Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Angkatan 2010

(1)

DEPARTEMEN PERIODONSIA Nomor :

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Tanggal Pemeriksaan :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kuesioner

Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak

I. Data Responden

Nama :

Jenis kelamin :

NIM :

Usia : tahun

Suku Bangsa :

Alamat Tinggal :

Telp. / HP :

Fakultas :

II. Status Kesehatan Rongga Mulut

1. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi?

a. 1x/hari b. 2x/hari c. > dari 2x/hari

2. Kapan anda melakukan penyikatan gigi?

a.Pagi sebelum sarapan dan sore hari

b.Pagi sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur

c. Pagi sesudah sarapan, Siang setelah makan siang, dan malam sebelum tidur

4. Apakah anda sedang memakai gigi tiruan atau gigi palsu (termasuk crown, bridge dan implan) atau pesawat ortodonti cekat?


(2)

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda memiliki penyakit sistemik?

a. Ya, penyakit... b. Tidak

6. Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap susu (lactose intolerance)?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah anda mengkonsumsi obat antibiotik sejak 3 bulan yang lalu?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda sedang menggunakan obat kumur antiseptik di rumah?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah anda merokok?

a. Ya, berapa batang sehari?...batang/hari b. Tidak

III. Pemeriksaan klinis (diisi oleh pemeriksa)

1. Gigi berjejal a. Ya (berat, sedang, ringan) b. Tidak

2. Apel gigi

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7


(3)

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

Nama Subjek :

Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksaan hari ke :

Indeks Plak

o dv mv v

Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27

47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

v mv dv o


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1) Hurlbutt M. Probiotics: Can bacteria be good to you?. Access 2010; 16-18

2) Singh T, Kukreja BJ, Dodwad V. Yogurt May Take the Bite of Gum Disease : The Probiotic Way. Indian J Stomatol 2011; 2(4):249-50.

3) Staufenbiel I et. Al. Probiotics Affect Inflammation in Man. European Journal of Clinical Nutrition 2011; 45:3.

4) Mohanty R, Nazareth B, Shrivastava N. The Potential Role of Probiotics in Periodontal Health. RSBO 2012; 9(1):85-8.

5) Gupta V, Gupta B. Probiotics and Periodontal Disease: A Current Update. J of Oral Health & Community Dent 2010; 4(Spl) 35-37.

6) Lamont RJ, Lantz MS, Burne RA, LeBlanc DJ, Washington DC:ASM Press, 2006:256

7) Barlow J. The Use of Probiotics for Oral Health. Protexin Health Care ;Probiotics Int Limited 2019; 36-9.

8) Rapley JW, Haake SK, Carranza FA. Gingival Inflammation. In Carranza’s Clinical Periodontology. 9th ed. Philadelphia: WB saunders. 2002: 98-106 .

9) Li Y et al. Streptococcus Mutans and Streptococcus Sanguinis Colonization Correlated with Caries Experience in Children. Caries Res. 2008: 42: 44-48

10)Samaranayake LP. Essential Microbiology for Dentistry. 2nd ed. London: Churcill Livingstone. 2002: 218-20

11)The American Academy of Periodontology. The Pathogenesis of Periodontal Diseases. J Periodontol 1999; 70(4): 457-470.

12)Newman MG, Takei HH, Carranza FA. In Clinical Featurs of Gingivitis. Carranza’s Clinical Periodontology. Edisi 9. Philadelphia: W.B. Saunders Company, 2002: 98-102 13)Stamatova I, Meurman JH. Probiotics: Health Benefits in the Mouth. Am J of Dent. 2009;

22(6): 329-38

14)Anuradha S, Rajeshwari K. Probiotics in Health and Disease. JIACM. 2005; 6(1): 67-72 15)Hasslof P, Hedberg M, Twetman S. Growth Inhibition of Oral Mutans Streptococci and

Candida by Commercial Probiotic Lactobacillus an in vitro study. BMC Oral Health. 2010,10: 18-23


(5)

16)Bhuvaneswarri J, Ramya V, Manisundar, Preethi. Probiotics and Its Implications in Periodontal Therapy – A Review. IOSR JDMS 2012; 2: 11-5

17)Meurman JH. Prebiotics: Do They Have a Role in Oral Medicine and Dentistry. Eir J Oral Sci 2005; 113: 188-96.

19)

tanggal 30 Juli 2013.

20)Agarwal E, et al. Probiotics: A Novel Step Towards Oral Health . Archives of Oral Science & Research . 2011; 1(2): 108-15.

21)Twetman S, Stecksen-Bucks C. Probiotics and Oral Health in Children. Int J of Ped Dent. 2008; 18: 3-10.

22)Al-Abidi A. Indices Used for Periodontal Disease Assesment.

23)Devkar N, Chauhan VS, Vibhute A. Probiotics and Prebiotics in Periodontal Disease-Revisited. Journal of Dental & Allied Sciences 2012; 1(1):18-20.

24)Smile Team Orthodontics

25)Sunstar Gumhealth.

Desember 2013)

26)

27)Are Probiotics Really That Good for your Health?

10 Nopember 2013)

28)Sugano N, Matsuoka T, Koga Y, Ito K. Effects on Probiotics in Periodontal Disease. Dentistry in Japan 2007; 43: 123-26.

29)Teughels W, Loozen G, Quirynen M. Do Probiotics Offer Opportunities to Manipulate the Periodontal Oral Microbiota?. J Clin Periodontol 2011; 38 (Suppl. 11): 159-77. 30)Staab B, Eick S, Knofler G, Jentsch H. The Influence of a Probiotic Milk Drink on the


(6)

31)Harini PM, Anegundi RT, Efficiacy of Probiotic and Clorhexidine Mouth Rinses: a shor term clinical study. JISPPD. 2010; 3(28): 179-182

32)Bonifait L, Chandad F, Grenier D. Probiotics for Oral Health: Myth or Reality?. JCDA 2009; 45: 585-90.

33)Wardhani FT. Jumlah koloni Streptococcus Mutans dalam Plak Anak Sebelum dan Setelah Minum Minuman Probiotik. Thesis. Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi Anak UI, Jakarta, 2012: 8-9


(7)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental ulang atau pre posttest

control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan sesudah

perlakuan diberikan.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double-blind study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana para peneliti dan subjek tidak mengetahui perawatan apa yang diberikan kepada setiap subjek studi atau kelompok eksperimental.

Perlakuan : H0→X→H1→X→H2→X→H3

Kontrol : H0→Y→H1→Y→H2→Y→H3

Keterangan:

X : Susu Probiotik

Y : Susu Plasebo

H0 : Pengukuran indeks plak awal (sebelum perlakuan)

H1 : Pengukuran indeks plak pada hari ke 1 setelah perlakuan

H2 : Pengukuran indeks plak pada hari ke 4 setelah perlakuan

H3 : Pengukuran indeks plak pada hari ke 7 setelah perlakuan

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara.


(8)

3.3.2 Waktu Penelitian

Proposal penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai bulan Januari 2014.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

3.4.2 Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan rumus Federer berikut: (n-1)(r-1) ≥ 15

Keterangan :

r : Jumlah perlakuan

n : Jumlah sampel dalam setiap kelompok

Perhitungan:

(n-1)(2-1) ≥15 n-1 ≥15

n ≥16

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun, untuk mencegah adanya kesalahan selama penelitian, ditetapkan jumlah sampel sebanyak 20 orang tiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang.


(9)

3.5 Kriteria Inklusi dan Exklusi

Teknik pengambilan sampel adalah dengan systematic sampling yang diambil dari daftar nama FKG angkatan 2010 berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi seperti berikut:

3.5.1 Kriteria Inklusi

• 21-24 tahun

• Gusi dalam keadaan sehat

• Terdapat ≥ 20 elemen gigi

• Skor indeks kalkulus tidak melebihi 1

Skor Oral Hygiene Index Simplified tidak melebihi 1

Koperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed

consent

3.5.2 Kriteria Eksklusi • Penyakit Sistemik

• Riwayat narkoba

• Alergi terhadap susu (laktosa intolarans)

• Penyakit periodontal

• Pemakai piranti ortodonti cekat atau lepasan

• Gigi yang berjejal

• Perokok

• Karies

3.6 Variabel Penelitian

Variabel Dependen : Index Plak Loe dan Sillness

Variabel Independen : Minum susu Probiotik

Variabel Terkendali : Volume susu Probiotik yang diminum

Lama berkumur

Frekuensi penggunaan susu Probiotik Waktu dan frekuensi menyikat gigi


(10)

Variabel Tidak Terkendali : Diet

Cara berkumur meminum susu Probiotik Teknik menyikat gigi

3.7 Definisi Operational

1. Akumulasi plak adalah plak (kumpulan deposit lunak bakteri) pada permukaan gigi dan permukaan lainnya seperti restorasi.

