17
Pengertian kesehatan yang dikemukakan WHO merupakan suatu keadaan ideal, dari sisi biologis, psikologis, sosial.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa kesejahteraan psikologis psychological well-being adalah
suatu keadaan dimana individu mampu menerima keadaan dirinya, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, mampu mengontrol
lingkungan, memiliki kemandirian, memiliki tujuan hidup dan mampu mengembangkan bakat serta kemampuan untuk perkembangan pribadi.
2.1.2 Teori-Teori Psychological Well-Being
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai model psychological well-being yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu teori Ryff mengenai enam dimensi
psychological well-being, model pendekatan kesejahteraan Oishi mengenai kebudayaan dan dukungan sosial, serta model kesejahteraan Marcus dan
Kitayama mengenai psikologi kebudayaan. Penjelasan secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut :
2.1.2.1 Model Psychological Well-Being Ryff
Ryff 1989: 1070 menyarankan bahwa keberfungsian psikologis seharusnya dinilai dalam pola-pola yang terkonsep. Enam dimensi kunci yang
memulai titik konsep untuk instrumen penilaian perkembangan manusia tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan diri .
Indikatornya adalah
Memiliki perilaku positif pada diri seperti mengakui dan menerima berbagai aspek diri, termasuk kualitas baik
dan buruk, dan perasaan positif dengan kehidupan yang dijalani.
18
2. Hubungan positif dengan orang lain. Indikatornya adalah
Mempunyai hubungan yang hangat dan intim dengan orang lain, dapat dipercaya orang
lain, memperhatikan kesejahteraan orang lain, dan empati 3. Otonomi kemandirian. Indikatornya Menentukan diri dan mandiri, mampu
menghadapi tekanan sosial, mengatur tingkah laku sendiri, dan mengevaluasi diri dengan patokan sendiri.
4. Penguasaan lingkungan. Indikatornya adalah Memiliki perasaan menguasai dan mampu mengatur lingkungan, mengontrol kegiatan luar yang kompleks,
menggunakan secara efektif kesempatan disekitarnya. 5. Tujuan hidup. Indikatornya adalah Memiliki tujuan hidup dan arah hidup,
dan merasakan adanya makna dalam hidup masa kini dan masa lampau. 6. Pertumbuhan
pribaadi. Indikatornya
adalah Merasakan
adanya pengembangan potensi yang berkelanjutan, terbuka pada pengalaman baru,
menyadari potensi diri, dan melihat peningkatan dalam diri dan perilaku dari waktu ke waktu.
2.1.2.2. Teori Pendekatan Kesejahteraan Oishi
Oishi dalam Leddy, 2006: 143 beranggapan bahwa menandai kesejahteraan seperti kemandirian mengubah individu secara tepat bergantung
pada cita-cita dan nilai-nilai. “values, which are guiding principles in life, are considered higher
order goals. Lower order goals include personal strivings, which are defined as the activities done in daily life. Oishi assums that markers
of well-being e.g., autonomy varu across individuals, depending on
their goals and values” dalam Leddy, 2006: 143.
19
Nilai-nilai yang menuntun prinsip-prinsip hidup dan menganggap cita-cita yang diinginkan lebih tinggi. Cita-cita yang diinginkan lebih rendah termasuk
kerja keras pribadi, yang didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Oishi menemukan perbedaan dalam menghubungkan dengan kesejahteraan. Hasil yang menggambarkan keberfungsian yang baik
individu yang
menunjukan beragam
sistematika kebudayaan
yang mengindikasikan bahwa perbedaan kebudayaan dan lingkungan sosial memiliki
perbedaan cara-cara tingkah laku, menilai, dan bersikap yang cocok dengan penyesuaian fakta-fakta dimasyarakat. Ini berarti, teori-teori konteks sosial dari
kesejahteraan perlu untuk dikembangkan yang didasarkan pada pemahaman yang jelas tentang pola-pola kebudayaan dalam membentuk kesejahteraan perasaan
individu.
2.1.2.3. Model Kesejahteraan Marcus dan Kitayama