danpengalaman di lingkungan praktIk siswa secara langsung dapat mendorong timbulnya minat siswa dalam berwirausaha. Sehingga setelah mendapatkan
pengalaman dari faktor- faktor tersebut diharapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang profesional dan bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
bidangnya.
2.1.2 Teori Belajar Humanistik
Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang dan belajar untuk menjadi lebih baik. Secara singkat,
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan yang sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan
akademik. Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini. Dibawah ini merupakan tokoh-tokoh teori belajar humanistik :
1. Arthur W. Combs Combs dalam Komarudin dan Sukardjo 2013:58 berpendapat bahwa
banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya di susun dan disajikan sebagaimana mestinya.
Padahal makna yang diharapkan siswa tidaklah menyatu pada membawa presepsi siswa untuk memperoleh makna belajar bagi pribadinya dari materi pelajaran
tersebut yang menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupannya sehari-hari.
Makna adalah konsep dasar yang sering digunakan dalam teori belajar humanistik. Dengan demikian, belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak
dapat memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Untuk itu, guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia presepsi siswa tersebut, sehingga apabila ingin mengubah perilaku siswa tersebut, guru harus mengubah keyakinan atau pandangan siswa
yang ada. Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua
lingkaran besar dan kecil yang bertitik pusat satu. Lingkaran kecil adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar adalah persepsi dunia. Makin
jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri, makin berkurang pengaruhnya terhadap perilaku. Jadi hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri,
akan makin mudah hal itu terlupakan oleh siswa. 2. Abraham Maslow
Rifa‟i dan Anni 2011: 146, menyatakan Maslow merupakan tokoh gerakan psikologi humanistic di Amerika. Maslow menyampaikan kebutuhan pada tingkat
paling rendah adalah kebutuhan fisik physiological needs, seperti rasa lapar dan haus, dan harus dipenuhi sebelum individu dapat memenuhi kebutuhan menjadi
milik dan dicintai sense of belonginggness and love, kemudian kebutuhan penghargaan esteem needs, yakni merasa bermanfaat dan hidupnya berharga,
dan akhirnya kebutuhan aktualisasi diri self-actualization needs. Kebutuhan aktualisasi diri itu termanifestasi di dalam keinginan untuk memenuhi sendiri
self-fulfillment untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Dalam pandangan maslow tujuan pendidikan adalah aktualisasi diri, atau membantu individu menjadi yang terbaik sehingga mereka mampu menjadi yang
terbaik. Proses pendidikan hendaknya memberikan pengalaman puncak agar terjadi belajar dan pemahaman. Tujuan pendidikan di semua jenjang hendaknya
bersifat menemukan indentitas dan kecapakan. Menemukan identitas diri berarti menmukan karir diri sendiri.
3. Carl Rogers Rogers dalam Komarudin dan Sukardjo 2013:61 membedakan dua tipe
belajar, yaitu kognitif kebermaknaan dan experiental pengalaman atau signifikasi. Guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan
terpakai, seperti mempelajari mesin dengan tujuan untuk memperbaiki mobil. Experiental Learning
menunjuk pada pemenuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal,
berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran yaitu :
1 Menjadi manusia berati memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2 Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
3 Pengorganisasian bahan pengajaran berati mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4 Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dari teori belajar humanistik yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya minat siswa untuk berwirausaha dapat berawal dari proses
pembelajaran. Proses pendidikan dan pembelajaran memberikan pengalaman kepada siswa agar mempunyai pemahaman dan keterampilan yang matang
sehingga siswa mampu menemukan jati dirinya dan memilih karir yang sesuai dengan minatnya.
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, sehingga
dengan bahan pengajaran yang diberikan kepada siswa, harus menarik daya tarik siswa untuk menekuninya. Dalam hal ini, semua proses pengajaran yang diberikan
di sekolah dan seluruh fasilitas yang ada di dalamnya mengajarkan proses dan makna kepada siswa, terutama hal hal yang berkaitan dengan masa depannya.
2.2 Minat Berwirausaha 2.2.1 Pengertian Minat