2. Indeks plak adalah indikator dalam perhitungan akumulasi plak yang diukur dengan menggunakan indeks plak Loe dan Sillness.

Indeks plak Loe and silness didasarkan pada ketebalan penumpukan plak pada permukaan gigi di sisi distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral. Kriteria pemberian skor:

0 = Tidak ada plak

1 = Ada plak tipis disekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi

2 = Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas yang terlihat dengan mata

3 = Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas, tumpukan itu sudah dapat dilihat dari jauh

3. Minuman Probiotik (dari PT. Yakult Persada Indonesia) yang digunakan merupakan

minuman yang mengandung 6,5 milyar bakteri Lactobacillus Casei di dalam tiap botolnya, yang berisi 65ml. Diberikan sebanyak dua kali sehari selama tujuh hari. Waktu pemberian adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, 30 menit setelah sikat gigi. Dihitung skor indeks plak pada hari pertama, keempat dan ketujuh.

Perhitungan skor populasi = Jumlah subjek yang diperiksa Jumlah skor individual Perhitungan skor

individual =

Jumlah skor gigi yang diperiksa Jumlah permukaan gigi yang diperiksa


(11)

3.8 Alat dan Bahan Penelitian 3.8.1 Alat – alat

• Sarung tangan

• Masker

• Kaca mulut

• Sonde

• Sikat gigi

3.8.2 Bahan

Pasta gigi (untuk tujuan kontrol plak)


(12)

3.9 Cara Kerja

3.9.1 Alur Tata Laksana Penelitian

a. Pra Penelitian

c. Pasca Penelitian

Pemilihan susu probiotik

Ethical clearance

Sampel

Systematic sampling

• Kriteria inklusi dan eksklusi

Informed consent

Analisis data

Indeks plak pasca sikat gigi + minum susu probiotik (hari ke-1, 4 dan 7)

b. Penelitian

Populasi

Indeks plak awal (pra perlakuan) Sampel menerima susu


(13)

3.9.2 Cara Penelitian

1. Pemilihan subjek penelitian secara systematic sampling dilakukan dengan pengisian

kuesioner dan pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

2. 40 orang subjek yang terpilih secara random kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diberi informed consent untuk ditandatangani.

3. Pada hari pertama (baseline), subjek diinstruksikan supaya tidak menyikat gigi pada pagi hari dan dilakukan pemeriksaan indeks plak awal di Departemen Periodonsia.

4. Setelah pemeriksaan plak, subjek langsung menyikat gigi dengan pasta gigi dan sikat gigi yang diberi.

5. Sesudah itu, setiap subjek akan diberi 1 botol susu Probiotik 65ml (konsentrasi 108 CFU/ml) dan diberi instruksi untuk berkumur.

6. Pemeriksaan indeks plak kembali setelah minum. (Hari pertama)

7. Subjek diinstruksi supaya berkumur dengan susu probiotik yang diberi (32.5 ml selama 30 detik) sesudah penyikatan gigi (sikat gigi dan pasta gigi diberi) pada pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. Dilakukan selama 7 hari di rumah dengan pengawasan peneliti (dalam bentuk komunikasi hp).

8. Pada hari ke 4 dan 7, subjek disuruh datang ke Departemen Periodonsia untuk dilakukan pemeriksaan indeks plak.

9. Semua hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan.

4.0 Pengolahan dan Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan bantuan komputer SPSS versi 22 untuk analisis statistik. Unit statistik bagi semua uji adalah setiap subjek individu, median dan nilai interval dihitung untuk semua parameter. Perbedaan antara baseline (hari pertama), hari keempat hari yang ketujuh di hitung dan di tabulasi. Uji T Berpasangan digunakan untuk membuat perbandingan antar kelompok dan uji T-tidak berpasangan digunakan untuk melihat perbedaan signifikan antar kelompok. Batas kemaknaan adalah p ≤ 0,05 dan derajat kepercayaan 95%.


(14)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2010 dengan menggunakan 40 orang subjek penelitian dengan perincian 20 orang kelompok perlakuan dan 20 orang kelompok kontrol dari populasi sebanyak 210 orang. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian sehingga selesai. Hasil penelitian diuraikan seperti pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 3. Data demografis subjek penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin dan frekuensi menyikat gigi.

Variabel Kelompok Perlakuan Jumlah Persentase

Umur 21 tahun

22 tahun 23 tahun 24 tahun 10 orang 15 orang 10 orang 5 orang 25% 37.5% 25% 12.5%

Total 40 orang 100%

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 12 orang 28 orang 30% 70%

Total 40 orang 100%

Frekuensi menyikat gigi

Tidak teratur 1 kali sehari 2 kali sehari

Lebih dari 2 kali sehari

- - 34 orang 6 orang 0% 0% 85% 15%

Total 40 orang 100%

Tabel 3, memperlihatkan distribusi umur terbanyak subjek penelitian yaitu 21 dan 23 tahun sebanyak 10 orang (25%), 22 tahun sebanyak 15 orang (37,5%), dan 24 tahun sebanyak 5 orang (12.5%). Distribusi jenis kelamin terbanyak adalah perempuan seramai 28 orang (70%) dan frekuensi menyikat gigi 2 kali sehari dengan jumlah 34 orang (85%) dan lebih dari 2 kali sehari adalah sebanyak 6 orang (15%).

Tabel 4. Nilai rerata skor indeks plak berkumur susu Probiotik dan plasebo subjek penelitian pada hari ke-0, ke-1, ke-4, dan ke-7 sesudah berkumur.


(15)

Kelompok Hari

Perlakuan (Susu Probiotik) Kontrol (plasebo)

N Rerata ± SD N Rerata ± SD

0 20 0,583 ± 0,156 20 0,689 ± 0,193

1 20 0,389 ± 0,182 20 0,711 ± 0,231

4 20 0,211 ± 0.120 20 0,780 ± 0,271

7 20 0,131 ± 0,087 20 0,793 ± 0,260

Tabel 4, dapat dilihat penurunan rerata skor indeks plak untuk kelompok susu Probiotik dengan berkumur-kumur pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7. Rerata skor indeks plak menurun pada hari ke-1, 4 dan 7 apabila dibandingkan dengan rata-rata indeks plak pada hari ke-0 untuk kelompok perlakuan, sedangkan untuk kelompok kontrol, rata-rata skor indeks plak terjadi sedikit peningkatan pada hari ke-1, 4 dan 7 apabila dibandingkan dengan rata-rata indeks plak pada hari ke-0.


(16)

Gambar 6. Rerata indeks plak kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari 0, ke-1, ke-4 dan ke-7

Gambar 6 menunjukkan grafik rerata indeks plak pada kelompok perlakuan yang menggunakan susu Probotik dan kelompok kontrol menggunakan susu plasebo pada hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7. Indeks plak awal pada hari ke-0 untuk kelompok perlakuan dan kontrol mempunyai perbedaan sebanyak 0,106. Pada hari ke-1, penurunan nilai indeks plak kelompok perlakuan lebih nyata demikian seterusnya terjadi penurunan pada hari ke-4 dan ke-7, dan sebaliknya terjadi peningkatan pada kelompok kontrol pada hari ke-4 dan ke-7.

0,689 0,711 0,78 0,793 0,583 0,389 0,211 0,131 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

0 1 4 7

In d e k s P la k Hari Series1 Series2 Perlakuan Kontrol


(17)

Tabel 5. Perbandingan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan susu Probiotik pada kelompok perlakuan

Perbandingan Hari Rerata ± SD t Nilai p

Hari ke-0 dan hari ke-1 0,194 ± 0,119 7,307 0,000*

Hari ke-0 dan hari ke-4 0,373 ± 0,167 9,960 0,000*

Hari ke-0 dan hari ke-7 0,453 ± 0,164 12,312 0,000*

Keterangan: SD = standar deviasi, * Uji T Dependent bermakna jika p < 0,05

Tabel 5 memperlihatkan pengaruh susu Probiotik terhadap penurunan indeks plak seiring dengan waktu. Perbandingan rerata semakin meningkat dengan lama pengunaan susu Probiotik. Ini menunjukkan selisih penurunan indeks plak dari hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dengan hari ke-4 dan hari ke-0 dan hari ke-7 di mana secara statistik adanya perbedaan yang bermakna (p< 0,05) berturut-turut.

