Komponen - Komponen CTL

commit to user xliv Belajar kemampuan yang didasarkan pada pengalaman yang diperoleh siswa dari kehidupan nyata siswa berdasarkan pada latihan-latihan dan dril yang terus menerus Tindakan dan Perilaku Siswa Menumbuhkan kesadaran diri pada anak didik karena menyadari perilaku itu merugikan dan tidak memberikan manfaat bagi dirinya dan masyarakat Tindakan dan perilaku individu didasarkan oleh faktor luar dirinya, tidak melakukan sesuatu karena takut sangsi, kalaupun meakukan sekedar memperoleh nilaiganjaran Tuajuan Hasil Belajar Pengetahuan yang dimiliki bersifat tentatif karena tujuan akhir belajar kepuasan diri Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pembelajran bersifat final dan absolut karena bertujuan untuk nilai Sumber : Udin Saefudin Sa’ad, 2008: 167

c. Komponen - Komponen CTL

Menurut Wina Sanjaya 2007:262 “CTL sebagai suatu model pembelajaran memiliki tujuh asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model CTL”. Selanjutnya ketujuh asas dijelaskan di bawah ini : 1. Konstruktivisme constructivism Merupakan landasan berpikir CTL yaitu ilmu pengetahuan itu pada hakikatnya dibangun tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, melalui proses yang tidak selalu lancar. Ilmu pengetahuan tidak seperangkap fakta yang siap diambil dan diingat, tapi harus dikonstruksikan ke dalam pengalaman nyata. Dalam konstruktivisme proses lebih bermakna daripada hasil. 2. Menemukan Inquiry Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan kontekstual, karena pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta - fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan inquiry merupakan sebuah siklus yang terdiri dari perumusan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji commit to user xlv hipotesis berdasarkan data yang ditemukan dan yang terakhir membuat kesimpulan. 3. Bertanya Questioning Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. 4. Masyarakat Belajar Learning Community Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. 5. Pemodelan Modeling Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menyuruh siswanya melakukan apa yang diperintah guru, agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu - satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar. Pemodelan dalam matematika misalnya, mempelajari contoh penyelesaian soal melalui penggunaan alat peraga. 6. Refleksi Reflection Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Refleksi merupakan cara berfikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu. 7. Penilaian Sebenarnya Authentic Assesment Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis commit to user xlvi CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.

d. Ciri - Ciri Pembelajaran Kontekstual

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA MANIK MANIK PADA SISWA KELAS IV SD N BALANGAN TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 16 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III

0 6 107

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEGALMADE 02 MOJOLABAN SUKOHARJO

0 2 77

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI GENDINGAN 5 WIDODAREN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 127

PENINGKATAN KETERAMPILAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT Peningkatan Keterampilan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Cacah Dengan Model Teams Games Tournament Pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Jambon Tah

0 2 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian Dan Pembagian Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas V SDN 04 Plumbon Tahun 2012/ 2013.

0 0 13

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN (PTK SD Negeri Pabelan III Sukoharjo).

0 0 9

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual.

1 3 286

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUDU 02 KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 2 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BOJONG KEC. WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 17