tanggung jawab konsumen atas pembiayaan secara Avalist dipegang sepenuhnya oleh dealer. Selain itu, pembayaran angsurannya pun dilakukan dengan
mentransferkan ke rekening perusahaan di Bank BNI 46. Sehingga Surat Kuasa Jaminan Fidusia ini dapat membantu perusahaan dalam menjamin bahwa dealer
akan membayar angsurannya dan bertanggung jawab atas konsumen.
2. Prosedur Penagihan Piutang
Berdasarkan uraian pada Bab II, prosedur penerimaan kas yang terdiri dari Fungsi Kas, Fungsi Akuntansi, dan Fungsi Penagihan harus dipisahkan. Fungsi
Akuntansi harus terpisah dari Fungsi Kas. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya penggunaan catatan akuntansi untuk
menutupi kecurangan yang dilakukan oleh Fungsi Kas atau Kasir. Begitu juga dengan Fungsi Akuntansi yang harus dipisahkan dengan Fungsi Penagihan, yang
tujuannya untuk menghindari kemungkinan terjadinya penggunaan catatan akuntansi untuk menutupi penyelewengan uang tagihan piutang yang dilakukan
oleh Fungsi Penagihan. PT Swadharma Indotama Finance SIF Cabang Medan menerapkan
pemisahan tugas antara Fungsi Akuntansi dengan Fungsi Kas dan Fungsi Penagihan. Fungsi Akuntansi dilakukan oleh Pelaksanaan Administrasi Piutang
yang bertugas untuk menginput data piutang baik mengenai munculnya piutang baru maupun peng-kredit-an atas piutang yang sudah tertagih. Fungsi Penagihan
dilakukan oleh Kolektor yang bernaung di bawah Koordinator Kolektor yang terus mamantau kinerja setiap Kolektor. Sedangkan Fungsi Kas dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Bagian Keuangan yaitu Kasir yang bertugas untuk menerima uang dari tagihan piutang. Namun, Kasir tidak dibenarkan mencatat transaksi penerimaan maupun
pengeluaran kas. Pencatatan penerimaan maupun pengeluaran kas akan dilaksanakan oleh Pelaksanaan Administrasi Keuangan. Dengan adanya
pemisahan tugas yang memadai pada PT Swadharma Indotama Finance SIF Cabang Medan atas transaksi penagihan piutang secara otomatis pengawasan
intern terhadap piutang sudah berjalan. Fungsi Penagihan dalam hal ini Kolektor hanya menagih piutang yang
sudah jatuh tempo saja berdasarkan daftar bukti tunggakan piutang yang dibuat oleh Pelaksanaan Administrasi Piutang. Dengan demikian Kolektor tidak
mungkin untuk melakukan penagihan piutang kepada konsumen dan kemudian menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Kalau pun terjadi, terdapat Kolektor
yang menggelapkan uang hasil tagihan piutang konsumen, maka perusahaan akan dapat mengetahuinya. Sebab, pada PT Swadharma Indotama Finance SIF
Cabang Medan setiap piutang yang menunggak selama 1-2 bulan akan diberi Surat Pemberitahuan SP 1 dan 2 yang menyatakan bahwa konsumen yang
bersangkutan sudah menuggak pembayaran angsurannya. Apabila konsumen menrima SP 1 ataupun SP 2 sementara ia telah membayarnya, konsumen dapat
komplain kepada perusahaan dengan menunjukkan Tanda Terima Sementara TTS sebagai bukti bahwa ia telah melakukan pembayaran angsurannya. Dari
TTS tersebut dapat dilihat nomor urut yang tercantum di dalamnya, kemudian Koordinator Kolektor memeriksa TTS dengan nomor urut tersebut dipegang oleh
Kolektor siapa. Karena pada saat pembagian TTS kepada Kolektor, Kolektor
Universitas Sumatera Utara
harus menginformasikan nomor urut TTS yang dipegangnya. Sehingga memudahkan Koordinator Kolektor untuk memeriksa siapa pemegang TTS nomor
urut tersebut. Setelah mengetahui Kolektor yang melakukan penyelewengan tersebut, kemudian Koordinator Kolektor melaporkan hal ini kepada Pimpinan.
Pada PT Swadharma Indotama Finance SIF Cabang Medan setiap karyawan yang melakukan penyelewengan terhadap uang akan langsung di pecat tanpa ada
Surat Pemberitahuan SP sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa PT Swadharma Indotama Finance SIF Cabang Medan telah menjalankan sistem pengawasan
yang baik terhadap piutangnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah berbagai hal yang menyangkut pengawasan intern piutang pada PT Swadharma Indotama Finance SIF Cabang Medan dibahas, maka pada bab ini
akan dikemukakan beberapa kesimpulan serta saran-saran yang dianggap tepat bagi perusahaan.
A. Kesimpulan