Tabel 6. Perbandngan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan susu plasebo pada kelompok kontrol

Perbandingan Hari Rerata ± SD t Nilai p

Hari ke-0 dan hari ke-1 -0,022 ± 0,728 -1,348 0,193

Hari ke-0 dan hari ke-4 -0,092 ± 0,130 -3,145 0,005*

Hari ke-0 dan hari ke-7 -0,104 ± 0,143 -3,251 0,004*

Keterangan: SD = standar deviasi, *Uji T Dependent bermakna jika p< 0,05

Tabel 6 menunjukkan rerata indeks plak pada hari ke-1, 4 dan 7 sesudah berkumur dengan plasebo. Pada hari ke-1 dan ke-4 sudah terjadi peningkatan skor indeks plak yang bermakna (p> 0,05). Pada hari ke-0 dan ke-4 dan hari ke-0 dan ke-7, peningkatan indeks plak adalah bermakna (p<0,05). Ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penurunan akumulasi plak pada penggunaan susu plasebo tetapi terdapat pengaruh peningkatan akumulasi plak setelah penggunaan susu plasebo.

Tabel 7. Perbandingan selisih penurunan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan dan kontrol


(18)

Hari Kelompok Rerata ± SD t Nilai p

1 Perlakuan 0,389 ± 0,181 4,888 0.652

Kontrol 0,711 ± 0,231

4 Perlakuan 0,211 ± 0,120 8,593 0,006*

Kontrol 0,780 ± 0,271

7 Perlakuan 0,131 ± 0,087 10,806 0,002*

Kontrol 0,793 ± 0,260

Keterangan: SD = standar deviasi, *Uji T Independent bermakna jika p < 0,05

Dari tabel 7, dapat dilihat bahwa pada hari ke-4 dan 7 sesudah berkumur menunjukkan perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai p < 0,05. Pada hari ke-1 sesudah berkumur dilihat tidak bermakna karena p > 0,05. Dari uji statistik dapat disimpulkan bahwa selisih penurunan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan susu Probiotik pada kelompok perlakuan adalah lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.


(19)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai manfaat berkumur-kumur dengan susu Probiotik dan kemempuannya mengurangi akumulasi plak khususnya plak supragingiva. Dapat disimpulkan bahwa, ada pengaurh berkumur-kumur susu Probiotik terhadap penurunan akumulasi plak khususnya plak supragingiva telah menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p < 0,05) sebelum dan sesudah berkumur dengan susu Probiotik pada hari ke1, 4 dan 7 secara statistic. Dengan ini, hipotesa nol dapat ditolat dan disimpulkan bahwa adanya pengaruh mengonsumsi susu Probiotik terhadap penurunan akumulasi plak.

Dari penelitian Benedict Staab dkk (2009), yang menggunakan susu Probiotik untuk diminum pada kelompok perlakuan. Setelah 8 minggu, indeks plak diukur dan hasilnya menunjukkan bahwa pengkonsumsian susu Probiotik, dapat menurunkan jumlah bakteri aerob positif Gramm secara signifikan (p = 0,014) pada baseline, 30 menit setelah diminum, minggu ke-3 dan minggu ke-7.30 Hasil dari penelitian Benedict Staab dkk mempunyai hubungan dengan hasil dari penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada penurunan akumulasi plak yang signifikan (p<0,001) pada hari ke-1, 4 dan 7 sesudah berkumur dengan susu Probiotik. Dengan ini, susu Probiotik dapat menurunkan akumulasi plak karena pertumbuhan beberapa mikroorganisme plak dental terutama bakteri aerob positif Gramm dapat dihambat. Beberapa bakteri aerob positif Gramm berperan pada tahapan inisiasi pembentukan plak gigi dengan melekat pada permukaan pelikel yang terbentuk.29

Penelitian dari Harini PM dkk yang juga menggunakan obat kumur probiotik dan obat kumur clorhexidin untuk kelompok perlakuan dan mint water sebagai kelompok kontrol. Setelah diberi selama 14 hari dan diperiksa, hasil penelitian Harini PM dkk mengatakan bahwa terdapat peningkatan signifikansi pada rerata indeks plak kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok perlakuan (P <0,001). Akumulasi plak pada obat kumur probiotik lebih sedikit pada hari ke-14 dibandingkan dengan obat kumur Clorhexidin dan mint water. Hal ini sama dengan penelitian ini di mana obat kumur Probiotik mempunyai efek menghambat yang signifikan terhadap akumulasi plak dan inflamasi gingiva.31


(20)

adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara, Medan angkatan 2010 dengan tujuan memudahkan peneliti untuk dapat melakukan pengontrolan meminum minuman probiotik, serta prosedur kontrol plak. Sampel adalah dari umur 21-24 tahun untuk memudahkan peneliti dalam berkomunikasi dengan subjek dan dengan tujuan meminimalisasi perbedaan lingkungan, terutama sumber makanan, pola dan waktu makannya.

Subjek penelitian diinstruksikan untuk minum minuman probiotik 2x sehari, selama 7 hari berturut-turut, dengan lama waktu setiap berkumur yaitu 30 detik (dan diperiksa pada hari ke-1,4 dan 7) yang berbeda dengan penelitian oleh Harini PM, dkk (2010) sebelumnya yaitu meminum minuman probiotik 1x sehari dalam 14 hari (yang diperiksa hari ke-1 dan ke-14 sahaja)31. Tujuan dilakukan perbedaan ini adalah untuk melihat efek probiotik jika diberikan dalam waktu yang lebih singkat sehingga bisa lebih aplikatif pada kehidupan sehari-hari.

Waktu minum yang disarankan pada penelitian ini adalah pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur, setengah jam setelah sikat gigi sama seperti penelitian oleh Whardani FT (2012) dimana tujuan penyeragaman pembatasan waktu ini adalah untuk meminimalisasi perbedaan kondisi ronggga mulut pasien.33 Upaya meminimalisasi perbedaan hasil pengukuran juga dilakukan dengan cara pemeriksaan indeks plak pada jam, tempat, teknik, serta operator yang sama.

Pada penelitian kali ini, metode berkumur dipilih dengan tujuan agar paparan bakteri probiotik terhadap rongga mulut dapat terjadi lebih intens dan lama sehingga bakteri probiotik dapat lebih menempel terhadap permukaan gigi. Cara berkumur adalah dengan memasukkan minuman probiotik ke dalam mulut dan kemudian menggerak-gerakkannya selama 30 detik.

Minuman susu probiotik dipilih dalam penelitian ini karena dari bermacam jenis produk probiotik yang terdapat di pasaran antara lain bentuk minuman, tablet, keju, permen karet dan konsentrat, dikatakan bahwa jenis minuman probiotik merupakan cara paling alami untuk mencerna bakteri probiotik.32 Penelitian ini hanya melihat pengaruh susu Probiotik dari aspek akumulasi plak dengan pengukuran skor indeks plak secara visual.


(21)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Berkumur-kumur dengan susu Probiotik yang mengandung bakteri Lactobacillus Casei

efektif terhadap penurunan akumulasi plak khususnya pada plak supragingiva selama 7 hari bila dibandingkan dengan susu plasebo.

2. Berkumur-kumur dengan susu Probiotik secara statistik mempunyai perbedaan rata-rata

skor indeks plak yang bermakna (p<0,05) pada perbandingan hari ke-0, ke-1, ke,4 dan ke-7 khususnya pada plak supragingiva.

3. Berkumur-kumur susu Probiotik lebih baik dari segi waktu dan paparan dibandingkan

dengan permen karet Probiotik.

6.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya dapat diarahkan untuk melihat apakah ada pengaruh

berkumur-kumur dengan susu Probiotik terhadap akumulasi plak subgingiva.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh Susu Probiotik terhadap

mikroorganisme plak dental secara in vitro dalam hubungan penurunan akumulasi plak.

3. Diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti efek jangka panjang dari

berkumur-kumur susu Probiotik sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaringan Periodontal

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga gigi yang terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.5

Awal terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakteri terbentuk pada permukaan gigi, meluas ke daerah sekitarnya dan masuk ke dalam sulkus gingiva yang nantinya akan merusak gingiva. Plak menghasilkan sejumlah zat yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal. Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang. 5

Gambar 1. Gambaran gingiva yang sehat24


(23)

2.2 Plak Dental 2.2.1 Definisi

Plak adalah lapisan polisakarida dan merupakan deposit lunak yang semi transparan dan melekat kuat pada permukaan gigi dan mengandung bakteri patogenik. Kebanyakan bakteri bertahan hidup dalam komunitas kompleks yang merupakan biofilm. Biofilm adalah suatu kelompok bakteri terorganisir yang melekat pada permukaan dan berada di dalam lapisan ekstraseluler. Semua bakteri ini berevolusi untuk bertahan hidup dalam lingkungan oral seperti permukaan gigi, epitel gingiva, dan rongga mulut. 8 Plak berdasarkan lokasi dibedakan menjadi plak supragingiva dan plak subgingiva, serta terbentuk melalui tiga tahap yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi bakteri, kolonisasi sekunder dan maturasi plak.

2.2.2 Struktur Plak

Struktur biofilm terdiri atas mikrokoloni bakteri, lapisan ekstraseluler, kanal cairan dan sistem komunikasi primitif. Bakteri membentuk suatu kelompok yang berikatan dengan permukaan. Kelompok mikrokoloni yang terbentuk mirip dengan bentuk jamur karena mempunyai dasar yang sempit. Setiap mikrokoloni merupakan kelompok independen yang mengandung ribuan bakteri. Mikrokoloni yang berbeda mengandung kombinasi spesies bakteri yang berbeda. Bakteri yang berada di tengah mikrokoloni dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang anaerob, sedangkan bakteri lain yang berada di tepi kanal cairan dapat bertahan hidup dalam lingkungan aerob.11

Lapisan ekstraseluler mrupakan pembatas protektif yang megelilingi mikrokoloni bakteri. Lapisan lendir tersebut melindungi mikrokoloni dari antibiotik, antimikrobal dan mekanisme pertahanan host. Kanal cairan yang menembus lapisan lendir ekstraseluler berfungsi sebagai nutrisi dan oksigen serta mengatur zat metabolit bakteri dan enzim di dalam struktur biofilm. Setiap mikrokoloni bakteri menggunakan sinyal kimiawi untuk menghasilkan sistem komunikasi primitif yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan mikrokoloni bakteri yang lain.11

2.2.3 Mekanisme Pembentukan Plak

Pembentukan plak dapat dibagi atas tiga tahapan11: a. Perlekatan bakteri pada permukaan


(24)

b. Pembentukan mikrokoloni pada permukaan c. Pembentukan biofilm subgingiva yang matang

Tahap pertama dalam pembentukan plak adalah melekatnya pelikel pada permukaan email. Pelikel berfungsi sebagai lapisan pelindung, pelicin permukaan, mencegah kerusakan jaringan, dan tempat perlekatan bakteri. Pelikel ini terdiri dari glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan terbentuk segera setelah penyikatan gigi. 9 Pada tahap kedua pembentukan plak gigi, terjadi kolonisasi bakteri. Bakteri awal yang melekat dan berkoloni adalah bakteri positif Gramm. Koloni ini bersifat reversibel, yang kemudian akan menjadi irreversibel. 10 Tahap ketiga terjadi pertumbuhan dari koloni bakteri positif Gramm, disertai aggregasi bakteri lain sehingga terjadi kolonisasi sekunder, serta peningkatan jumlah dan spesies bakteri. Dalam tahap ini terjadinya perubahan lingkungan, dari aerob menjadi anaerob yang didominasi oleh bakteri negatif Gramm. Pematangan plak merupakan proses akhir dari plak, yang umumnya terjadi dua hari setelah plak terbentuk. 11

Gambar 3. Deposisi plak pada permukaan gigi26

2.2.4 Hubungan Plak dengan Penyakit Periodontal

Bakteri yang berada pada ekosistem kompleks biofilm harus mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang dalam jaringan periodontal. Mikroorganisme periodontal harus memiliki minimal 3 karakteristik sebagai patogen yaitu kapasitas kolonisasi, kemampuan menghindari mekanisme pertahanan dari host, dan kemampuan untuk memproduksi substansi yang dapat menginisiasi kerusakan jaringan. Plak bakteri mengandung atau memproduksi substansi yang mampu memyebabkan inflamasi. Substansi tersebut mempunyai efek langsung pada vaskular dan lekosit, sehingga terjadi vasodilatasi, peningkatan aliran cairan sulkus gingiva dan migrasi dari netrofil. Pada tahap yang lebih lanjut, antigen bakteri ini dapat mengaktivasi sel


(25)

host seperti monosit, limfosit, dan fibroblas sehingga terjadi perubahan patologis yang konsisten terhadap respon inflamasi kronik.

Pada lesi inisial gingivitis dengan respon inflamasi akut akan mempunyai karakteristik seperti infiltrasi netrofil, perubahan vaskular, perubahan sel epitel dan degradasi kolagen. Perubahan ini terjadi karena kemotaksis netrofil dan vasodilatasi sebagai efek langsung dari produk bakteri, juga termasuk aktivasi sistem pertahanan host seperti komplemen dan kinin.12 Bakteri yang terdapat pada gingivitis yang diinduksi oleh plak (gingivitis kronik) terdiri atas bakteri positif Gramm (56%), negatif Gramm (44%), fakultatif (59%) dan anaerob (41%). Positif Gramm termasuk S. sanguis, S. mitis, S. intermedius, S. oralis, A. viscosus, A. naeslundii, dan

Peptostreptococcus micros. Negatif Gramm termasuk F. nucleatum, P. intermedia, V. parvula, Hemophilus, Capnocytophaga dan Campylobacter spp.13 Periodontitis dapat dibedakan dengan gingivitis secara klinis dengan adanya kehilangan perlekatan jaringan ikat pada gigi dengan peradangan gingiva.12 Pada periodontitis kronik, bakteri yang sering dijumpai adalah P.

gingivalis, B. forsythus, P. intermedia, C. rectus, Eikenella corrodens, F. nucleatum, A. actinomycetemcomitans, P. micros, Treponema dan Eubacterium.13

2.3 Probiotik

Resistensi terhadap antibiotik, dengan munculnya sejumlah strain yang multiresisten semakin menjadi masalah global yang penting. Perkembangan tidak menguntungkan ini memicu para ilmuwan untuk mencari cara lain dalam meneliti penyakit-penyakit yang infeksius. Satu cara yang terlupakan mengenai penggunaan bakteri yang dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan mulai diteliti kembali secara intensif dengan menggunakan desain metode penelitian yang modern. Istilah probiotik, antonim dari istilah antibiotik, adalah substansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme-mikroorganisme yang dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme yang lainnya. (Lily & Stillwell, 1965). Istilah probiotik sebelumnya memiliki beberapa definisi yang pada akhirnya disahkan oleh Food and Agriculture Organization dan World Health

Organization pada tahun 2001, probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang

ketika diberikan dalam jumlah yang tepat, dapat memberikan manfaat bagi kesehatan host.14 Probiotik pertama kali digunakan dalam bidang kedokteran, sebagai terapi atau pencegahan terhadap diare akibat antibiotik, selain itu untuk toleransi tarhadap laktosa,


(26)

antikarsinogenik dan dermatitis atopik. Dalam bidang kedokteran gigi, probiotik telah banyak digunakan sebagai terapi preventif terhadap karies gigi, akumulasi plak, kesehatan gingiva, halitosis dan penyakit periodontal.14

Mikroorganisme yang umum digunakan pada probiotik adalah bakteri asam laktat dan

bifidobacteria. Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang paling banyak

menghasilkan bakteriosin, yaitu senyawa peptida antimikroba yang mempunyai sifat bakterisida atau bakteriostatik melawan spesies lain.15

Tabel 1. Mikroorganisme pada Probiotik16

Lactobacillus spp. Bifidobacterium spp. Lain-lain

L. acidophilus B. bifidum Saccharomyces boulardii L. Casei B. breve Lactococcus lactis subsp.

Cremoris L. delbrueckii subsp.

