commit to user
li H
1
: b
i
≠ 0 Dengan kriteria pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1 Jika nilai signifikansi α berarti H
ditolak dan H
1
diterima, maka variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel tak
bebas. 2
Jika nilai signifikansi α berarti H diterima dan H
1
ditolak, maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel tak bebas. Nilai standar koefisien regresi parsial digunakan untuk mengetahui
variabel yang paling berpengaruh terhadap jumlah penawaran bawang putih. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
b
’
= b
i
Keterangan : b’
= Standar koefisien regresi variabel bebas b
i
= Koefisien regresi variabel bebas dy
= Standar deviasi variabel tak bebas di
= Standar deviasi variabel bebas ke-i Nilai standar koefisien regresi yang terbesar merupakan variabel
yang paling dominan terhadap penawaran jagung di Kabupaten Klaten.
3. Pengujian asumsi klasik
a. Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih
variabel bebas terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya. Untuk mengetahuinya dilakukan uji matrik correlation. Bila matrik pearson
correlation tidak ada satupun yang lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas Gujarati,
1995. b. Autokorelasi
i
y
d d
commit to user
lii Auto korelasi adalah hubungan yang terjadi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan autokorelasi.
Pengujian ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas otokorelasi, dilakukan dengan menggunakan uji statistik d dari Durbin Watson dengan
kriteria Sulaiman, 2002: 1 1,65 DW 2,35 yang artinya tidak terjadi autokorelasi.
2 1,21 DW 1, 65 atau 2,35 DW 2,79 yang artinya tidak dapat disimpulkan.
3 DW 1,21 atau DW 2,79 yang artinya terjadi autokorekasi.. c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedatisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Dalam uji heteroskedastisitas, pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan grafik scatterplot. Apabila dari grafik terlihat
titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang teratur maka hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu memiliki
varian yang sama homoskedastisitas dan dapat disimpulkan dari model yang diestimasi tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Elastisitas Penawaran Jagung
Elastisitas penawaran dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
bi Epd =
Keterangan : Epd : Elastisitas penawaran jangka pendek
bi : Koefesien regresi variabel bebas ke-i
commit to user
liii Sedangkan elastisitas jangka panjang dapat diketahui setelah elastisitas
jangka pendek diketahui. Elastisitas jangka panjang dirumuskan sebagai berikut :
Epj =
l bi
Nilai koefisisen penyesuaian diperoleh dari: λ = 1 – b
2
A
t-1
Keterangan : λ
: koefisien penyesuaian b
2
: koefisien regresi dari A
t-1
commit to user
liv
BAB IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A.
Keadaan Alam 1.
Lokasi Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Klaten yang memiliki total luas wilayah 65.556 ha atau 655,56 km
2
. Kabupaten Klaten terbagi atas 391 desa, 10 kelurahan dan 26 kecamatan. Adapun pembagian wilayah berdasarakn
kecamatan di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Luas Wilayah di Kabupaten Klaten Dirinci Menurut Kecamatan
Tahun 2008
No Kecamatan
Luas wilayah km
2
Persentase
1. Prambanan
24,43 3,73
2. Gantiwarno
25,64 3,91
3. Wedi
24,38 3,72
4. Bayat
39,43 6,01
5. Cawas
34,47 5,26
6. Trucuk
33,81 5,16
7. Kalikotes
13,00 1,98
8. Kebonarum
9,66 1,47
9. Jogonalan
26,70 4,07
10. Manisrenggo
26,96 4,11
11. Karangnongko
26,74 4,08
12. Ngawen
16,97 2,59
13. Ceper
24,45 3,73
14. Pedan
19,17 2,92
15. Karangdowo
29,23 4,46
16. Juwiring
29,79 4,54
17. Wonosari
31,14 4,75
18. Delanggu
18,78 2,86
19. Polanharjo
23,84 3,64
20. Karanganom
24,06 3,67
21. Tulung
32,00 4,88
22. Jatinom
35,53 5,42
23. Kemalang
51,66 7,88
24. Klaten Selatan
14,44 2,20
25. Klaten Tengah
8,90 1,36
26. Klaten Utara
10,38 1,58
Jumlah 655,56
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Klaten
38
commit to user
lv Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa Kecamatan Kemalang
merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar mencapai 7,88 dari luas wilayah Kabupaten Klaten atau seluas 51,66 km
2
. Sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan Klaten Tengah yang hanya
mencakup 1,36 dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Klaten atau seluas 8,90 km
2
. Besarnya luas wilayah diharapkan dapat meningkatkan luas areal panen
jagung di Kabupaten Klaten. Dengan semakin luasnya areal panen jagung diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi jagung, sehingga permintaan
masyarakat akan jagung dapat terpenuhi dengan baik.
2. Keadaan Geografi
Kabupaten Klaten secara geografis berada antara 7
o
32’19” Lintang Utara LU sampai 7
o
48’33” Lintang Selatan LS dan antara 110
o
26
’
14” Bujur Timur BT sampai 110
o
47’51” Bujur Timur BT. Kabupaten Klaten memiliki jarak + 113 km dari kota Semarang yang merupakan ibukota
Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif, Kabupaten Klaten memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kabupaten Boyolali Sebelah Timur
: Kabupaten Sukoharjo Sebelah Selatan
: Kabupaten Gunung Kidul DIY Sebelah Barat
: Kabupaten Sleman DIY
3. Topografi