diyakinkan bahwa keputusan itu lahir dari pertimbangan seksama yang cukup kuat untuk mengalahkan sifat serius kejahatan narkotika.
C. Berbagai Upaya Penghapusan Hukuman Mati Bagi Terpidana
Upaya penghapusan terhadap hukuman mati telah lama diperjuangkan oleh umat manusia di belahan dunia ini dan hal ini telah menjadi dambaan masyarakat
dunia internasional oleh karena penghapusan hukuman mati akan mempengaruhi peningkatan martabat manusia dan pembangunan hak asasi manusia yang progresif
serta kemajuan dalam menikmati hak atas penghidupan. Perjuangan terhadap penghapusan hukuman mati tersebut telah dituangkan
dalam berbagai intrumen hukum hak asasi manusia internasional yakni Pasal 3 Univesal Deklarasi of Human Raights, Pasal 6 Konvenan Internasional Hak-Hak Sipil
dan Politik ICCPR , Second Optional Protocol of ICCPR Aiming of The Abolition of Death Penalty tahun 1990, Protocol No. 6 European Convention for the Protection
Human Raights and Pasal 7 Fundamental Freedom dan The Rome Statute of International Criminal Court instrumen ini tidak mengatur hukuman mati sebagai
salah satu cara penghukuman. Menyadari bahwa hak untuk hidup merupakan hak yang tidak dapat dikurangi
non derogable rights serta hukuman mati dalam pengalaman peradaban manusia tidak dapat sekaligus menghilangkan kejahatan, maka masyarakat internasional
sebanyak 50 negara telah meratifikasi dan kemudian menyepakati untuk mengadopsi Second Optional Protocol of ICCPR Aiming of The Abolition of Death Penalty
Universitas Sumatera Utara
dimana dalam protokol opsional ini secara tegas menyatakan melarang hukuman mati.
Sepanjang sejarah perkembangan hukum baik di indonesia maupun dibelahan negara didunia telah membuktikan bahwa hukuman mati yang dilakukan selama ini
baik yang dilakukan secara legal lewat putusan pengadilan maupun illegal seperti pembuhunan ekstra judisial PETRUS sekitar tahun 1982 sebagai Shock Teraphy
terhadap para pelaku kejahatan juga tidak membawa dampak yang signifikan terhadap mengurangnya angka kriminalitas, sejalan dengan hal tersebut J.E Sahetapy sebagai
salah satu orang yang selama ini konsen dalam perjuangan penghapusan pidana mati dalam suatu diskusi tentang pidana mati yang dilaksanakan di Hotel Mandarin
Jakarta, pada 14 Desember 2004, mengatakan bahwa “dengan disetujuinya hukuman
mati eksistensi lembaga pemasyarakatan akan menjadi problems, lagi pula, kalau benar pidana mati dianggap bisa menimbulkan efek ketakutan dan jera pada para
calon pelaku kejahatan, pertanyaan yang muncul adalah : mengapa eksekusi selalu dilakukan secara “ intra-mural ” alias tidak diketahui oleh masyarakat, agar
masyarakat menjadi takut dan jera”.
69
Olehnya itu sudah saatnya pemerintah harus mempertimbangkan kembali pelaksanaan hukuman mati di indonesia.
69
Forum diskusi Tentang Pidana Mati, Narasumber : J.E Sahetapy, di Hotel Mandarin. Jakarta 2004
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis mencoba untuk menyampaikan beberapa hal yang dianggap penting dari uraian-uraian bab terdahulu serta memberikan saran guna
perkembangan grasi di masa yang akan datang. Maka kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, adalah:
A. Kesimpulan