Bulggaricus

B. infantis Enterococcus faecium L. fermentum B. longum Streptococcus salivarius

subsp. Thermophilus L. gasseri B. lactis S. diaacetylactis L. johnsonii B. adolescentis S. intermedius L. paracasei

L. plantarum L. reuteri L. rhamnosus

2.3.1 Kegunaan Probiotik

Sejumlah peneliti juga mengungkapkan beberapa pengaruh positif bagi kesehatan dari probiotik yaitu meningkatkan ketahanan terhadap penyakit infeksi terutama infeksi usus dan diare, menurunkan tekanan darah/ antihipertensi menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah, mengurangi risiko intoleransi laktosa, mempengaruhi respon imun, memudahkan pencernaan, menurunkan risiko terjadinya tumor dan kanker kolon dan bersifat antimutagenik serta bersifat anti karsinogenik. 17


(27)

Kontrol plak supragingiva secara mekanis seperti penyikatan gigi dan flossing tidak 100% efektif menyingkirkan penumpukan plak. Kontrol plak mekanis tidak memadai untuk menjamin kesehatan jaringan periodontal pada kebanyakan individu.3 Oleh karena itu, diperlukan metode tambahan yaitu kontrol plak secara kimiawi. Metode ini mudah dilakukan dan efektif dalam menghambat pembentukan plak. Namun, metode kimiawi ini hanya merupakan penunjang kontrol plak mekanis karena struktur biofilm terdapat lapisan lendir ekstraseluler yang menghambat penetrasi bahan antimikrobal ke dalam koloni bakteri.

Pertama kali efek probiotik diduga melalui modifikasi genetik sehingga strain bakteri dapat menghasilkan antibodi, enzim, dan sitokin. Saat ini diketahui bahwa mekanisme probiotik adalah melalui produksi senyawa antimikroba, meregulasi respon imun dan menghilangkan adhesi bakteri patogen dan menggantikannya dengan bakteri non-patogen. Probiotik dapat membuat lapisan biofilm dalam rongga mulut, bertindak sebagai lapisan protektif bagi jaringan melawan penyakit gigi dan mulut. 17

Bakteri probiotik dapat mempengaruhi sistem imun, baik lokal maupun humoral. Pada respon imun seluler dikatakan bahwa probiotik meningkatkan proliferasi splenosit sebagai akibat mitogen untuk Sel-T dan sel-B. Lactobacillus BB terutama akan meningkatkan jumlah sel penghasil IgA dan sel penghasil immunoglobin lainnya, serta merangsang pelepasan interferon lokal yang memfasilitasi transport antigen. Probiotik juga berperan terhadap peningkatan produksi sitokin, sebagai contoh strain streptococcus thermophilus akan meningkatkan produksi sitokin TNF dan IL-6 melalui sel makrofag. Strain L.bulgaricus, Bifidobacterium culolescenti dan B.bifidum akan meningkatkan produksi IL-6 melalui sel T-helper. Peran probiotik pada immunitas non-spesifik yaitu adanya kemampuan untuk meningkatkan efek fagositosis terhadap patogen. Peran non-spesifik lainnya yaitu mampu menurunkan reaksi hipersensitifitas. 18

Bakteriosin yang dihasilkan bakteri probiotik merupakan senyawa peptide antimikroba, yaitu senyawa dengan berat molekul rendah baik berupa protein atau peptida pendek yang memiliki aktivitas menghambat atau membunuh antimikroba. Penggunaan senyawa antimikroba dalam pengobatan tidak memberikan efek samping pada sel host, karena bersifat toksistas selektif akibat adanya keseimbangan interaksi elektrostatik dan hidrofobisitas terhadap sel targetnya. Bakteriosin yang dihasilkan akan menetap dalam rongga mulut, dapat beradhesi


(28)

Mekanisme probiotik dalam tubuh secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu normalisasi dari mikroba intestin, modulasi respon imun, dan pengaruh metabolik. Mekanisme-mekanisme ini juga dapat dianalogikan ke dalam rongga mulut. Cara yang pertama adalah probiotik berkompetisi dengan bakteri patogen, mencari tempat perlekatan dan beragregasi. Keadaan ini akan menghambat adhesi bakteri patogen dan menguranginya. Cara yang kedua adalah probiotik berkompetisi dalam nutrisi dan faktor-faktor pertumbuhan dengan bakteri-bakteri patogen, serta memproduksi zat antimikrobial. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan dari bakteri-bakteri patogen dan plak gigi. Cara yang ketiga adalah memperkuat respon imun host, menghambat bakteri patogen memproduksi pro-inflammatory cytokine, serta mengurangi produksi MMP. Hal ini berperan dalam respon imun, baik sistemik maupun lokal sehingga terjadi pengurangan inflamasi dan kerusakan jaringan.14

2.3.3 Tipe-tipe Probiotik

Probiotik digunakan dalam proses pengolahan pangan, misalnya pada pengolahan susu seperti yogurt, keju; dalam fermentasi sayuran seperti sauerkraut, pikel, kecap kedelai, miso; dalam fermentasi ikan seperti kecap ikan dan pasta ikan; dalam pembuatan silase seperti bakteri E. faecium dan E. faecalis; serta dalam pengolahan daging seperti sosis fermentasi dan daging fermentasi.19

Sumber probiotik juga bisa diperoleh dari susu fermentasi (yogurt), keju dan susu sapi, jus, dan susu bubuk bayi. (Jennie, 2007). Probiotik biasa juga dijumpai dalam kemasan tablet, kapsul, atau granula. Produk-produk tersebut memiliki beberapa kebaikan kesehatan, yang meliputi kekebalan terhadap infeksi usus, perbaikan penggunaan laktosa, pencegahan penyakit diare, kanker kolon, hiperkoleseterolemia, penyakit alat pencernaan bagian atas, stabilisasi barier mukosa usus, perbaikan absorpsi kalsium, dan sintesis vitamin, serta pra pencernaan protein.20


(29)

Gambar 5. Produk-produk Probiotik27

2.4 Probiotik dan Kesehatan Rongga Mulut

Syarat yang penting bagi suatu mikroorganisme untuk menjadi probiotik rongga mulut adalah kemampuan untuk melekat dan berkolonisasi pada permukaan di dalam rongga mulut. Sekitar 1% dari mikroflora mulut yang dapat dikultur adalah Lactobacilli. Species Lactobacilli yang paling sering ditemukan pada saliva adalah L. Fermentum, L. Rhamnosus, L. Salivarius, L.

Casei, L.acidophilus dan L.plantarum. Tiga di antaranya adalah strain probiotik yang digunakan

pada produk susu (Yakult, Vitagen, dll.) 21

Probiotik dapat memengaruhi pertumbuhan biofilm dan mikroflora pada rongga mulut. Mekanisme adhesi pada permukaan mulut merupakan hal yang penting yang mendukung aktivitas probiotik. Kemampuan ko-aggregasi dari spesies lactobacilli memungkinkan untuk membentuk barrier yang dapat mencegah kolonisasi bakteri patogen, yang disebabkan oleh produksi lingkungan mikro di sekeliling patogen-patogen tersebut, dan substansi-substansi inhibisi dihasilkan oleh spesies lactobacillus, sehingga terjadi reduksi bakteri kariogenik dan bakteri patogen periodontal.14,21 Lactobacillus juga berperan terhadap fungsi epitel barrier dan memodulasi respon imun sehingga dapat meningkatkan resistensi rongga mulut terhadap terjadinya infeksi. 14


(30)

Gambar 6. Species Lactobacilli

2.5 Probiotik dan Penyakit Periodontal

Efek periodontal dalam meningkatkan kesehatan telah diteliti secara luas hingga saat ini. Penelitian dilakukan terutama pada bagian saluran gastrointestinal. Walau demikian, pada beberapa tahun yang lalu, probiotik juga pernah diteliti dalam hubungannya dengan kesehatan mulut. Pada bidang Periodonsia, Lactobacilli dilaporkan bisa menghambat pertumbuhan

P.gingivalis dan Prevotella intermedia masing-masing sebesar 82% dan 65%.21 Pengunaan permen karet probiotik selama 14 hari, pada penderita gingivitis sedang sampai berat terbukti berkurang secara signifikan.22 Penelitian lain menyatakan bahwa bakteri probiotik S.salivarius dapat menghasilkan sangat sedikit komponen sulfur volatil yang merupakan penyebab dari halitosis. Penelitian terbaru adalah pemberian probiotik dapat menurunkan jumlah Candida dalam mulut pada orang yang berusia lanjut.21

2.6 Indeks Plak 2.6.1 Loe and Silness

Indeks plak ini diperkenalkan oleh Silness-Loe pada tahun 1964. Indeks ini mengukur plak berdasarkan pada ketebalan penumpukan plak pada margin servikal gigi di sisi distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral. 23

Kriteria pemberian skor23: 0 = Tidak ada plak

1 = Ada plak tipis disekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi


(31)

2 = Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas yang terlihat dengan mata

3 = Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas, tumpukan itu sudah dapat dilihat dari jauh

