Perumusan Masalah Keaslian Penulisan

2003. Permohonan Peninjauan Kembali itu diajukan secara pribadi oleh Jurit melalui LP Kelas I Palembang, tempat dirinya menjalani hukuman. Permohonan Peninjauan Kembali ini juga ditolak. Jurit juga didakwa dengan kasus pembunuhan yang lain. Yaitu pembunuhan terhadap Arpan Bin Cik Din pada 27 Agustus 1997 di Mariana, Banyuasin. Kasus ini hakim Pengadilan Negeri Palembang memvonis pidana penjara seumur hidup. Peninjauan Kembali yang diajukan dalam rangka kasus ini juga dinyatakan tidak dapat diterima. Beberapa resiko yang dikhawatirkan sebagai akibat dari vonis yang dijatuhkan oleh hakim, khususnya untuk pidana maksimal seperti pidana mati, yaitu adanya kemungkinan terjadi eksekusi terhadap innocent people. Adanya kekhilafan dalam proses hukum, meliputi proses penuntutan, penangkapan yang salah, atau keterangan dari saksi yang tidak dapat dipercaya, bisa saja terjadi 21

B. Perumusan Masalah

. Kata lain, grasi merupakan salah satu lembaga yang bisa mengkoreksi dan mengatasi resiko tersebut. Itulah sebabnya mengapa grasi berada di luar lingkup peradilan pidana. Hal ini memberikan indikasi bahwa, meskipun grasi merupakan kewenangan presiden yang berada dalam lingkup Hukum Tata Negara, hukum pidana juga memandang tentang keberadaan grasi dalam hal upaya dari terpidana untuk menghindarkan dari eksekusi putusan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menuangkan tulisan ini dalam bentuk skripsi yang berjudul “EKSISTENSI GRASI DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA”. 21 Muladi Makalah, Op.Cit, hlm.12 Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan latar belakang pemilihan judul di atas, maka timbul permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini, yaitu: 1. Bagaimanakah aturan hukum pemberian grasi di Indonesia? 2. Bagaimana eksistensi pemberian grasi ditinjau dari perspektif hukum pidana? 3. Upaya yang dilakukan untuk mengeksistensikan grasi terhadap narapidana?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini antara lain, yaitu: a untuk memaparkan bagaimana sesungguhnya prosedur pengajuan grasi kepada Presiden sampai akhirnya dibalas kembali oleh Presiden kepada terdakwa pada praktiknya dan membandingkannya dengan ketentuan tertulis yang mengatur prosedur pengajuan grasi tersebut; b untuk mengetahui hubungan pelaksanaan putusan hakim eksekusi dengan upaya hukum yang dilakukan terpidana terhadap putusan hakim, dalam hal ini grasi; c untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang harus dipenuhi untuk terlaksananya eksekusi terhadap putusan hakim terhadap terpidana mati, dikaitkan dengan realita yang terjadi terhadap terpidana mati saat ini.

2. Manfaat Penulisan

Tujuan sebagaimana telah diuraikan di atas, penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal. Apakah itu sebagai sumbangan Universitas Sumatera Utara pemikiran teoretis maupun manfaat secara praktis berkenaan dengan masalah penegakan hukum dan keadilan dalam kaitannya dengan pemenuhan hak-hak hukum terpidana mati dalam proses pengajuan grasi kepada Presiden a Manfaat teoretis Untuk memberikan informasi, kontribusi pemikiran dan menambah khasanah dalam bidang pengetahuan ilmu pidana pada umumnya, sehingga dapat diharapkan skripsi ini dapat memperkaya perbendaharaan dan koleksi karya ilmiah yang berkaitan dengan hal keberadaan grasi di Indonesia. b Manfaat Praktis Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi suatu dorongan bagi aparat penegak hukum agar dapat menerapkan hukum dalam hal ini pemberian grasi kepada terpidana mati agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangn yang berlaku dengan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi dengan judul “Eksistensi Grasi dalam Perspektif Hukum Pidana” dengan permasalahan bagaimanakah aturan pemberian grasi di Indonesia,bagaimana eksistensi pemberian grasi ditinjau dari perspektif hukum pidana dan upaya yang dilakukan untuk mengeksistensikan grasi terhadap narapidana, belum pernah dibahas ataupun ditulis mahasiswa lain di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Ada eberapa mahasiwa yang pernah menulis tentang grasi seperti: Universitas Sumatera Utara a. Hanna Stephanie Tarigan 060200327, “Grasi Sebagai Permohonan Pengampunan Pelaksanaan Pidana menurut Undang-undang No.22 Tahun 2002” dengan masalah bagaimana grasi sebagai dipandang sebagai permohonan pengampunan menurut undang-undang Nomor 22 Tahun 2002. b. Triana Putrie 080200 “Tinjauan Yuridis Mengenai Pemberian Grasi Terhadap Terpidana di Indonesia” dengan masalah bagaimana penerapan pemberian grasi terhadap terpidana di Indonesia dan bagaimana perkembangan grasi di Indonesia. Permasalahan terhadap skripsi-skripsi tersebut berbeda, Penulis menyatakan bahwa skripsi “Eksistensi Grasi dalam Perspektif Hukum Pidana” adalah asli tulisan penulis. Bila dikemudian hari terdapat Skripsi yang sama, maka menjadi tangung jawab penulis sendiri.

E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Eksistensi