3 Status pengaruh affective state seperti suasana hati dan kejadian psikososial dapat menyela proses pemecahan masalah yang
sedang berlangsung. 4 Konflik yang muncul pada saat proses pengambilan keputusan
berlangsung dapat menyela proses pemecahan masalah. 5 Dampak dari penyesalan, proses pemecahan masalah konsumen
tergantung pada bagaimana konsumen menerjemahkan kejadian yang mengganggu tersebut.
2.1.3 Tingkat Pengambilan Keputusan Konsumen
Tidak semua situasi pengambilan keputusan konsumen menerima atau membutuhkan tingkat pencarian informasi yang sama. Jika semua keputusan
pembelian membutuhkan usaha yang besar, usaha pengambilan keputusan konsumen akan melelahkan dan menyita waktu. Sebaliknya, jika semua
pembelian sudah merupakan hal rutin, maka akan cenderung membosankan dan hanya sedikit memberikan kesenangan atau sesuatu yang baru. Dalam rangkaian
usaha yang berkisar paling tinggi sampai rendah, dapat dibedakan tingkat pengambilan keputusan konsumen sebagai berikut Schiffman dan Kanuk,
2008:487 : 1 Pemecahan Masalah yang Luas.
Pada tingkat ini, konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian kriteria guna menilai
merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai setiap merek yang akan dipertimbangkan.
2 Pemecahan Masalah yang Terbatas. Pada tingkat pemecahan masalah ini, konsumen telah
menetapkan kriteria dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai merek dalam kategori tersebut. Tetapi mereka belum
sepenuhnya menetapkan pilihan terhadap kelompok merek tertentu. Pencarian informasi tambahan yang mereka lakukan lebih
merupakan “penyesuaian sedikit-sedikit”, mereka harus mengumpulkan informasi merek tambahan untuk melihat
perbedaan di antara berbagai merek. 3 Perilaku Sebagai Respon yang Rutin.
Pada tingkat ini, konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan serangkaian kriteria
yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai merek yang sedang mereka pertimbangkan. Dalam beberapa situasi, mereka
mungkin mencari informasi tambahan; dalam situasi lain mereka hanya meninjau kembali apa yang sudah mereka ketahui.
2.1.4 Indikator Keputusan Pembelian
Kotler Keller 2006:226 mengungkapkan, hal-hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk
sebagai berikut : 1 Pilihan produk, konsumen harus mengambil keputusan dalam
menentukan produk apa yang akan dibeli.
2 Pilihan penyalur, konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi, Setiap konsumen berbeda
dalam hal menetukan penyalur, dapat dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga murah, persediaan barang yang lengkap,
kenyamanan berbelanja, keleluasaan tempat, dan sebagainya. 3 Pilihan merek, konsumen harus mengambil keputusan dalam
menentukan merek apa yang akan dibeli. 4 Pilihan waktu, konsumen dapat mengambil keputusan tentang
kapan ia harus melakukan pembelian. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam keputusan waktu pembelian. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengatur produksi dan kegiatan
pemasarannya. Sehingga waktu pendistribusian produk yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan keputusan waktu pembelian
yang dipilih konsumen. 5 Jumlah pembelian, konsumen dapat mengambil keputusan tentang
seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat, sehngga perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk.
6 Pilihan metodecara pembayaran, konsumen dapat mengambil keputusan tentang metodecara pembayaran yang hendak
dilakukan.
Berdasarkan uraian indikator keputusan pembelian diatas, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan indikator keputusan pembelian yang
dikemukakan oleh Kotler Keller 2006:226. Indikator keputusan pembelian tersebut yaitu pilihan produk, pilihan penyalur, pilihan merek dan pilihan waktu.
2.2 Prilaku Konsumen