Perhitungan skor populasi = Jumlah subjek yang diperiksa Jumlah skor individual

Perhitungan skor individual = Jumlah skor gigi yang diperiksa


(32)

2.7 Kerangka Teori

Probiotik

Antagonis dengan patogen

Beragregasi dengan bakteri rongga mulut

Interaksi dengan epitel rongga mulut

Modulasi komposisi biofilm

Reduksi

mikroorganisme plak dental

Memperkuat fungsi epitel barrier

Modulasi respon imun

Meningkat resistensi terhadap infeksi rongga mulut

Menghambat pertumbuhan dari plak gigi


(33)

2.8 Kerangka Konsep

Variabel terikat:

Indeks plak Loe and Silness

Variabel terkendali:

a. Volume susu Probiotik dan susu Plasebo yang dikumur

b. Lama berkumur

c. Frekuensi penggunaan susu Probiotik dan susu Plasebo d. Waktu dan frekuensi menyikat

gigi

e. Jenis sikat gigi dan pasta gigi

Variabel tidak terkendali:

a. Cara berkumur susu Probiotik dan susu Plasebo

b. Diet

c. Teknik menyikat gigi Variabel bebas:

Susu Probiotik Susu Plasebo


(34)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Dalam satu penelitian terbaru, probiotik telah mulai dilihat sebagai cara untuk mengurangi penyakit mulut, peradangan kronis, dan pemindahan bakteri patogen melalui adhesi bakteri, serta kekhawatiran tentang resistensi anti-mikroba yang disebabkan oleh antibiotik. Oleh karena itu, beberapa percobaan kontrol secara random telah dilakukan untuk menguji efek probiotik pada kesehatan oral.1

Akumulasi plak dental merupakan etiologi utama terjadinya gingivitis. Etiologi lainya adalah disebabkan oleh kalkulus dan debris, faktor sistemik, obat-obatan dan kekurangan gizi. Gingivitis yang diinduksi oleh plak dental dan tidak dirawat sering akan berkembang menjadi periodontitis. Perawatan periodontal yang berhasil dalam jangka waktu panjang sangat tergantung pada usaha kontrol plak yang berkesan agar dapat mempertahankan kadar plak yang kompatibel dengan kesehatan gingiva.1

Salah satu bahan yang digunakan dalam diet dan berguna bagi kesehatan gigi dan mulut adalah probiotik. Istilah “Probiotik” berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘for life’. Probiotik adalah mikroorganisme hidup (dalam banyak kasus, bakteri) yang ditemukan mirip seperti mikroorganisme menguntungkan yang terdapat pada usus manusia. Bakteri tersebut juga disebut

“friendly bacteria” atau “good bacteria”. Probiotik tersedia untuk konsumen, terutama dalam

bentuk makanan dan suplemen diet.2 Bakteri probitotik dapat bertindak melalui beberapa cara, yaitu mencegah adhesi dan invasi bakteri patogen, bersaing dengan mikroba oral, memproduksi substansi antimikroba dan memodulasi respon imun.3

Hasil penelitian pakar bakteri, Elie Metchnikoff pada tahun 1907 (Staufenbiel, 2007), rakyat Bulgaria hidup lebih lama dibandingkan dengan individu lain karena sering mengkonsumsi produk susu fermentasi yang mengandung bakteri hidup yaitu Lactobacillus

Bulgaricus. Konsumsi probiotik secara regular dapat menurunkan jumlah kariogenik


(35)

dkk, 2009). Beberapa peneliti juga menunjukkan bahwa strain probiotik Lactobacillus mengurangi inflamasi gingiva dan memperbaiki kesehatan periodontal.3

Lactobacilli mempunyai prevalensi yang tertinggi dalam rongga mulut yang sihat dibandingkan dengan pasien dengan periodontitis kronis. (Kholl-Klais dkk, 2005). Signifikansi penurunan indeks gingiva terjadi apabila sering mengunyah permen karet yang mengandung probiotik sekaligus membuat kesimpulan bahwa probiotik adalah efektif untuk mengurangi gingivitis dan perlekatan plak. (Krasse dkk, 2001). Selain itu, pada penelitian epidemiologi telah membuktikan bahwa orang yang sering mengonsumsi yoghurt yang mengandung probiotik menunjukkan berkurangnya kedalaman poket akibat menurunnya kehilangan perlekatan gingiva.(Shimazaki dkk, 2004).4

Prevalensi terjadinya gingivitis pada populasi barat adalah kurang lebih 75%. (Eberhard dkk, 2005). Gambaran klinis penyakit periodontal adalah gingiva berwarna merah, oedem, gusi lunak yang kadang-kadang sakit apabila disentuh, dan perdarahan waktu diprobing.3 Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa prevalensi terjadinya penyakit periodontal cukup tinggi terjadi pada masyarakat dan hal ini berkaitan dengan kondisi nutrisi khususnya pengonsumsian susu probiotik. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Susu Probiotik pada Akumulasi Plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2010 di Universitas Sumatera Utara Medan, di Instalasi Periodonsia FKG USU.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh susu probiotik terhadap penurunan akumulasi plak?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk :

Untuk menganalisis pengonsumsian susu probiotik dapat mempengaruhi kadar akumulasi plak.


(36)

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh meminum susu probiotik terhadap akumulasi plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2010, Universitas Sumatera Utara.

1.5 Manfaat penelitian

1. Bagi instansi terkait

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang susu Probiotik dan implikasi atau efeknya terhadap kondisi periodontal.

2. Bagi peneliti

Memberi pengalaman langsung dalam melakukan penelitian sekaligus menambah pengetahuan dan informasi tentang adanya hubungan antara susu probiotik terhadap akumulasi plak.

3. Bagi mahasiswa

Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut tentang probiotik dan pengaruhnya terhadap rongga mulut.


(37)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2014

Izza Aleena

Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Angkatan 2010

x + 33 Halaman

Probiotik telah mulai dilihat sebagai cara untuk mengurangi penyakit mulut, peradangan kronis,

dan pemindahan bakteri patogen melalui adhesi bakteri, serta kekhawatiran tentang resistensi

anti-mikroba yang disebabkan oleh antibiotik. Oleh karena itu, beberapa percobaan kontrol

secara random telah dilakukan untuk menguji efek probiotik pada kesehatan oral yang diawali

dengan pengaruhnya terhadap akumulasi plak supragingiva. Bakteri probitotik dapat bertindak

melalui beberapa cara, yaitu mencegah adhesi dan invasi bakteri patogen, bersaing dengan

mikroba oral, memproduksi substansi antimikroba dan memodulasi respon imun. Penelitian

bertujuan untuk menganalisis pengonsumsian susu probiotik dapat mempengaruhi kadar

akumulasi plak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest control

group design. Empat puluh subjek penelitian yang merupakan mahasiswa dari FKG USU

angkatan 2010 telah dipilih sesuai berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan dibagi menjadi

dua kelompok secara acak. Kelompok perlakuan diberi susu Probiotik dan kelompok kontrol


(38)

setelah sikat gigi pagi dan malam hari. Pemeriksaan indeks plak Loe and Silness dilakukan pada

hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7. Analisis data dilakukan dengan uji T berpasangan untuk melihat

perbandingan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur, sedangkan uji T tidak

berpasangan digunakan untuk melihat perbandingan selisih penurunan indeks plak antara

kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kelompok perlakuan terjadi

penurunan skor indeks plak yang bermakna (p < 0,05) pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7.

Kesimpulannya, susu Probiotik mempunyai pengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama

7 hari. Namun, penelitian selanjutnya diharapkan dapat diteliti efek jangka panjang dari

berkumur-kumur susu Probiotik sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai

penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.


