dosis tinggi berupa sakit kepala, mual, muka menjadi merah, dan perasaan panas yang disebut sindroma restoran cina Tan dan Rahardja, 2002.
Asam glutamat asam bebas dari MSG adalah unsur pokok dari protein yang terdapat pada bermacam-macam sayuran, daging, seafood, dan air susu ibu. Asam
glutamat digolongkan pada asam amino non essensial karena tubuh manusia sendiri dapat menghasilkan asam glutamat. Asam glutamat terdiri dari 5 atom
karbon dengan 2 gugus karboksil yang pada salah satu karbonnya berkaitan dengan NH
2
yang menjadi ciri pada asam amino. Struktur kimia MSG sebenarnya tidak banyak berbeda dengan asam glutamat, hanya pada salah satu gugus
karboksil yang mengandung hidrogen diganti dengan natrium. Gugus karboksil setelah diionisasi dapat mengaktifkan stimulasi rasa pada alat pengecap.
Rumus kimia dari MSG seperti yang terlihat pada Gambar 2.1:
Gambar 2.1 Monosodium Glutamat MSG
Sumber Wakidi, 2012.
2.2 Beberapa Penelitian Terhadap MSG
Kadar asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30 mgkgBBhari, yang berarti sudah mulai melampaui
kemampuan metabolisme tubuh. Bila masih dalam batas terkendali, peningkatan kadar ini akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam
3 jam, berarti rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 2,5-3,5 g
Universitas Sumatera Utara
MSG BB 50-70 kg, dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus. Sementara, satu sendok teh rata-rata berisi 4-6 g MSG Maidawilis, 2010.
Efek MSGpadapalatabilitasdariduamakananeksperimentaldiselidiki
pada36pria dan wanitasehat. MSGmeningkatkanperingkatpalatabilitas,
denganoptimum pada0,6. Mingguantesasupanbebasmenunjukkanbahwa
subjekmakananeksperimentaldenganMSG0,6 ditambahmakansemakin lebihdan lebih cepat, menunjukkanpalatabilitasmeningkatdengan paparanberulang. Asupan
MSGdifasilitasibeberapatapi tidak semuamakanantarget,dan efek positifmeningkatkalsium danasupan magnesium atauefek negatifasupan lemak
meningkat pada nutrisi. Hal inidisimpulkanMSGyang dapat bertindaksebagai peningkatpalatabilitasdalam konteksdiet. Hal ini dapatmemfasilitasijangka
panjangasupandi keduaorangmuda dantuatetapi harusdimanfaatkandengan hati- hatisehinggameningkatkangizi Bellisle, dkk., 1991.
Menurut Fahim, dkk., 1999 MSG menyebabkan penurunan kandungan histamin yang berarti dalam sistem saraf pusat. MSG menyebabkan kerusakan
pada otak. MSG menyebabkan terjadinya obesitas dan gangguan pertumbuhan serta perkembangan tubuh pada tikus neonatal. Selain itu beberapa peneliti lain
mengatakan bahwa MSG dapat menyebabkan gangguan endokrinal melalui mekanisme hipotalamus-hipofisis Maidawilis, 2010.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nizamuddin, 1993 dilaporkan bahwa pengaruh pemberian MSG peroral terhadap spermatogenesis
dan kesuburan tikus jantan dewasa, dosis 2400, 4800 dan 9600 mgkgBBhari selama 49 hari, menimbulkan efek pengurangan diameter tubulus semniferus dan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan gangguan spermatogenesis sesuai dengan besarnya dosis MSG yang diberikan.
Penelitian lain dilakukan pada anak mencit jantan dan betina yang baru dilahirkan dengan melakukan penyuntikan subkutan dari hari ke-2 sampai hari
ke-11, dengan dosis berangsur-angsur meningkat, dari 2,2 sampai 4,2 mgkgBB. Ternyata setelah dewasa, bila mencit jantan dikawinkan dengan mencit betina
yang diberi MSG, maka jumlah kehamilan dan jumlah anak berkurang secara bermakna pada mencit betina yang diberi MSG. Pada mencit betina dan mencit
jantan yang diberi MSG, terjadi pengurangan berat kelenjar endokrin, yaitu pada kelenjar hipofisis, tiroid, ovarium, dan testis. Setelah dewasa, pada mencit betina
yang diberi MSG terjadi kelambatan kanalisasi vagina dan mempunyai siklus estrus yang lebih panjang daripada kontrol. Setelah dewasa, pada mencit jantan
yang diberi MSG didapatkan tanda-tanda fertilitas menurun, misalnya berkurangnya berat testis, hipofisis, dan underscended testis Maidawilis, 2010.
Pada penelitian dengan menggunakan tikus jantan yang diberi MSG selama 15 hari pajanan jangka pendek dan 30 hari pajanan jangka panjang. Pada
penelitian ini disimpulkan bahwa salah satu mekanisme yang mungkin terjadi akibat dari efek toksik yang ditimbulkan oleh MSG pada sistem reproduksi mencit
jantan adalah dengan cara menurunkan kadar asam askorbat testis Nayanatara, dkk., 2008.
Pemberian MSG 4 gkgBB secara intraperitonial pada tikus yang baru lahir selama 2 hari sampai usia 10 hari dan diperiksa pada usia prapubertas dan dewasa
ternyata menyebabkan terjadinya hiperleptinemia, hiperadiposit, dan peningkatan kadar kortikosteron, penurunan berat testis, jumlah sel sertoli dan sel leydig per
Universitas Sumatera Utara
testis, serta penurunan kadar luteinizing hormon LH, folicle stimulating hormone FSH, thyroid T, dan free T4 FT4 Miskowiak, dkk., 1993.
2.3 Siklus Pembelahan Sel