b. Apabila dijadikan sawah ladang haruslah mempunyai
pematang. Masyarakat hukum adat di Kabupaten Bengkalis memiliki sumber
nafkah utama dari mengolahan ladang dan kebun. Mereka pada umumnya sudah mengenal tanaman industri seperti kelapa sawit dan karet. Pada
kegiatan perladangan, mereka menanam padi darat yang dipanen setelah 4 bulan kemudian. Pengolahan dan penyiapan ladang cukup sederhana, yaitu
penebasan ladang, pembakaran, dan penugalan atau penanaman biji padi. Kegiatan berladang tersebut melibatkan semua anggota keluarga batih,
yaitu ayah, ibu dan anak-anaknya.
3. Impl
ementasi dan Kendala Pengakuan Hukum a.
Implementasi
1. Meskipun sudah ada hukum tertulis yang mengatur Pemberdayaan, Pelestarian Adat Istiadat Melayu dan Pengembangan Kebiasaan-
Kebiasaan, Masyarakat serta Lembaga Adat, yaitu Peraturan Daerah Perda Nomor 39 Tahun 2001 Khusus Kabupaten Bengkalis, namun
dalam praktiknya Peraturan Daerah tersebut belum efektif. Informasi yang dihimpun terkait dengan implementasi hukum tertulis Perda
tersebut adalah Masyarakat hukum adat sering dijadikan obyek untuk mendapatkan dukungan tertentu, tetapi belum dilihat sebagai
komponen yang perlu dikembangkan menjadi kekuatan yang lebih besar.
2. Sementara itu implementasi hukum adat cenderung melemah, disebabkan semakin kuatnya pengaruh dari luar. Contoh kasus, tanah
ulayat sebagai milik bersama masyarakat hukum adat mengalami peralihan hak guna kepada investor, sehingga mengurangi aset
masyarakat hukum adat.
b. Kendala
Berbagai kondisi yang dirasakan sebagai kendala dalam mengimplementasikan pengakuan hukum terhadap masyarakat hukum
adat, yaitu :
24
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan
yang menganut paham domain Negara, dengan mengklaim semua hutan yang tidak dapat dibuktikan sebagai hutan milik, adalah hutan
Negara. Padahal, hak ulayat bukan hak milik, akibatnya hak ulayat atas tanah menjadi obyek sengketa dengan Departemen Kehutanan. Sumber
sengketa bertambah karena peta hutan yang dibuat oleh Departemen Kehutanan tidak berdasarkan survey, sehingga kebun rakyat dipetakan
sebagai hutan. 2.
Hak ulayat dipersiapkan untuk dimusnahkan dengan cara pembebasan dengan pemberian ganti rugi apabila tanah tersebut
digunakan untuk kepentingan umum, sebagaimana diatur di dalam Keputusan Presiden Nomor 55 tahun1993.
4. Hara
pan
Dalam rangka mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat hukum adat, terutama pengakuan terhadap eksistensi masyarakat hukum adat, maka
diperlukan : 1.
Adanya pengakuan dalam bentuk Peraturan Daerah yang melindungi hak-hak masyarakat hukum adat sebagaimana
perlindungan terhadap warga masyarakat pada umumnya. 2.
Pola pemberdayaan masyarakat hukum adat yang sistematis dan terukur.
3. Ada kajian tentang eksistensi tanah ulayat, sehingga
akan dapat diketahui dengan jelas status tanah ulayat yang sebenarnya dari Masyarakat hukum adat. Hal ini akan memudahkan bagi pihak-
pihak terkait untuk mempergunakan hak-hak atas tanah tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan Masyarakat
hukum adat. 4.
Agar Lembaga Adat Melayu Riau LAMR dapat lebih gencar memberikan pemahaman kepada Masyarakat hukum adat
tentang tanah Ulayat atau tanah adat.
D. PROVINSI SUMATERA BARAT