(39)

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology

Year 2014

Izza Aleena

The Effect of Probiotic Milk Drink Towards Plaque Accumulation at USU’s Dental Students of

Batch 2010

x + 33 pages

Probiotics have begun to be seen as a way to reduce oral disease, chronic inflammation, and the

transfer of pathogenic bacteria through bacterial adhesion, as well as concerns about

anti-microbial resistance caused by antibiotics. Therefore, some random control experiment was

performed to test the effect of probiotics on oral health which begins with the effect of Probiotic

towards supragingival plaque accumulation. Probiotic bacteria can act in several ways, namely

preventing the adhesion and invasion of pathogenic bacteria, competing with oral microbes,

producing antimicrobial substance and modulate the immune response. The study aims to

analyze the effect of Probiotic milk drink towards plaque accumulation. The design of this

research is pre-posttest control group design. Forty subjects from USU’s Dental Faculty batch

2010 was according the inclusion and exclusion criteria and were divided into two groups

randomly. Experimental groups were given probiotic milk drink and the control group was given

placebo milk drink. The subjects are instructed to drink twice a day in seven days after the


(40)

on day 0, day 1, day 4 and day 7. The data was analyzed by using unpaired t test for the

comparison of the decrease in the plaque accumulation before and after drinking, while the

non-paired t test was used to see the decrease in the difference between the experimental group and

the control group. The results showed that the experimental group shows a significant decrease

in the mean plaque index score (p <0.05) on day 1,4 and 7. In conclusion, Probiotic milk drink

have an influence on the accumulation of plaque reduction in 7 days. However, further studies

are expected to be scrutinized by relating the long-term effects of drinking Probiotic milk drink

that can later be developed to improve oral health.


(41)

PENGARUH SUSU PROBIOTIK TERHADAP AKUMULASI

PLAK PADA MAHASISWA FAKULTAS

KEDOKTERAN GIGI

ANGKATAN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

OLEH:

IZZA ALEENA

NIM. 100600208

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(42)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

Di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 28 Februari 2014

Pembimbing: Tanda Tangan

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ...


(43)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 28 Februari 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Irmansyah Rangkut i, drg., Ph.D ...

ANGGOTA : 1. Krisna Murthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ...

2. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp. Perio ...

Mengetahui, KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D. ...


(44)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Hipotesis Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Periodontal ... 4

2.2 Plak Dental ... 5

2.2.1 Definisi ... 5

2.2.2 Struktur Plak ... 5

2.2.3 Mekanisme Pembentukan Plak ... 6

2.2.4 Hubungan Plak dengan Penyakit Periodontal ... 6

2.3 Probiotik ... 7

2.3.1 Kegunaan Probiotik ... 9

2.3.2 Meknisme Kerja Probiotik sebagai Agen Kontrol Plak ... 9

2.2.3 Tipe-tipe Probiotik ... 11

2.4 Probiotik dan Kesehatan Rongga Mulut ... 11

2.5 Probiotik dan Penyakit Periodontal ... 12

2.6 Indeks Plak ... 13

2.7 Kerangka Teori ... 14


(45)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 17

3.2 Rancangan Penelitian ... 17

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

3.4 Populasi dan Sampel ... 18

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 19

3.6 Variabel Penelitian ... 19

3.7 Definisi Operasional ... 20

3.8 Alat dan Bahan Penelitian ... 21

3.9 Cara Kerja ... 21

3.9.1 Alur Tata Laksana Penelitian ... 21

3.9.2 Cara Penelitian ... 22

4.0 Pengolahan dan Analisis Data ... 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 23

BAB 5 PEMBAHASAN ... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(46)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Mikroorganisme pada Probiotik 8

2 Definisi Operasional untuk variabel bebas, terikat dan terkendali 20

3 Data demografis subjek penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin dan 23

frekuensi menyikat gigi

4 Distribusi nilai rerata skor indeks plak subjek penelitian pada kelompok 24

perlakuan dan kontrol pada hari ke-0,1, 4 dan 7.

5 Distribusi perbandingan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah 26

penggunaan susu Probiotik pada kelompok perlakuan

6 Distribusi rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan susu 26

placebo pada kelompok kontrol

7 Distribusi selisih penurunan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah pada 27 kelompok perlakuan dan kontrol


(47)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Gambaran Gingiva yang Sehat 4

2 Gambaran Gingiva yang Terinflamasi 4

3 Deposisi Plak pada Permukaan Gigi 6

4 Produk-produk Probiotik 11

5 Spesies Lactobacilli 12

6 Rerata indeks plak pada kelompok perlakuan dan kontrol pada hari ke-0, 1 25


(48)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Surat Keterangan Perbaikan Hasil Seminar Proposal

2 Surat Penelitian Mahasiswa

3 Surat Komisi Etik

4 Surat Pernyataan Bersedia Membantu Penelitian

5 Data Penelitian Subjek

6 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

7 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

8 Kuesioner Penelitian

9 Lembar Hasil Pemeriksaan

10 Data Hasil Pemeriksaan Klinis

11 Hasil Uji SPSS

12 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi

13 Jadwal Pertemuan Penulisan Skripsi


(49)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2014

Izza Aleena

Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi

Angkatan 2010

x + 33 Halaman

Probiotik telah mulai dilihat sebagai cara untuk mengurangi penyakit mulut, peradangan kronis,

dan pemindahan bakteri patogen melalui adhesi bakteri, serta kekhawatiran tentang resistensi

anti-mikroba yang disebabkan oleh antibiotik. Oleh karena itu, beberapa percobaan kontrol

secara random telah dilakukan untuk menguji efek probiotik pada kesehatan oral yang diawali

dengan pengaruhnya terhadap akumulasi plak supragingiva. Bakteri probitotik dapat bertindak

melalui beberapa cara, yaitu mencegah adhesi dan invasi bakteri patogen, bersaing dengan

mikroba oral, memproduksi substansi antimikroba dan memodulasi respon imun. Penelitian

bertujuan untuk menganalisis pengonsumsian susu probiotik dapat mempengaruhi kadar

akumulasi plak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest control

group design. Empat puluh subjek penelitian yang merupakan mahasiswa dari FKG USU

angkatan 2010 telah dipilih sesuai berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan dibagi menjadi

dua kelompok secara acak. Kelompok perlakuan diberi susu Probiotik dan kelompok kontrol


(50)

setelah sikat gigi pagi dan malam hari. Pemeriksaan indeks plak Loe and Silness dilakukan pada

hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7. Analisis data dilakukan dengan uji T berpasangan untuk melihat

perbandingan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur, sedangkan uji T tidak

berpasangan digunakan untuk melihat perbandingan selisih penurunan indeks plak antara

kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kelompok perlakuan terjadi

penurunan skor indeks plak yang bermakna (p < 0,05) pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7.

Kesimpulannya, susu Probiotik mempunyai pengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama

7 hari. Namun, penelitian selanjutnya diharapkan dapat diteliti efek jangka panjang dari

berkumur-kumur susu Probiotik sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai

penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.


(51)

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology

Year 2014

Izza Aleena

The Effect of Probiotic Milk Drink Towards Plaque Accumulation at USU’s Dental Students of

Batch 2010

x + 33 pages

Probiotics have begun to be seen as a way to reduce oral disease, chronic inflammation, and the

transfer of pathogenic bacteria through bacterial adhesion, as well as concerns about

anti-microbial resistance caused by antibiotics. Therefore, some random control experiment was

performed to test the effect of probiotics on oral health which begins with the effect of Probiotic

towards supragingival plaque accumulation. Probiotic bacteria can act in several ways, namely

preventing the adhesion and invasion of pathogenic bacteria, competing with oral microbes,

producing antimicrobial substance and modulate the immune response. The study aims to

analyze the effect of Probiotic milk drink towards plaque accumulation. The design of this

research is pre-posttest control group design. Forty subjects from USU’s Dental Faculty batch

2010 was according the inclusion and exclusion criteria and were divided into two groups

randomly. Experimental groups were given probiotic milk drink and the control group was given

placebo milk drink. The subjects are instructed to drink twice a day in seven days after the


(52)

on day 0, day 1, day 4 and day 7. The data was analyzed by using unpaired t test for the

comparison of the decrease in the plaque accumulation before and after drinking, while the

non-paired t test was used to see the decrease in the difference between the experimental group and

the control group. The results showed that the experimental group shows a significant decrease

in the mean plaque index score (p <0.05) on day 1,4 and 7. In conclusion, Probiotic milk drink

have an influence on the accumulation of plaque reduction in 7 days. However, further studies

are expected to be scrutinized by relating the long-term effects of drinking Probiotic milk drink

that can later be developed to improve oral health.


(53)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Angkatan 2010”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala keikhlasan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku dosen pembimbing dan ketua Department Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Mohamed Nor Azizi dan Ibu Dayang Azra, kepada yang tersayang, Muhammad Aqif serta keluarga penulis yang memberi perhatian, doa, kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Nazruddin drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Seluruh staf pengajar di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak masukan, saran dan tunjuk ajar kepada penulis selama melakukan penelitian.

3. Seluruh staf pengajar dan pengawai di Fakultas Kedokteran Gigi USU yang telah

mendidik dan membimbing penulis selama menuntut ilmu.

