dengan sendirinya Kepala Adat dihapus secara organisasi. Tetapi secara kelompok dan geografis masih ada dengan masyarakat hukum adatnya.
Kemudian Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tersebut, pada tahun 1980 ditindaklajuti dengan Keputusan Gubernur Jambi yang
menghapus Marga diganti dengan Desa dan Kelurahan dalam Provinsi Jambi. Akibat dengan adanya penghapusan tersebut timbul berbagai
masalah di desa, yaitu : a. Soal pertanahan yang tidak kunjung selesai dimana masyarakat secara
historis dan belum hilang dari ingatan mereka, bahwa mereka itu memiliki hak ulayatnya sementara itu badan-badan tertentu tidak
mengakui adanya itu. b. Berbagai krisis terjadi di Desa karena hukum adat tidak diindahkan
lagi.
2. Hukum Tidak Tertulis
a. Kewilayahan
Dalam masyarakat hukum adat Jambi, tanah memiliki kedudukan yang sangat penting. Artinya, hal ini karena tanah adalah satu-satunya benda
kekayaan yang langgeng sifatnya bagi masyarakat hukum adat. Tempat dimana mereka tinggal, tempat yang memberikan mereka kehidupan.
Tempat warga masyarakat hukum adat memakamkan keluarganya dan tempat nenek moyang mereka mulai merintis kehidupan.
Masyarakat hukum adat secara turun temurun mengusai tanah ulayat, yakni sejak zaman Kerajaan Jambi dan tumbuhnya bersamaan dengan
dusun-dusun dengan batas-batasnya, yang berarti tetap mempertahankan dusun yang punya hak ulayat. Hak ulayat ini dahulu dikuasai oleh
BathinPasirah sebagai penguasa dan ketua adatkomunal. Apabila ingin mengerjakan dan memiliki tanah ulayat, maka harus seijin Pasirah.
Namun demikian dengan keluarnya Keputusan Gubernur Tahun 1980 yang mengganti Marga menjadi Desa dan Kelurahan, menyebabkan
penguasaan masyarakat hukum adat akan tanah ulayat akan terancam. Kuncinya pada Kepala DesaPesirah yang sekaligus sebagai seseorang
yang bertanggung jawab atas keberadan tanah ulayat tersebut.
31
b. Kebudayaan
Masyarakat hukum adat mempunyai kelembagaan adat dan berbagai aturan hukum adat di dalamnya yang mengatur perilaku masyarakat.
Kemudian masyarakat mendiami sebuah dusun yang mempunyai batas- batas wilayah, dan berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri. Disini tergambar ada aturannya adat, ada wilayah batas, ada penguasaannya Kepala Adat.
Meskipun telah terjadi perubahan status Marga menjadi Desa atau Kelurahan, tetapi kelembagaan adat tersebut masih menjalankan
peranannya, terutama berkaitan dengan hal-hal berkenaan dengan adat istiadat dan upacara adat. Pengetahuan lokal tentang flora dan fauna, obat-
obatan dan hal-hal lain yang berkenaan dengan kehidupan manusia diperoleh secara turun temurun dari leluhurnya. Selain itu peranan
kelembagaan adat ini memelihara seni budaya tradisional.
3. Implementasi dan Kendala Pengakuan Hukum Terhadap KAT a.