Keadaan Sarana Perekonomian Keadaan Umum Pertanian

commit to user lxiii usia, jenis kelamin dan modal yang tersedia. Keadaan penduduk di Kabupaten Klaten menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Keadaan Penduduk Kabupaten Klaten Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008 Mata Pencaharian Jumlah Jiwa Persentase Pertanian 145.514 25,61 Pertambangan dan galian, listrik, gas dan air bersih 7.795 1,37 Industri 115.580 20,35 Bangunan 36.702 6,46 Perdagangan 150.080 26,41 Komunikasi 26.037 4,58 Keuangan 4.822 0,85 Jasa 81.660 14,37 Lain-lain - - Jumlah 568.190 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Klaten Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Klaten bermata pencaharian di bidang perdagangan yaitu sebesar 26,41. Sedangkan sektor pertanian memiliki persentase yang cukup besar yaitu 25,61 atau sebanyak 105.564 jiwa. Semakin banyaknya jumlah penduduk yang mengusahakan sektor pertanian diharapkan dapat menaikan tingkat produktifitas terutama jagung guna memenuhi permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya.

C. Keadaan Sarana Perekonomian

Kondisi perekonomian suatu wilayah merupakan salah satu indikator kebehasilan pembangunan di wilayah tersebut. Perkembangan perekonomian dapat dilihat dari ketersediaan sarana perekonomian yang memadai. Sarana perekonomian tersebut dapat berupa lembaga-lembaga perekonomaian baik yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta serta dari swadaya masyarakat setempat. Salah satu sarana yang dapat menunjang perekonimian di commit to user lxiv suatu daerah adalah pasar, sebab di pasar inilah terjadi transaksi jaul beli barang atau jasa. Banyaknya pasar di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jenis dan Jumlah Pasar Menurut Jenis di Kabupaten Klaten Tahun 2008 No. Jenis Pasar Jumlah unit 1. 2. 3. 4. Departement Store Pasar Swalayan Pusat Perbelanjaan Pasar Tradisional a. Umum b. Hewan c. Buah d. Sepeda e. Ikan f. Lain-lain burung 1 5 1 55 12 1 7 12 Jumlah 94 Sumber: BPS Kabupaten Klaten Berdasrkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang ada di Kabupaten Klaten sudah memadai terlihat dari adanya departement store, pasar swalayan, pusat perbelanjaan, dan pasar tradisional yang menjual berbagai jenis barang. Banyaknya jumlah pasar yang tersedia akan mempengaruhi pemasaran jagung karena dapat memudahkan produsen untuk menjual hasil produksinya. Kondisi pemasaran jagung yang baik diharapkan dapat meningkatkan penawaran jagung di Kabupaten Klaten.

D. Keadaan Umum Pertanian

Pertanian adalah kegiatan usaha yang meliputi budidaya tanaman pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan dan peternakan. Tanaman pangan meliputi padi dan palawija. Tanaman palawija mencakup komoditas jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kedelai serta kacang hijau. Produksi tanaman palawija di commit to user lxv Kabupaten Klaten didominasi oleh tanaman jagung. Hal tersebut dapat dilihat dari data tanaman palawija pada Tabel 11. Tabel 11. Produksi Tanaman Palawija di Kabupaten Klaten Tahun 2008 No Tanaman Palawija Produksi Ton 1. Jagung 79.518 2. Kedelai 6.797 3. Ubi kayu 51.783 4. Ubi jalar 741 5. Kacang tanah 2.460 6. Kacang hijau 225 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Klaten Pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Kabupaten Klaten mempunyai produksi tanaman jagung terbesar dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya. Tingginya jumlah produksi jagung mempengaruhi terhadap tingkat penawaran jagung di Kabupaten Klaten. Sebagian besar hasil produksi jagung digunakan sebagai bahan pakan ternak baik untuk konsumsi lokal maupun di luar daerah Klaten. Jagung yang digunakan untuk bahan pakan ternak berumur sekitar tiga bulan atau 100 hari. Adapun luas panen, produksi dan rata-rata produksi untuk tanaman jagung per kecamatan di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 12. commit to user lxvi Tabel 12. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung Tiap Kecamatan di Kabupaten Klaten 2008 Kecamatan Luas Panen Ha Produktivitas KwHa Produksi Ton Prambanan 691 80,43 5.558 Gantiwarno 302 81,49 2.461 Wedi 63 69,04 435 Bayat 863 64,46 5.563 Cawas - 2,72 - Trucuk 227 74,27 1.686 Kalikotes 290 77,96 2.261 Kebonarum - - - Jogonalan 1.078 81,74 8.812 Manisrenggo 451 81,59 3.680 Karang nongko 430 83,93 3.609 Ngawen 106 77,31 819 Ceper 462 83,34 3.850 Pedan 204 77,44 1.580 Karang dowo 16 59,00 94 Juwiring - - - Wonosari 26 66,99 174 Delanggu - - - Polanharjo 12 73,69 88 Karanganom 398 84,93 3.380 Tulung 2.559 88,34 22.605 Jatinom 1.037 83,55 8.664 Kemalang 495 66,47 3.290 Klaten selatan 25 66,99 167 Klaten tengah 31 66,99 208 Klaten utara 73 73,14 534 commit to user lxvii Total 9.839 80,82 79.518 Sumber: BPS Kabupaten Klaten, 2008 Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa luas panen jagung terbesar terletak di Kecamatan Tulung yaitu 2.559 ha dengan luas panen terkecil pada Kecamatan Polanharjo yaitu 12 ha. Begitu pula jumlah produksi jagung terbesar terdapat di Kecamatan Tulung sebesar 22.605 ton. Sedangkan produksi jagung terkecil terdapat di Kecamatan Polanharjo sebesar 88 ton. Semakin tinggi luas panen jagung diharapkan akan meningkatkan jumlah produksi jagung. Peningkatan jumlah produksi selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan harga jagung. Adanya peningkatan harga jagung untuk kedepannya diharapkan dapat ikut meningkatkan kesejaheraan petani terutama para petani jagung di Kabupaten Klaten. commit to user lxviii

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Respon Penawaran Jagung di Kabupaten Klaten ini menggunakan data time series selama 16 tahun, yaitu tahun 1992-2008. Penawaran jagung dalam penelitian ini dianalisis menggunakan model Nerlove dengan pendekatan luas areal panen. Pemilihan pendekatan dengan luas areal panen karena variabel luas areal panen dapat dikontrol oleh petani jika terjadi perubahan harga. Selain itu, karena respon penawaran dapat diasumsikan ekuivalen dari respon areal panen yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi maupun non ekonomi. Sedangkan variabel tak bebas yang diduga berpengaruh terhadap respon penawaran jagung di Kabupaten Klaten yaitu harga jagung pada tahun sebelumnya, jumlah produksi pada tahun sebelumnya, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga kedelai pada tahun sebelumnya dan harga pupuk urea pada tahun t. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh data- data sebagai berikut: 1. Harga Jagung Tingkat harga jagung yang diterima petani merupakan harga yang sudah dideflasikan, dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Di dalam pendeflasian tersebut digunakan indeks harga konsumen dengan tahun dasar 2002 2002=100. Adapun harga jagung di Kabupaten Klaten selama tahun 1992-2007 dapat dilihat pada Tabel 13.