menyajikan informasi melalui bahasa tulis. Menulis merupakan keterampilan yang paling rumit karena keterampilan menulis tidak dimiliki seseorang
secara alamiah tetapi harus melalui proses belajar, dan berlatih terus menerus. Menulis tidak hanya sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat,
melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam berbahasa terdapat empat keterampilan yang mempunyai hubungan yang sangat erat.
Keempat keterampilan itu adalah keterampilan mendengarkan menyimak, berbicara, membaca, menulis.
2.1.6 Hakikat Menulis
2.1.6.1 Pengertian Menulis
Tarigan 2008: 3 menyatakan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Sementara itu menurut Santosa, 2011: 6.14 menulis merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Sejalan dengan itu menulis menurut Suparno dan Yunus 2010: 1.3 adalah suatu kegiatan penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai alat atau medianya. Sementara menurut Supriadi dalam Doyin dan Wagiran, 2009:14, menulis adalah suatu proses kreatif yang lebih banyak
melibatkan cara berpikir divergen menyebar daripada konvergen memusat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan melalui bahasa tulis. Menulis dilakukan untuk
menghasilkan suatu karya tulis. Keterampilan menulis dapat dikatakan sebagai keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis keterampilan berbahasa
yang lainnya. Kemampuan menulis didapatkan melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus. Menulis mempunyai beberapa manfaat seperti peningkatan
kecerdasan, pengembangan inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberaniaan dan pendorong kemauan dan kemampuan dalam mengumpulkan informasi.
2.1.6.2 Tahapan Menulis
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang membutuhkan latihan terus-menerus. Untuk menghasilkan suatu tulisan yang baik, seorang penulis
harus memahami tahapan dalam menulis. Suparno dan Yunus 2010: 1.15 menyatakan beberapa tahap dalam menulis yaitu
1 Tahap Pramenulis
Tahap ini merupakan fase persiapan menulis, seperti halnya pemanasan bagi orang yang berolahraga. Pada fase penulisan ini terdapat aktivitas pemilihan
topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk
kerangka karangan. 2
Tahap Penulisan Tahap ini merupakan fase untuk mulai menulis, menuangkan ide berbentuk
tulisan sehingga menjadi sebuah karangan.Struktur karangan terdiri atas bagian awal, isi dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan dan
sekaligus mengiringi pembaca terhadap pokok tulisan kita. Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan. Akhir karangan berisi
simpulan, dan dapat ditambah rekomendasi atau saran bila diperlukan. 3
Tahap Pasca Penulisan Fase ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita
hasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan revisi. Menurut Saddhono dan Slamet 2012: 5 mengemukakan bahwa proses
penulisan terdiri atas lima tahap yaitu 1 pramenulis, 2 menulis, 3 merevisi, 4 mengedit, 5 mempublikasikan. Pramenulis merupakan tahap persiapan atau
tahap seorang penulis menemukan ide gagasan. Pada tahap ini sangat diperlukan adanya rangsangan atau stimulus untuk merangsang munculnya respon berupa
ide gagasan. Tahap menulis dimulai dari menjabarkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Pada tahap ini memerlukan pemilihan kata yang tepat agar bisa dimengerti
oleh pembaca. Merevisi merupakan tahap mengoreksi keseluruhan paragraf dalam tulisan. Koreksi dilakukan terhadap aspek kebahasaan meliputi pemilihan kata,
struktur bahasa, ejaan dan tanda baca. Setelah mengetahui kesalahan dalam tulisannya, seorang penulis melakukan proses pengeditan untuk memperbaiki
kesalahannya. Ketika proses pengeditan sudah selesai, penulis akan mem- publikasikan hasil tulisannya, dapat melalui penceritaan atau dalam bentuk
cetakan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis dilakukan
dalam berbagai tahap. Tahapan tersebut harus dikuasai dengan baik agar
memperoleh tulisan yang baik. Tulisan atau karangan yang baik dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisankarangan,dan cara penyajiannya.
2.1.6.3 Macam-macam Karangan
Karangan merupakan salah satu ragam wacana tulis. Karangan dapat disajikan dalam berbagai bentuk disesuaikan dengan tujuan penulisan. Suparno
dan Yunus 2010: 1.11 karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana yaitu:
1 Deskripsi
Menurut Suparno dan Yunus 2010: 1.11 menyatakan deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-
kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi daya khayal
pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya. Saddhono dan Slamet, 2012: 101
2 Narasi
Saddhono dan Slamet 2012: 101 mengemukakan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah
memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal menurut Suparno dan
Yunus 2010: 1.11. 3
Eskposisi Paparan Suparno dan Yunus 2010: 1.11 menyatakan eksposisi adalah ragam wacana
yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan
sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa
ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Saddhono dan Slamet 2012: 101 fakta dan ilustrasi yang disampaikan sekedar
memperjelas apa yang disampaikannya. 4
Argumentasi Pembahasan atau Pembuktian Saddhono dan Slamet 2012: 101 menyatakan argumentasi adalah ragam
wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Penulis menyajikan secara logis, kritis, dan
sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan untuk lebih meyakinkan pembaca.
5 Persuasi
Suparno dan Yunus 2010: 1.11 menyatakan persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai
sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Saddhono dan Slamet 2012: 101 mengemukakan karangan persuasi menggunakan pendekatan emosional dalam
penulisannya. Persuasi juga menggunakan bukti, namun terkadang bukti yang disajikan digunakan seperlunya atau kadang dimanipulasi. Contoh propaganda,
iklan, dan selebaran. Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada lima jenis
karangan, yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Penelitian ini akan menggunakan jenis karangan narasi.
2.1.7 Pengertian Karangan Narasi