commit to user
lxxxiv Berdasarkan nilai Matrik Pearson Correlation pada lampiran 2
dapat diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih besar dari 0,8. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran jagung di Kabupaten Klaten. Multikolinearitas terjadi
apabila nilai Matrik Pearson Correlation lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa diantara variabel-variabel bebas yang diteliti terjadi
multikolinearitas. b. Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan statistik d- Durbin Watson dan dari hasil analisis pada lampiran 2 diperoleh nilai d
sebesar 2,055. Karena nilai d yang diperoleh terletak pada 1,65DW2,35 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi. c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan diagram scatterplot. Dari hasil analisis diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam
diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau terjadi homoskedastisitas.
4. Elastisitas Penawaran
Pengkajian terhadap elastisitas penawaran pada penelitian ini meliputi elastisitas jangka pendek dan elastisitas jangka panjang. Hal ini berhubungan
erat dengan persoalan pengaturan kembali dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai petani. Dalam jangka pendek maka petani secara
perseorangan mengadakan pengaturan kembali reallocation of resource tetapi dalam jangka panjang keseluruhan industri pertanian dapat
mengadakan penyesuaian Mubyarto, 1989.
commit to user
lxxxv Nilai elastisitas dari kedua variabel yang memberikan pengaruh
signifikan pada penawaran jagung di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Elastisitas Penawaran Jagung Dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Kabupaten Klaten
Variabel Elastisitas
Jangka Pendek Elastisitas
Jangka Panjang
Harga Jagung Pada Tahun Sebelumnya P
t-1
Jumlah Produksi Pada Tahun Sebelumnya Q
t-1
Harga Pupuk Urea Pada Tahun t P
urea t
Harga Kedelai Pada Tahun Sebelumnya P
st-1
0,294 1,083
-0,466 -0,404
0,301 1,108
-0,477 -0,414
Sumber : Dianalisis dari Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa elastisitas penawaran
jagung di Kabupaten Klaten untuk variabel harga jagung pada tahun sebelumnya pada jangka pendek dan jangka panjang bernilai positif sebesar
1,083 dan 1,108 yang berati untuk setiap peningkatan harga jagung sebesar satu persen maka penawaran jagung akan meningkat sebesar 1,083 persen
dalam jangka pendek dan 1,108 persen dalam jangka panjang. Elastisitas penawaran jagung bersifat inelastis baik pada jangka pendek maupun pada
jangka panjang. Hal tersebut berarti bahwa persentase perubahan penawaran jagung di Kabupaten Klaten lebih kecil daripada persentase perubahan harga
jagung pada tahun sebelumnya baik pada jangka pendek maupun pada jangka panjang.
Nilai elastisitas penawaran jagung di Kabupaten Klaten untuk jumlah produksi jagung pada tahun sebelumnya bernilai positif sebesar 1,083 pada
jangka pendek dan 1,108 pada jangka panjang. Nilai elastisitas tersebut dapat diartikan bahwa setiap peningkatan satu persen jumlah produksi
jagung pada tahun sebelumnya akan meningkatkan penawaran jagung di
commit to user
lxxxvi Kabupaten Klaten sebesar 1,083 persen dalam jangka pendek dan 1,108
persen dalam jangka panjang. Sedangkan elastisitas penawaran bersifat elasitis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang berarti
bahwa persentase perubahan penawaran jagung di Kabupaten Kalten lebih besar daripada persentase perubahan jumlah produksi jagung pada tahun
sebelumnya baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Elastisitas penawaran jagung di Kabupaten Klaten terhadap harga
kedelai pada tahun sebelumnya bernilai negatif sebesar -0,466 dalam jangka pendek dan -0,477 dalam jangka panjang. Hal tersebut berarti bahwa
peningkatan satu persen harga kedelai pada tahun sebelumnya akan menurunkan penawaran jagung di Kabupaten Klaten sebesar 0,466 persen
dalam jangka pendek dan 0,477 persen dalam jangka panjang. Sedangkan nilai elastisitas penawaran yang bersifat inelastis dapat diartikan bahwa
persentase perubahan penawaran jagung di Kabupaten Klaten lebih kecil daripada persentase perubahan harga kedelai pada tahun sebelumnya.
Selanjutnya nilai elastisitas penawaran jagung di Kabupaten Klaten untuk harga pupuk urea pada tahun t menunjukan nilai negatif sebesar -
0,404 dalam jangka pendek dan -0,414 dalam jangka panjang. Nilai elastisitas tersebut berarti untuk setiap peningkatan satu persen harga pupuk
urea pada tahun t akan menurunkan penawaran jagung di Kabupaten Klaten sebesar 0,404 persen dalam jangka pendek dan 0,414 dalam jangka panjang.
Elastisitas penawaran yang bersifat inelastis berarti bahwa persentase perubahan penawaran jagung di Kabupaten Klaten lebih kecil daripada
persentase perubahan harga pupuk urea pada tahun t.
C. Pembahasan