tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi untuk Keperluan Khusus Radio dan Televisi Siaran Lokal. Perda ini dimaksudkan, agar setiap media massa
lokal terutama elektronik agar menjadi media promusi yang efektif bagi pembangunan wilayah; dan mempu menyajikan informasi yang obyektif
dan seimbang, sehingga ikut mendukung proses transformasi sosial budaya masyarakat.
2. Hukum Tidak Tertulis b.
Kewilayahan
Wilayah masyarakat hukum adat dibatasi oleh wilayah tertentu, seperti sungai, bukitbatu-batuan, rawa-rawa, dan hutan. Wilayah
masyarakat hukum adat ini sepenuhnya dapat diatur dan diurus oleh perangkat pimpinan adat berdasarkan hak pengurusan wilayah yang lebih
dikenal dengan sebutan hak ulayat. Hak ulayat atas tanah tersebut penguasaannya secara kolektif, dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
bersama warga masyarakat hukum adat.
c. Kebudayaan
Masyarakat hukum adat di Kabupaten Kapuas selain menganut agama Islam, mereka juga memiliki kepercayaan Kaharingan. Masyarakat
hukum adat memeluk kepercayan ini dan bebas melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
Masyarakat memiliki sistem organisasi sosial yang dinamakan Kedamangan. Eksistensi Kademangan ini sebagai lembaga adat memiliki
aturan adat istiadat yang mengikat masyarakat hukum adat. Lembaga adat ini mengatur upacara adat dalam siklus kehidupan manusia, hubungan
antar sesama manusia dalam suatu komunitas, hubungan ketua adat dengan masyarakat dan hubungan manusia dengan alam sekitar dan dengan Tuhan
pencipta alam. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat hukum adat
sudah memanfaatkan teknologi modern. Aturan adat memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk menggunakan teknologi yang
memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
43
Namun demikian, aturan adat tetap mengendalikan penggunaan teknologi yang merusak kehidupan sosial budaya mereka.
Berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan, masyarakat sudah menyadari pentingnya pengetahuan dan pendidikan untuk kehidupan yang
lebih baik di masa depan. Oleh karena itu, aturan adat memberikan kelonggaran kepada anak-anak dari masyarakat hukum adat untuk
menempuh pendidikan, meskipun harus meninggalkan kampung halaman. Kegiatan ekonomi masyarakat bergantung pada alam sekitar. Dalam
pemanfaatan alam, masyarakat senantiasa menjaga kelestarian alam yang didasarkan pada keyakinaan, bahwa alam akan memberikan apa yang
diperlukan apabila alam tersebut dijaga dengan baik. Tidak menebang pohon sembarangan, terutama pohon madu tempat penghidupan lebah
madu. Dalam pemanfaatan alam masyarakat senantiasa dibebani dengan tanggung jawab moral untuk memelihara alam demi anak keturunan
sampai kapanpun. Komunikasi antar warga masyarakat menggunakan bahasa daerah
setempat yang berlaku secara turun temurun, meskipun penggunaan bahasa daerah setempat ini tidak secara eksplisit di atur oleh hukum adat.
Proses interaksi sosial masyarakat luar, mendorong masyarakat hukum adat untuk mempelajari bahasa nasional. Selain itu, masyarakat juga sudah
terbuka terhadap informasi dari luar melalui radio maupun televisi. Kemudian untuk berkomunikasi dengan orang luar yang tidak dapat
berbahasa daerah setempat, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia. Kesenian tradisional masih ada, namun proses pelestariannya masih
sangat kurang. Generasi muda kurang diperkenalkan dengan kesenian tradisional, baik dalam bentuk tari-tarian maupun musik tradisional - ,
sehingga dapat mengancam kepunahan kesenian tradisonal. Di dalam aturan adatpun memang ada kewajiban bagi lembaga adat maupun
masyarakat untuk tetap mempertahankan seni budaya lokal. Namun demikian pengaruh kesenian modern yang dibawa oleh warga yang bekerja
di kota, atau dibawa oleh masyarakat yang secara intensif melakukan
44
transaksi dengan orang kota, sudah mulai memasuki kehidupan masyarakat hukum adat, seperti tape recoreder dan video.
3. Implementasi dan Kendala Pengakuan Hukum a. Implementasi