Pengertian Penjasorkes Peserta Didik Sebagai Pusat Pembelajaran Student Centered

10

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Paradigma Pendidikan Jasmani

2.1.1 Pengertian Penjasorkes

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani, mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, aktif, sikap positif dan kecerdasan emosi Badan Standar Nasional Pendidikan, BSNP, 2006 : 1. Menurut Adang Suherman 2000 : 22 dijelaskan, Penjasorkes dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang tradisional dan sudut pandang modern. Sudut pandang tradisional menganggap manusia terdiri dari dua komponen utama yang di pilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani. Oleh karena itu, Penjasorkes dapat diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Sedangkan Penjasorkes menurut pandangan modern menganggap manusia sebagai kesatuan yang utuh holistik. Oleh karena itu, pendidikan jasmani melalui proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani.

2.1.2 Peserta Didik Sebagai Pusat Pembelajaran Student Centered

Menurut Radno Harsanto 2007 : 14-17 dijelaskan, Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pemahaman dalam hal ini, peserta didik menjadi bagian yang amat penting karena dari sinilah seluruh bangunan proses pendidikan akan dimulai. Relasi pendidik dengan peserta didik menjadi relasi yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi peserta didik sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. Proses pedagogik yang cocok adalah pedagogik kontruktivisme yaitu pendekatan yang lebih menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar dan bertanggung jawab atas proses belajarnya. Pengajar menjadi narasumber yang melontarkan gagasan yang akan diolah, diseleksi, dan dikritisi atau bahkan mungkin ditolak oleh pembelajar. Apa yang dilontarkan oleh pengajar tidak lain hanyalah bahan mentah bagi pembelajar. Pembelajar dapat mengusulkan bahan alternatif. Pembelajaran merupakan pusat komunikasi. Model-model komunikasi edukatif yang ditekankan memuat unsur eksplorasi, penyeledikan sendiri, sikap selalu bertanya, kritis, serta merelatifkan pendapat yang berlaku umum. Proses pembelajaran dirancang, dikontruksi dan dikondisikan untuk peserta didik diagram 2.1. Kontruksi proses pembelajaran dapat dimulai dengan adanya perubahan paradigma pendekatan dalam proses belajar mengajar. Perubahan dari pendekatan yang behavioristik ke pendekatan pembelajaran yang kontruktivisik, memfungsikan dan melatih secara optimal organ otak sebagai organ berfikir, mengakomodasi multikecerdasan peserta didik dan sebagainya. Pendidikan yang berbasis kompetensi memberi bekal kepada peserta didik kemampuan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang cepat, kemampuan untuk menyesuiakan diri, dan minat untuk belajar terus menerus. Mereka adalah orang-orang yang siap untuk selalu belajar dan terbuka pada hal-hal yang baru serta kritis mengenai diri dan lingkungannya. Gambar 2. 1 SISWA SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN Student Centered SISWA Berorientasi pada kebutuhan anak Visual Auditif Motorik Intelektual Bahasa Sosio-emosional Proses belajar : Kreatif Inovatif Eksploratif Berpikir kritis Kritis Kreatif Lingkungan kondusif Menarik Membuat betah dan nyaman Berorientasi pada prinsip perkembangan siswa Anak merasa aman dan tentram Berulang-ulang Interaksi social Minat dan rasa ingin tahu perbedaan individu Belajar sambil berkegiatan Joyful learning Strategis Metode Materi bahan Media Materi Sederhana Menarik minat Pemetaan bahan Menggunakan pembelajaran terpadu Mengembangkan kecakapan hidup Mampu menolong diri sendiri Disiplin Mampu bersosialisasi Mempunyai keterampilan dasar untuk jenjang selanjutnya Harsanto, 2007 : 14-17

2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GOSABEL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DRIBBLE BOLABASKET PADA PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI AJIBARANG KULON KABUPATEN

0 4 138

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

2 26 123

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN VOLTEN DALAM PENJASORKES KELAS VIII SMP NEGERI 2 PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2014

0 13 103

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLABASKET MULTI RING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMALANG KAB. PEMALANG TAHUN AJARAN 2012 2013

2 27 126

PERAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDIPKN KELAS VIII SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 23

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN YANG BERVARIASI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KOTANOPAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 25

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KUALUH HULU TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 3 21

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS DALAM PEMBELAJARAN BOLA VOLI MENGGUNAKAN MEDIA BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI SIBUHUAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 2 17

MODEL BAQUSAL GAME DALAM PEMBELAJARAN BOLABASKET PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 -

0 0 61

MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BOLABASKET MELALUI PERMAINAN PASSING MENCARI KATA DALAM PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SD DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015 -

0 0 60