3.4.4 Penyiapan makanan hewan
Formula pembuatan makanan mencit: MSG
3 g 6 g
9 g Amylum
0,1 0,1
0,1 Nipagin
0,1 g 0,1 g
0,1 g Pelet
ad 10 g ad 10 g
ad 10 g
Pembuatan makanan hewan dilakukan dengan cara sebagai berikut: MSG digerus ke dalam lumpang, ditambahkan nipagin 0,1 g dan amylum.
Amylum yang diambil adalah 0,1 yaitu sebanyak 2 ml dari pembuatan amylum 5, lalu digerus sampai homogen, kemudian ditambahkan pelet sampai dengan
10 g, gerus sampai homogen, lalu cetak menjadi pelet baru yang mengandung
MSG. 3.4.5 Penyiapan larutan siklofosfamid LS 0,5 bv
Pembuatan LSdilakukan dengan cara sebagai berikut: ditimbang sebanyak 25 mg siklofosfamid serbuk kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 5 ml,
ditambahkan larutan fisiologis [NaCl 0,9 bv] sampai batas tanda.
3.4.6 Pembuatan serum darah sapi SDS
Serum diperoleh dari darah sapi segar. Darah ditampung langsung menggunakan vakum tube saat penyembelihan hewan. Vakum tube ditutup dan
didiamkan lebih kurang 30 menit, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit. Diambil cairan yang berwarna bening kekuning-kuningan
bagian atas yang merupakan serumnya.
3.4.7 Pengujian efek mutagenik pada mencit penelitian
Universitas Sumatera Utara
Pengujian efek mutagenik dilakukan dengan cara uji mikronukleus dengan modifikasi.Hewan penelitian dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-
masing terdiri dari 6 ekor hewan percobaan. Kelompok tersebut adalah:
- Kelompok I
: Kontrol normal, diberikan pelet secara per oral l0 ghari, selama 14 hari.
- Kelompok II
: Perlakuan, diberikan pelet 7 ghari yang dicampurkan dengan MSG 3 ghari selama 14 hari.
- Kelompok III
: Perlakuan, diberikan pelet 4 ghari yang dicampurkan dengan MSG 6 ghari selama 14 hari.
- Kelompok IV
: Perlakuan, diberikan pelet 1 ghari yang dicampurkan dengan MSG 9 ghari selama 14 hari.
- -
Kelompok V : Pembanding, diberikan pelet 10 ghari selama 14 hari,
dan pada hari ke-15 di induksi dengan LS 50 mgkgBB secara i.p.
- Setelah 30 jam pemberian siklofosfamid, semua mencit penelitian dibunuh dengan
cara dislokasi leher dan diambil sumsum tulang femurnya dengan cara diaspirasi menggunakan spuit yang berisi SDS sebanyak 0,3 ml dan ditampung di dalam mikrotube
Khrisna dan Hayashi, 2000; Purwadiwarsa, dkk., 2000; Khumphant, dkk., 2002.
3.4.8 Pembuatan preparat apusan sumsum tulang femur
Campuran sumsum tulang dan SDS dalam mikrotub diputar disintrifuge dengan kecepatan 1200 rpm selama 5 menit, kemudian supernatannya dibuang.
Endapannya disuspensikan kembali dengan dua tetes SDS, kemudian satu tetes suspensi sel diambil dan diletakkan ke atas objek glass, dengan menggunakan
objek glass yang lain, sel dihapuskan menjadi preparat apusan. Kemudian slide dikeringkan, difiksasi dengan metanol selama 10 menit. Kemudian diberikan
pewarna giemsa dibiarkan 30 menit, dibuang zat warna dengan dibilas dengan air
Universitas Sumatera Utara
yang mengalir kemudian apusan dikeringkan Khrisna dan Hayashi, 2000; Sofyan, 2005.
3.4.9 Pengamatan apusan
Data pengamatan masing-masing hewan harus dipresentasikan dalam bentuk tabel. Jumlah eritrosit polikromatik bermikronukleus maupun tidak
bermikronukleus dihitung paling tidak sebanyak 200 sel EPA, 1998. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10×100
dengan bantuan minyak immersi Khrisna dan Hayashi, 2000.
3.5 Analisis Data