4. Subjek-subjek penelitian angkatan 2010 yang turut berpartisipasi dalam penelitian yang berlangsung selama seminggu, dan turut kooperatif dalam instruksi untuk berkumur susu Probiotik dan pemeriksaan indeks plak setiap hari ke-1, 4 dan 7 selama penelitian.

5. Abang dan Kakak senior yang sedang koass di Fakultas Kedokteran Gigi seperti Kak

Cindy How Pui Yuen dan Kak Selly Rahmadhani Lubis karena telah banyak membantu selama proses pembuatan skripsi dan kepada senior yang koass di Departement Periodonsia khususnya yang turut ikhlas membantu dalam pemeriksaan plak


(54)

subjek-subjek penelitan selama seminggu seperti Abang Fazirul Fazri, Kak Adila, Kak Aisyah dan Kak Vidya.

6. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia yaitu Shelly, Brian, Arisma,

Gebby, Nazim, Widi, Shinta, Afiqah dan seluruh teman seangkatan yang telah banyak berikan inspirasi, motivasi, dan semangat untuk selesaikan penelitian ini.

7. Sahabat-sahabat terbaik penulis seperti Siti Filzah, Nor Shafarah, Amalina, Amirah, Alfina, Syakir, Khairunisa, Muhd Fauzan dan ramai lagi yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan yang dihulurkan, motivasi, dukungan dan semangat selama empat tahun menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyedari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis menharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi pada masa akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memohon maaf sekiranya terdapat kesalahan selama melakukan penelitian ini. Semua saran akan dijadikan masukan yang sangat berharga bagi meningkatkan lagi kualitas skripsi ini. Harapan penulis adalah semoga penulisan skripsi ini diridhoi Allah SWT dan dapat memberikan sumbangan ilmu yang lebih berguna bagi fakultas dan masyarakat umumnya.

Medan, Febuari 2014 Penulis,

Izza Aleena NIM: 100600208


(1)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2014

Izza Aleena

Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Angkatan 2010

x + 33 Halaman

Probiotik telah mulai dilihat sebagai cara untuk mengurangi penyakit mulut, peradangan kronis, dan pemindahan bakteri patogen melalui adhesi bakteri, serta kekhawatiran tentang resistensi anti-mikroba yang disebabkan oleh antibiotik. Oleh karena itu, beberapa percobaan kontrol secara random telah dilakukan untuk menguji efek probiotik pada kesehatan oral yang diawali dengan pengaruhnya terhadap akumulasi plak supragingiva. Bakteri probitotik dapat bertindak melalui beberapa cara, yaitu mencegah adhesi dan invasi bakteri patogen, bersaing dengan mikroba oral, memproduksi substansi antimikroba dan memodulasi respon imun. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengonsumsian susu probiotik dapat mempengaruhi kadar akumulasi plak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest control

group design. Empat puluh subjek penelitian yang merupakan mahasiswa dari FKG USU

angkatan 2010 telah dipilih sesuai berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Kelompok perlakuan diberi susu Probiotik dan kelompok kontrol diberi susu Plasebo. Subjek diinstruksikan untuk berkumur dua kali sehari dalam tujuh hari


(2)

setelah sikat gigi pagi dan malam hari. Pemeriksaan indeks plak Loe and Silness dilakukan pada hari ke-0, ke-1, ke-4 dan ke-7. Analisis data dilakukan dengan uji T berpasangan untuk melihat perbandingan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur, sedangkan uji T tidak berpasangan digunakan untuk melihat perbandingan selisih penurunan indeks plak antara kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kelompok perlakuan terjadi penurunan skor indeks plak yang bermakna (p < 0,05) pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7. Kesimpulannya, susu Probiotik mempunyai pengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari. Namun, penelitian selanjutnya diharapkan dapat diteliti efek jangka panjang dari berkumur-kumur susu Probiotik sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.


(3)

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology

Year 2014

Izza Aleena

The Effect of Probiotic Milk Drink Towards Plaque Accumulation at USU’s Dental Students of Batch 2010

x + 33 pages

Probiotics have begun to be seen as a way to reduce oral disease, chronic inflammation, and the transfer of pathogenic bacteria through bacterial adhesion, as well as concerns about anti-microbial resistance caused by antibiotics. Therefore, some random control experiment was performed to test the effect of probiotics on oral health which begins with the effect of Probiotic towards supragingival plaque accumulation. Probiotic bacteria can act in several ways, namely preventing the adhesion and invasion of pathogenic bacteria, competing with oral microbes, producing antimicrobial substance and modulate the immune response. The study aims to analyze the effect of Probiotic milk drink towards plaque accumulation. The design of this research is pre-posttest control group design. Forty subjects from USU’s Dental Faculty batch 2010 was according the inclusion and exclusion criteria and were divided into two groups randomly. Experimental groups were given probiotic milk drink and the control group was given placebo milk drink. The subjects are instructed to drink twice a day in seven days after the brushing their teeth every morning and night. Loe and Silness Plaque Index (PI) were recorded


(4)

on day 0, day 1, day 4 and day 7. The data was analyzed by using unpaired t test for the comparison of the decrease in the plaque accumulation before and after drinking, while the non-paired t test was used to see the decrease in the difference between the experimental group and the control group. The results showed that the experimental group shows a significant decrease in the mean plaque index score (p <0.05) on day 1,4 and 7. In conclusion, Probiotic milk drink have an influence on the accumulation of plaque reduction in 7 days. However, further studies are expected to be scrutinized by relating the long-term effects of drinking Probiotic milk drink that can later be developed to improve oral health.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Angkatan 2010”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala keikhlasan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku dosen pembimbing dan ketua Department Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Mohamed Nor Azizi dan Ibu Dayang Azra, kepada yang tersayang, Muhammad Aqif serta keluarga penulis yang memberi perhatian, doa, kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Nazruddin drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Seluruh staf pengajar di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak masukan, saran dan tunjuk ajar kepada penulis selama melakukan penelitian.

3. Seluruh staf pengajar dan pengawai di Fakultas Kedokteran Gigi USU yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menuntut ilmu.

4. Subjek-subjek penelitian angkatan 2010 yang turut berpartisipasi dalam penelitian yang berlangsung selama seminggu, dan turut kooperatif dalam instruksi untuk berkumur susu Probiotik dan pemeriksaan indeks plak setiap hari ke-1, 4 dan 7 selama penelitian.

5. Abang dan Kakak senior yang sedang koass di Fakultas Kedokteran Gigi seperti Kak Cindy How Pui Yuen dan Kak Selly Rahmadhani Lubis karena telah banyak membantu selama proses pembuatan skripsi dan kepada senior yang koass di Departement Periodonsia khususnya yang turut ikhlas membantu dalam pemeriksaan plak


(6)

subjek penelitan selama seminggu seperti Abang Fazirul Fazri, Kak Adila, Kak Aisyah dan Kak Vidya.

6. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia yaitu Shelly, Brian, Arisma, Gebby, Nazim, Widi, Shinta, Afiqah dan seluruh teman seangkatan yang telah banyak berikan inspirasi, motivasi, dan semangat untuk selesaikan penelitian ini.

7. Sahabat-sahabat terbaik penulis seperti Siti Filzah, Nor Shafarah, Amalina, Amirah, Alfina, Syakir, Khairunisa, Muhd Fauzan dan ramai lagi yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan yang dihulurkan, motivasi, dukungan dan semangat selama empat tahun menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyedari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan penulis menharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi pada masa akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memohon maaf sekiranya terdapat kesalahan selama melakukan penelitian ini. Semua saran akan dijadikan masukan yang sangat berharga bagi meningkatkan lagi kualitas skripsi ini. Harapan penulis adalah semoga penulisan skripsi ini diridhoi Allah SWT dan dapat memberikan sumbangan ilmu yang lebih berguna bagi fakultas dan masyarakat umumnya.

Medan, Febuari 2014 Penulis,

Izza Aleena NIM: 100600208


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Stroberi (Fragaria Ananassa) 5% sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2010

2 45 67

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 4 52

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 2

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 1 2

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 11

Pengaruh Berkumur Dengan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2014

0 0 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Periodontal - Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Angkatan 2010

0 0 12

Pengaruh Susu Probiotik Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Angkatan 2010

0 0 14

Pengaruh Ekstrak Stroberi (Fragaria Ananassa) 5% sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2010

0 1 20

Pengaruh Ekstrak Stroberi (Fragaria Ananassa) 5% sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Angkatan 2010

0 4 12