Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengakibatkan keempat sudutnya siku-siku dan persegi adalah persegi panjang yang memilliki dua sisi yang berdekatan
kongruen”.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur untuk menguji variabel penelitian dengan tujuan menghasilkan data penelitian yang akurat. Seperti
yang disebutkan oleh Sugiyono 2012, hlm. 148 “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”. Secara garis besar instrumen penelitian yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam tes dan nontes.
Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan yaitu tes dan Nontes. Instrumen tes terdiri dari instrumen pretes dan postes, sedangkan
instrumen non tes yang digunakan yaitu angket skala sikap siswa, pedoman wawancara, lembar observasi siswa selama proses pembelajaran, dan daftar
isian untuk guru tentang gambaran guru terhadap pendekatan Brain Based Learning
.
1. Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes kemampuan komunikasi matematis. Tes kemampuan ini digunakan untuk mengukur
kemampuan komunikasi matematis siswa. Instrumen tes terdiri dari pretes dan postes. Baik pretes maupun postes keduanya diberikan kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pretes diberikan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi matematis siswa sebelum diberikan treatment.
Sedangkan postes diberikan untuk mengukur peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan pembelajaran terhadap
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum melaksanakan penelitian, soal yang akan berikan kepada siswa
kelas eksperimen maupun kelas kontrol terlebih dahulu perlu diuji kevalidannya. Ada beberapa tes yang harus dilakukan dalam menguji sebuah
instrumen penelitian antara lain:
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Validitas tes Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang baik adalah bagaimana tes
tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan tujuannya. Seperti pendapat Sugiyono 2012, hlm. 173 bahwa “Valid berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Untuk
mengetahui validitas suatu soal, maka diperlu pengujian atau pertimbangan dari para ahli, salah satu ahli disini adalah dosen pembimbing. Pada penelitian
ini validitas soal dilakukan oleh dua orang validator yang merupakan dosen pembimbing dan guru kelas III. Adapun kriteria dalam pengujian validitas soal
ini terdiri dari dua yaitu validitas muka dan validitas isi. 1 Validitas Muka
Validitas muka disebut pula sebagai validitas bentuk soal atau validitas tampilan baik itu berupa pertanyaan, pernyataan ataupun suruhan.
Validitas muka ini dilakukan untuk mengetahui keabsahan susunan kalimat pada soal sehingga tidak menimbulkan pengertian yang tidak tepat,
termasuk juga kejelasan gambar dalam soal. Untuk setiap butir soal, jika soal dianggap valid maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel.
Namun jika dianggap kurang valid maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel. Setelah itu validator memberikan saran atau perbaikan pada
kolom dalam lembaran format yang telah disediakan. Soal dapat dikatakan valid apabila butir soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau
redaksinya. 2 Validitas Isi
Validitas isi membuktikan tentang ketepatan atau kesesuaian tes ditinjau dari materi yang diajukan, kesesuaian butir soal dengan indikator,
kesesuaian butir soal dengan tingkatan kognitif siswa, dan kesesuaian materi dengan tujuan yang ingin dicapai. Sama dengan validitas muka
untuk setiap butir soal, jika soal dianggap valid maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel. Namun jika dianggap kurang valid
maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel. Setelah itu apabila
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdapat ketidakvalidan pada soal tersebut maka, validator memberikan saran atau perbaikan pada kolom dalam lembaran format yang telah
disediakan. Soal dikatakan valid secara isi jika butir soal tersebut telah sesuai dengan:
a Materi pokok yang diberikan b Indikator pencapaian hasil belajar
c Aspek kemampuan komunikasi matematis d Tingkat kesukaran untuk siswa kelas III Sekolah Dasar
3 Hasil pertimbangan validitas muka dan validitas isi Tabel 3.1
Hasil Pertimbangan Validitas Muka
No. Soal
Valid 1 atau Tidak Valid
Komentar dan Saran Perbaikan
1. 1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa. Mungkin hanya saja kata
“ceritakan” diganti dengan kata “beritahu”
2a. 1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
2b 1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
3. 1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
4a. 1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
4b. 1
Untuk redaksi soal sudah cukup jelas dan bisa dipahami siswa.
Tabel 3.2 Hasil Pertimbangan Validitas Isi
Nurchasanah,2016 PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Soal
Valid 1 atau Tidak Valid
Komentar dan Saran Perbaikan
1. 1
Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada
2a. Seharusnya tingkat kesukarannya adalah sukar
bukan sedang
2b 1
Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada
3. 1
Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada
4a. Seharusnya tingkat kesukarannya adalah sukar
bukan sedang
4b. 1
Isi soal sudah cukup jelas dan sesuai dengan empat indicator yang ada
Berdasarkan tabel pertimbangan di atas dapat dilihat bahwa untuk validitas muka sudah valid. Akan tetapi, untuk validitas isi soal hanya
terdapat kesalahan pada soal nomer 2a dan 4a saja. Atas hasil pertimbangan tersebut untuk soal-soal yang masih salah dilakukan perbaikan sesuai
dengan saran yang diberikan oleh validator, sehingga soal menjadi valid.
2. Instrumen Non-Tes