekarang ini untuk mendapatkan suatu pekerjaan sangatlah sulit karena jumlah lapangan pekerjaan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pencari kerja. Untuk mendapatkan pekerjaan setiap individu harus berusaha dengan keras karena persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah ketat. Oleh karena itu diperlukan keterampilan yang baik untuk memenangkan persaingan tersebut. Sekarang ini masih banyak guru yang hanya menjadi guru honorer. Guru honorer diangkat secara resmi oleh pemerintah untuk mengatasi kekurangan guru. Fasilitas yang diperoleh oleh guru honorer tidak sama dengan yang diperoleh oleh guru tetap. Selain itu status kepegawaiannya pun juga belum jelas karena hanya dikontrak saja. Anoraga, 2001: 41. Selain itu gaji yang diterima guru honorer juga terbilang rendah sehingga menyebabkan guru honorer kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Kekurangan materi ini membuat orang-orang yang mengalaminya mendapat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, seperti kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan yang layak, air bersih, rasa 30 aman dari perlakuan dan ancaman tindak kekerasan, dan lain sebagainya Sahdan, 2005. Menurut studi pendahuluan awal terlihat kondisi tersebut terlihat pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Kehidupan guru honorer terbilang cukup berat sekali dimana dengan gaji dibawah RP. 500.00,00 mereka belum merasa bahagia lantaran keadaan keluarganya pas- pasan, merasa terbebani dengan status sosialnya sekarang, merasa malu karena hanya sebagai guru honorer tetapi mereka berusaha bekerja demi menghidupi keluarganya. Penelitian yang dilakukan Ryff dkk. dalam Ryan Deci, 2001: 154 menunjukan adanya pengaruh status sosial ekonomi terhadap tingkatan psychological well-being seseorang. Biasanya seseorang dengan status ekonomi yang rendah cenderung , memiliki psychological well-being yang rendah pula, khususnya pada dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan pribadi. Hal ini kerena mereka sering membandingkan diri sebagai orang yang lebih buruk dibandingkan orang lain dan merasa mereka tidak mampu untuk mengumpulkan sumber-sumber yang dapat membantu dalam menghadapi kelemahan mereka. Hasil penelitian Ryff dalam Leddy, 2006: 143 menunjukan bahwa orang dengan status pekerjaan yang tinggi memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi, serta kesejahteraan psikologis meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan seseorang. Status pekerjaan yang tinggi atau tingginya tingkat pendidikan seseorang menunjukan bahwa individu memiliki faktor pengaman 31 misalnya: uang, ilmu, dan keahlian dalam hidupnya untuk menghadapi masalah, tekanan dan tantangan. 32

BAB 3 METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah masalah yang penting dan syarat utama dalam pelaksanaan suatu penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk atau berusaha menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan metode tertentu yang sistematik. Penggunaan metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, khususnya untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis, desain penelitian, variabel penelitian yang meliputi identifikasi variabel, definisi operasional variabel, subjek yang meliputi populasi, metode pengumpulan data, validitas, reliabilitas dan metode analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto 2010: 27 penelitian kuantitatif yaitu jenis pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasil. Hasil penelitian dengan pendekatan kuantitatif menjadi lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain yang dapat menjelaskan gambaran di lapangan secara ringkas namun jelas dan mudah dipahami.