2. Atribut tak berwujud Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya
persepsi kualitas,
kemajuan teknologi
atau kesan
nilai yang
mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif. 3. Manfaat bagi konsumen
Manfaat rasional yang berkaitan erat dengan atribut produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional
dan manfaat psikologis yang berkaitan dengan perasaan yang timbul karena membeli atau menggunakan merek.
4. Harga relatif Evaluasi terhadap suatu merek disebagian kelas produk ini akan
diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.
5. Penggunaan Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut
dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu. 6. Konsumen
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.
2.4.4 Indikator Brand Image
Aaker dalam Rizan 2011:5 mengatakan bahwa citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Citra
merek merupakan kumpulan kesan yang ada di benak konsumen mengenai suatu merek yang dirangkai dari ingatan-ingatan konsumen terhadap merek tersebut.
Randheer 2012 dalam Iwan 2013:2 menyatakan bahwa brand image memiliki indikator yang terdiri dari:
1. Value
Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seseorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik dan diinginkan. Nilai memiliki
sifat isi dan intensitas. 2.
Quality Elemen nyata yang dapat mengubah pikiran konsumen dalam menciptakan
image untuk menerima merek. 3.
Awareness Kesadaran konsumen untuk mengenali dan mengingat sebuah merek.
Misalnya dalam bentuk nama, logo, dan slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar.
Kapferer dalam Fadli 2013:1240 menyampaikan satu model yang membuka wawasan bahwa identitas sebagian besar merek bisa disajikan dalam
enam dimensi. Setiap dimensi harus dikelola untuk mempengaruhi brand image citra merek pada pelanggan. Keenam dimensi tersebut adalah:
a. Fisik, yaitu penampilan merek dalam hal nama, warna-warna logo dan kemasan yang dipilih.
b. Refleksi, yaitu citra konsumen sasaran seperti tercermin dalam komunikasi merek.
c. Keterkaitan, hal ini merujuk pada bagaimana merek mencari hubungan dan konsumen.
d. Kepribadian, mrupakan kepribadian dari merek itu sendiri. e. Budaya, yaitu latar belakang dan nilai-nilai merek.
f. Citra Diri, yaitu bagaimana pelanggan melihat dirinya sendiri dalam hubungannya dengan merek.
Berdasarkan uraian indikator brand image diatas oleh para ahli, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan indikator brand image yang
dikemukakan oleh Randheer 2012 dalam Iwan 2013:2 dan Kapferer dalam Fadli 2013:1240. Indikator brand image tersebut yaitu quality, awareness,
kepribadian dan citra diri.
2.5 Minat Beli